Ekonomi

Efek Domino Resesi, Begini Cara Menghadapinya

efek domino resesi ekonomi

Ajaib.co.id – Indonesia resmi masuk ke jurang resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19 sejak awal November lalu. Efek domino resesi ekonomi mencakup multisektoral, seperti sektor kesehatan, sosial, ekonomi, dan keuangan.

Efek domino resesi ekonomi pun luar biasa. Aktivitas di sektor ekonomi, misalnya ekspor dan impor, berkurang drastis seiring diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa wilayah di Indonesia.

Investasi pun mengalami penurunan. Saat investasi turun, maka tingkat produksi atas produk dan komoditas sulit untuk naik. Sebaliknya, penurunan lebih mungkin terjadi. Jika produksi menurun, pendapatan korporasi pun ikut tergerus. Korporasi akan berupaya menekan penurunan pendapatan, misalnya melalui efisiensi tenaga kerja. Lebih spesifik, efisiensi tenaga kerja ini bisa berupa pengurangan jam kerja, penghapusan bonus atau tunjangan tertentu hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).

Intinya, masyarakat bisa kehilangan pendapatannya. Masyarakat yang kehilangan pendapatan akan berupaya menekan pengeluaran sehari-harinya. Caranya, misalnya, tidak membelanjakan uangnya untuk kebutuhan yang tak terlalu penting atau mencari subtitusi produk yang harganya lebih terjangkau.

Resesi ekonomi juga bisa mempengaruhi instrumen investasi yang dilakukan masyarakat. Salah satunya di pasar keuangan. Hal ini disebabkan menurunnya nilai suatu portofolio atau aset, seperti saham. Belum lagi adanya potensi meningkatnya suku bunga. Bank Indonesia bisa saja akan menarik rupiah bila tingkat suku bunga tinggi. Hal ini mengakibatkan inflasi yang meningkat pula. Pendeknya, jika tidak segera diatasi, resesi akan berlangsung dalam jangka waktu lama sehingga menjadi depresi ekonomi.

Lantas, bagaimana kamu menghadapi resesi ekonomi tersebut?

Hindari kepanikan

Langkah pertama yang perlu kamu lakukan di masa resesi ekonomi adalah jangan panik. Bila kamu panik, maka kondisi bisa bertambah buruk, tidak hanya bagi kamu, namun juga orang di sekitar. Efek domino resesi pun bisa cepat tersebar luas.

Maka, jangan terbawa arus apa yang dilakukan oleh orang lain, seperti menarik dana di bank. Ingat, satu hal yang pasti, dana nasabah di bank itu dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Jadi, apapun yang terjadi di bank, LPS akan menanggung dana nasabah. Selain itu, Pemerintah juga sudah menyiapkan dan menyalurkan sejumlah stimulus bantuan kepada masyarakat. 

Atur lebih cermat keuangan

Mengencangkan ikat pinggang adalah langkah bijak di saat resesi ekonomi seperti sekarang demi menghindari efek domino ekonomi. Mulailah belajar hidup hemat. Hidup hemat bukanlah suatu hal yang perlu ditakutkan. Kebahagiaan tidak bisa diukur hanya dari materi, bukan? Dengan kata lain, kamu tidak bisa lagi membeli kebahagiaan.

Aturlah pendapatan dan pengeluaran lebih detil. Jangan terlalu tergantung dari pendapatan utama. Kamu tidak akan tahu apa yang terjadi ke depannya. Maka, carilah pendapatan tambahan. Memang, tidaklah mudah mencari pendapatan tambahan di tengah pandemi Covid-19 yang menekan perekonomian. Tapi, hal ini bukan berarti tidak ada peluang sama sekali.

Untuk pengeluaran, prioritaskan kebutuhan dibandingkan keinginan. Lihat kembali daftar kebutuhan kamu. Coretlah atau ganti kebiasaan kamu dalam memenuhi berbagai kebutuhan, misalnya memasak makanan sendiri dari sebelumnya membeli di restoran. Pemakaian listrik yang ditekan juga bisa membantu kamu menghindari efek domino.

Kumpulkan lebih banyak dana darurat

Kebutuhan kamu yang telah dicoret dari daftar bisa kamu alokasikan untuk pos dana darurat. Dengan begitu, nilai dana darurat kamu akan bertambah besar. Dana darurat akan sangat membantu dalam menghadapi situasi sulit seperti efek domino, misalnya pemotongan gaji atau menurunnya pendapatan usaha. Walaupun tidak ada persentase atau hitungan pasti yang menentukan besarnya dana darurat, setidaknya kumpulkan dana darurat sebanyak minimal tiga bulan pengeluaran kamu.

Segera lunasi utang

Cek pula daftar utang yang kamu miliki. Jagalah porsi utang di level sehat. Sejumlah kalangan menilai porsi utang sehat tidak melebihi 30% dari pendapatan. Namun, sebaiknya di tengah pandemi Covid-19, kamu tidak menambah utang baru.

Sebaliknya, usahakan segera lunasi utang, terutama yang berbunga tinggi. Bila masih terjerat utang yang berbunga tinggi, keadaan yang tak menentu saat ini bisa memperburuk kondisi kamu. Jika ini terjadi, kamu bisa makin ‘terkubur’ ke dalam utang yang makin banyak.

Tetap berinvestasi

Pertahankan investasi yang sudah kamu lakukan. Investasi adalah hal yang sangat dianjurkan untuk dapat mempertahankan kondisi keuangan di tengah resesi. Tapi, tidak semua instrumen investasi yang cocok di saat pandemi seperti ini.

Instrumen yang mudah dicairkan serta stabil, contohnya tabungan, emas, maupun perhiasan, ialah pilihan terbaik untuk mengatasi ketidaknyamanan ketidakpastian. Riset Deutsche Bank mengungkapkan, rumah tangga di negara maju tercatat meningkatkan simpanan bank mereka secara signifikan. Alasan mereka melakukan hal ini guna menahan lebih banyak likuiditas di masa yang tidak pasti. Sementara itu, American Institute for Economic Research menuliskan, menahan lebih banyak uang tunai selama masa-masa sulit bukanlah hal yang aneh. Singkatnya, instrumen yang cair dan stabil akan sangat bermanfaat jika ada kebutuhan yang tidak terduga muncul.

Tetap optimistis

Beban perekonomian yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 memang terasa sangat berat. Tingginya tekanan yang dirasakan saat pandemi Covid-19 bisa makin memperburuk kesehatan mental masyarakat. Oleh sebab itu, sangat penting untuk memelihara optimisme saat menghadapi pandemi Covid-19.

Kabar baiknya, dilansir dari berbagai survei, seperti IPSOS hingga Nielsen, masyarakat Indonesia diketahui paling optimis dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Asia Tenggara. Hal ini tak lepas dari tingginya angka kesembuhan Covid-19 di dalam negeri. Ungkapan mencegah lebih baik daripada mengobati masih tetap berlaku. Oleh sebab itu, kamu dianjurkan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir, dan menjaga jarak) guna mencegah penularan virus Covid-19.

Artikel Terkait