Saham

Nilai Saham Tumbuh Bukti Saham Lapis ke-2 Ramai Market Maker

nilai saham tumbuh

Nilai saham tumbuh stabil dan konsisten meskpun tren perdagangan pasar modal melambat. Mengapa bisa begitu? Simak ulasan redaksi Ajaib berikut ini untuk mengetahui jawabannya.

Masih ingatkah kamu pada hujatan pengamat keuangan yang menyalahkan insiden gagal bayar Asuransi Jiwasraya pada kebijakan mereka berinvestasi pada saham lapis ke-2? Momen itu tampaknya menjadi masa mendung bagi golongan saham tersebut, akibat labeling yang tidak fair dan bisa merugikan masa depan nilainya.

Tapi ketika di tengah melemahnya pergerakan IHSG hingga kisaran 0,79% pada Februari 2020, banyak emiten lapis ke-2 malah menunjukkan nilai saham tumbuh konsisten, sehingga labeling itu pun rasanya patut direvisi menjadi penghargaan sebagai The Market Maker.

Sebagai investor milenial sukses penerus Warren Buffet, kamu juga wajib cergas memanfaatkan potensi juang emiten lapis ke-2 dengan nilai saham tumbuh sehat demi efektifitas kinerja portfolio investasimu, di samping main safe dengan mengoleksi blue chip sebagai fondasinya.

Jika perekonomian Indonesia pada 2020 berjalan sesuai target Pemerintah (pertumbuhan 5,1%-5,2%) maka saham-saham lapis ke-2, terutama di sektor ritel, layak menjadi harapan baru Bursa Efek Indonesia.

Meski Lapis ke-2, Saham Tumbuh 2 digit

Berikut ini adalah deretan saham lapis ke-2 yang nilainya berpotensi tumbuh konsisten:

  • GIAA, saham PT Garuda Indonesia Tbk adalah salah satu yang menunjukkan pertumbuhan itu. Faktor positif yang memengaruhi pertumbuhan itu adalah stabilnya permintaan domestik terhadap tiket pesawat, meskipun tarif meningkat. Meskipun ditutup di level Rp472 pada Januari 2020 lalu, GIAA direkomendasikan buy oleh para analis sekuritas senior, dengan target harga Rp725 (peningkatan 53,6%) pada akhir tahun.
  • DOID, saham PT Delta Dunia Makmur Tbk dari sektor pertambangan batu bara, yang ditutup di level Rp288 pada Januari 2020 lalu, direkomendasikan buy dengan target harga Rp376 (peningkatan 30,5%). Peningkatan permintaan terhadap batu bara terjadi seiring membaiknya hubungan perdagangan antara AS dengan Tiongkok.
  • RALS, saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk direkomendasikan buy dengan target harga Rp1.100 (peningkatan 9,45%), dari harga Rp1.005 pada penutupan perdagangan Januari 2020. Strategi Ramayana dalam meningkatkan kinerja melalui transformasi toko, ekspansi margin, dan pengembangan e-wallet dinilai mendukung nilai saham tumbuh.
  • WTON, saham PT Wijaya Karya Beton Tbk, anak usaha dari PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dengan fundamental mengungguli kompetitornya dan merupakan penghasil utama kontrak baru bagi WIKA juga menjadi rekomendasi buy! Wika Beton terus menerapkan inovasi kinerja melalui pembangunan rumah dengan instant precast. Berkat kenaikan laba bersihnya 8,4% hingga kuartal III 2019 (dibanding periode yang sama 2018) WTON ditargetkan mencapai harga Rp670-700 pada akhir tahun (peningkatan 54,18%) dari harga Rp454 pada penutupan Januari 2020, dengan Price Earning Ratio (PER) sebesar 10x.
  • TBLA, saham PT Tunas Baru Lampung Tbk ditargetkan akan mencapai harga Rp1.100 (peningkatan 13,98%) dari harga Rp965 pada penutupan perdagangan Januari 2020. Nilai TBLA akan terdorong oleh program B30 dan juga rencana perseroan untuk melakukan ekspansi pabrik guna menambah kapasitas produksi biodiesel.
  • CTRA, saham PT Ciputra Development Tbk ditargetkan bisa mencapai harga Rp1.200 (peningkatan 13,2%) dari harga perdagangan yang ditutup di level Rp1.060 berkat faktor historis Ciputra sebagai salah satu emiten terbaik di industri properti.

