Banking

Pengertian Countercyclical Buffer dan Latar Belakangnya

countercyclical buffer

Ajaib.co.id – Mungkin kamu sering mendengan istilah ekonomi yang sulit dipahami. Salah satunya adalah istilah Countercyclical Buffer. Nah, apa itu Countercyclical Buffer ? Lalu, apa tujuan dan latar belakang Countercyclical Buffer? Untuk lebih jelas mengenai Countercyclical Buffer ada beberapa penjelasan secara detail yang bisa kamu simak.

Definisi Countercyclical Buffer menurut Bank Indonesia adalah sebuah bentuk tambahan modal yang memiliki fungsi sebagai penyangga maka disebut (Buffer) guna melakukan bentuk antisipasi bila mana terjadi kerugian dalam pertumbuhan kredit.

Countercyclical Buffer juga bisa diberikan sebagai dana penyangga jika saja terjadi kondisisi pembiayaan perbankan yang berlebihan dan dapat mengganggu dan berpotensi merusak stabilitas sistem keuangan.

Sementara itu, tujuan dari Countercyclical Buffer menurut Bank Indonesia adalah menjalankan rangkaian kebijakan Countercyclical Capital Buffer (CCB). Hal ini dilakukan dalam rangka pencegahan dampak atau timbulnya risiko sistemik yang berasal dari pertumbuhan kredit yang berlebihan (excessive credit growth).

Bank Indonesia menilai hal ini juga berkaitan dengan perilaku prosiklikalitas penyaluran kredit perbankan yakni meningkat saat periode ekonomi ekspansi (boom) dan mengalami perlambatan pada periode ekonomi kontraksi (bust).

Bank Indonesia menilai bentuk kebijakan CCB perlu untuk diimplementasikan di Indonesia karena adanya dua perilaku prosiklikalitas seperti , bentuk pertumbuhan kredit dan pertumbuhan ekonomi.

Disisi lain, munculnya bentuk tambahan modal yang wajib dibentuk bank pada periode ekspansi juga dapat digunakan pada saat bank menghadapi tekanan dimana misalnya saat ekonomi sedang mengalami kontraksi sehingga keberlanjutan fungsi intermediasi bank diharapkan tetap dapat terjaga.

Besaran Countercyclical Buffer ini juga tidak tetap atau bersifat dinamis yakni berkisar antara 0 persen sampai dengan 2,5 persen dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) bank. Bank Indonesia akan melakukan evaluasi besaran Countercyclical Buffer tersebut secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.

Secara umum, pihak Bank Indonesia akan meningkatkan nominal dari besaran Countercyclical Buffer pada saat kondisi ekonomi Indonesia sedang berada dalam masa ekspansi, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan besaran Countercyclical Buffer pada saat ekonomi sedang kontraksi.

Kebijakan ini nyatanya tidak akan terpisahkan dari ketentuan permodalan perbankan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diharapkan akan memperkuat daya tahan perbankan.

Nah, untuk lebih jelas lagi mengenai istilah ekonomi dan perbankan, kamu bisa belajar melaui aplikasi Ajaib yang bisa kamu download melalui Google Play Store. Selain belajar, kamu juga bisa mencoba untuk mulai berinvestasi. Selamat mencoba!

Adapun pengaruh kebijakan countercyclical capital buffer terhadap respon kredit dalam sebuah kasus perbankan Indonesia berkaitan dengan krisis perbankan sistemik di Asia Tenggara pada tahun 1997-1998 dan di Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 2008, yang menimbulkan GDP loss dan welfare loss yang sangat besar, yang mana ini menunjukkan pentingnya suatu bentuk daripada pengelolaan risiko sistemik.

Selanjutnya Komite Basel kemudian mengangkat pengawasan dan kebijakan melalui bentuk prinsip makroprudensial sebagai instrumen yang esensial dalam memudahkan mengelola risiko sistemik.

Adapun salah satu alat kebijakan makroprudensial anatara lain countercyclical capital buffer (CCB). Yang mana dalam kebijakan CCB bertujuan mengurangi prosiklikalitas dari industri perbankan, dengan cara mewajibkan bank untuk memiliki capital adequacy ratio (CAR) lebih tinggi pada masa ekonomi ekspansif, dan juga lebih rendah pada masa ekonomi resesif.

Selanjutnya pada Kebijakan CCB selanjutnya akan diterapkan pada perbankan Indonesia secara bertahap mulai dari tahun 2016. Melihat ragam bentuk fenomena bahwa posisi kecukupan modal perbankan Indonesia berada cukup tinggi di atas persyaratan, ini tentu akan menimbulkan pertanyaan akan efektivitas kebijakan CCB.

Dalam sebuah penelitian ini berusaha mencari tahu faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi pembentukan CAR pada perbankan Indonesia, serta bagaimana pula dampak daripada CAR dan excess capital adequacy ratio (ECAR) terhadap pembentukan kredit di masa yang akan datang.

Dengan menggunakan teknik multivariat path analysis, penelitian ini sudah pasti akan menemukan bahwa ROE, NPL, dan total aset bank yang mana ini merupakan faktor-faktor yang secara signifikan dapat mempengaruhi pembentukan CAR dan ECAR pada bank.

Disisi lain, penelitian ini juga menemukan bahwa ECAR memiliki pengaruh langsung bersifat positif terhadap penyaluran kredit di masa yang akan datang.

Berdasarkan daripada data masa lalu dan dengan beragam bentuk asumsi perilaku perbankan yang tetap, penelitian ini akan mendukung bahwa kebijakan daripada CCB merupakan kebijakan yang efektif untuk diterapkan dalam usaha untuk memudahkan dalam menanggulangi masalah prosiklikalitas pada perbankan Indonesia.

Itulah beberapa pengertian daripada Counterclical Buffer yang perlu kamu ketahui, nah, jika kamu ingin lebih banyak mengetahui ragam informasi dan artikel ekonomi kamu bisa langsung mengakses Ajaib.co.id.

Ajaib juga merupakan sebuah instrumen investasi digital yang hits saat ini dan banyak digandrungi milenial. Untuk mulai belajar investasi kamu bisa mulai mendownload aplikasi Ajaib melalui Google Play Store atau Appstore pada perangkat telepon genggam kamu. Selamat mencoba!


 Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang

Artikel Terkait