Obligasi

Obligasi Sampah: Obligasi Kupon Tinggi, Tak Disukai Investor

Ajaib.co.id – Dalam dunia investasi, kita mengenal obligasi sebagai jenis instrumen yang aman bagi investor, namun ada jenis obligasi yang disebut obligasi sampah yang mungkin dianggap tidak terlalu menarik bagi investor.

Bagi sebuah perusahaan swasta maupun BUMN menerbitkan sebuah obligasi adalah sebuah cara untuk bisa menghimpun dana segar secara cepat. Walaupun begitu, tentunya masyarakat tidak mungkin akan membeli obligasi yang diterbitkan tersebut bila tidak ada keuntungan yang didapatkan.

Keuntungan yang ditawarkan oleh obligasi bagi para pemegang surat utang tersebut disebut yield, di mana yield ini diperoleh dari kupon sebagai bentuk bunga atau fee yang diberikan kepada investor secara periodik.

Ilustrasi Investasi Obligasi Agar Mudah Dipahami oleh Orang Awam

Berinvestasi di obligasi bisa kita analogikan seperti kamu sedang ingin meminjam uang kepada teman terdekat. Begini ilustrasinya:

Misalnya kamu sedang membutuhkan pinjaman dalam jumlah yang cukup besar senilai Rp500 juta. Ada seorang temanmu yang berbaik hati untuk meminjamkan uang sebesar yang kamu butuhkan tersebut.

Agar temanmu percaya bahwa kamu akan mengembalikan uang tersebut, kamu menjaminkan surat berharga yang kamu miliki, misalnya sertifikat rumah untuk diberikan kepadanya. Hal ini sebagai jaminan bahwa kamu memiliki iktikad baik untuk segera melunasi utang tersebut, selain itu kamu juga menjanjikan bunga pinjaman kepada temanmu.

Jadi, sebelum jangka waktu jatuh tempo pinjaman tersebut kamu harus melunasi utang pokok + bunga. Namun, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan kamu bisa menggunakan jasa pihak ketiga dan mengikat perjanjian tersebut dengan sebuah surat kontrak.

Bila sudah lewat jangka waktu pembayaran namun belum dilunasi, surat berharga (sertifikat rumah) yang dipegang oleh temanmu bisa ditunaikan dengan menjual rumah tersebut kepada orang lain.

Itulah contoh skema pembelian obligasi yang dapat secara mudah untuk dipahami oleh investor pemula di luar sana. Oleh sebab itu, tak heran bila obligasi dianggap sebagai salah satu jenis instrumen investasi yang paling aman karena memiliki tingkat risiko yang rendah.

Walaupun begitu, tingkat risiko yang rendah juga berbanding lurus dengan potensi return yang bisa diperoleh oleh investor.

Obligasi Sampah (Junk Bond) Menawarkan Bunga Tinggi namun Kurang Menarik Bagi Investor

Obligasi sampah adalah jenis obligasi yang memiliki tingkat return paling tinggi dibanding jenis-jenis obligasi lainnya.

Tentunya pasti kamu terheran-heran dengan penamaannya yang dianggap aneh dan tidak mencerminkan bahwa jenis obligasi satu ini begitu bernilai. Lantaran, sampah seringkali dianggap sebagai barang-barang yang sudah tidak berguna dan dibuang oleh pemiliknya. Namun, bagaimana dengan junk bond?

Mungkin istilah junk bond yang diberikan kepada jenis obligasi satu ini dapat disebabkan oleh investor yang kurang tertarik dengan obligasi tersebut. Karena setiap investor yang masuk ke dalam pasar obligasi merupakan tipe-tipe investor yang kebanyakan hanya mencari aman saja dan menghindari jenis instrumen investasi risiko tinggi.

Junk bond merupakan jenis surat utang dengan peringkat di luar non-investment grade (perusahaan dengan kemungkinan gagal bayar yang tinggi). Di mana, hal ini menunjukkan bahwa penawaran obligasi yang diterbitkan kepada publik dinilai tidak aman karena adanya risiko gagal bayar yang tinggi.

Istilah obligasi ini mulai populer di kalangan investor sejak 1980-an yang diperkenalkan oleh Michael Milken. Kala itu, Michael Milken menawarkan junk bond kepada salah satu kliennya yakni Meshulam Riklis, seorang pebisnis asal Turki.

Perusahaan-perusahaan yang menerbitkan jenis obligasi satu ini termasuk kategori perusahaan yang meragukan untuk bisa melunasi kewajibannya terhadap investor. Faktor inilah yang membuat jenis obligasi satu ini sepi peminat, karena investor lebih rentan mengalami gagal bayar dibanding jenis obligasi lainnya.

Umumnya, perusahaan-perusahaan yang menerbitkan junk bond tidak laku di dalam negeri melainkan dijual di pasar luar negeri. Walaupun begitu, investor juga masih ada yang membeli obligasi sampah.

Investor yang membeli junk bond biasanya adalah investor yang jeli dalam melihat peluang di masa mendatang. Mereka bisa membeli junk bond dari perusahaan yang mengalami penguatan ekonomi seiring dengan semakin membaiknya kondisi ekonomi baik itu secara nasional maupun luar negeri.

Momentum meningkatnya perekonomian menjadi momen tepat untuk membeli jenis obligasi satu ini karena ekonomi perusahaan berpotensi mengalami kenaikan saat ekonomi kembali normal. Bila harga obligasi turun, investor bisa menjualnya untuk menghindari risiko kerugian.

Investor bisa membeli junk bond lewat broker atau bond fund yang dikelola oleh Manajer Investasi (MI) yang profesional.

Di Indonesia, junk bond tidak terlalu disukai oleh investor. Karena mayoritas investor obligasi di Indonesia merupakan investor korporasi dari BUMN. Sehingga, lebih memilih obligasi yang lebih aman dan minim risiko.

Takut Investasi Obligasi Sampah? Kenapa Tak Investasi Saham atau Reksa Dana Saja

Bagi investor pemula yang mendengar penjelasan mengenai junk bond di atas pasti dibuat khawatir dengan risiko gagal bayar yang tinggi. Sehingga, junk bond dinilai bukanlah instrumen investasi yang tepat untuk investor pemula.

Kamu bisa mencari jenis instrumen investasi lainnya seperti saham dan reksa dana yang lebih aman dibanding junk bond di aplikasi Ajaib.

Di aplikasi Ajaib, investor pemula bisa dengan mudah mencari dan menemukan produk reksa dana dan saham perusahaan terbaik dalam satu aplikasi dengan mengunduhnya di Google Play Store dan App Store.

Sebagai investor Ajaib, kamu akan merasakan pengalaman investasi yang tidak terlupakan dengan penawaran biaya transaksi murah dibanding sekuritas lainnya.

Artikel Terkait