Saham Lapis ke-2 Pendatang Baru

  • MDKA, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk berpotensi mengalami nilai saham tumbuh berkat sentimen positif dari penguatan komoditas emas sebagai safe haven utama di tengah risiko resesi Amerika Serikat. MDKA direkomendasikan buy dan harganya ditargetkan mencapai level Rp1.700 pada akhir 2020. Bahkan pemerintah Tiongkok juga menambah cadangan emasnya dan mengurangi kepemilikan investasinya atas US Treasury berjangka waktu 10 tahun.
  • UCID, saham emiten pendatang baru PT Uni-Charm Indonesia Tbk belum mengalami penentuan target harga, namun karena bergerak di sektor konsumsi dan tergolong salah satu market leader di industrinya, diyakini nilai saham akan tumbuh. Fundamental Uni-Charm cukup bagus, dimana pendapatan dari penjualan popok bayi akan dipengaruhi pertambahan penduduk Indonesia tiap tahun, sehingga bagus untuk instrumen investasi jangka panjang.
  • ULTJ, saham PT Ultrajaya Milk Industry Tbk juga menjadi saham lapis ke-2 yang direkomendasikan karena dinilai baik secara fundamental, dan pendapatan tumbuh 13,56% hingga kuartal III 2019 dibanding periode yang sama di tahun 2018.

Saham lapis ke-2 lain yang memiliki fundamental baik dan diyakini akan mengalami nilai saham tumbuh serta direkomendasikan bagi investor adalah:

  • HOKI (saham PT Buyung Poetra Sembada Tbk) dengan target harga Rp1.040.
  • DIVA (saham PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk) dengan target harga Rp5.875.
  • LSIP (saham Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia) dengan target harga Rp1.660 pada akhir tahun.

Meski Lapis ke-2, Fundamentalnya Jadikan Market Maker

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyadari banyak saham lapis ke-2 berfundamental bagus, sangat likuid dan menjadi penggerak pasar (market maker). BEI menargetkan peraturan dan kebijakan mengenai market maker bisa diterbitkan pada semester II tahun 2020. Tujuan penetapan kebijakan tersebut salah satunya adalah untuk meningkatkan likuditas saham emiten lapis ke-2 dan ke-3.

Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdiskusi intensif guna merumuskan aturan market maker sejak akhir 2019. Diprediksi proses tersebut masih membutuhkan tambahan waktu karena diperlukannya revisi pada Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas. Aturan ini memungkinkan saham lapis ke-2 menjadi tampil lebih menarik bagi investor, karena sebenarnya sudah memiliki fundamental bagus. Namun entah akibat sentimen apa, selama ini sahamnya bergerak stagnan.

Sesuai skema perdagangannya, nanti akan ada sekuritas anggota bursa yang terpilih sebagai market maker, namun BEI tetap menentukan kriteria saham-saham yang bisa masuk dalam daftar 20-40 emiten terpilih, melalui publikasi dan sosialisasi kriteria secara transparan. Praktek serupa di berbagai negara akan menjadi referensi.

Market maker adalah pihak yang menyediakan kuotasi untuk harga jual (sell) dan harga beli (buy) sebuah produk investasi. Pengorganisasian market maker diyakini bisa menaikan rata-rata transaksi harian bursa, yang tahun 2020 ini ditargetkan mencapai Rp9,5 triliun. Saham-saham lapis ke-2 yang ditransaksikan dengan sistem market maker ini tentunya berbeda dari saham-saham nggak jelas yang bervolatilitas tinggi tanpa fundamental kuat.

5 Aspek Fundamental Emiten Saham

Pada saat para analis saham menyimpulkan bahwa fundamental sebuah perusahaan penerbit saham (emiten) inilah aspek-aspek yang menjadi pedoman analisa mereka:

  1. Pertumbuhan Earning Per Share (laba saham per lembar).
  2. Pertumbuhan Pendapatan
  3. Pertumbuhan Laba Operasi
  4. Return On Equity/ROE (rasio tingkat laba dibanding besarnya modal)
  5. Debt to Equity Ratio/DER (rasio tingkat hutang dibanding besarnya modal).

Jadi, jangan buru-buru alergi sama saham lapis ke-2 sebelum mencek fundamental dan rekomendasinya ya.

Kembangkan terus minat investasi saham kamu, sambil meminimalkan risikonya dengan berinvestasi reksa dana seperti di Ajaib. Yakni, APERD berintegritas yang memberikan fleksibilitas dengan minimum investasi cuma Rp10.000, aplikasi mudah, menu pilihan paket investasi variatif, dan menyandang status kelulusan dari program pembinaan inkubator startup terkemuka Y Combinator di Silicon Valley, serta pengawasan penuh Otoritas Jasa Keuangan. Ajaib tetap jadi pilihan cerdas untuk kalangan milenial!

Bacaan menarik lainnya:

Giles et. al. (2003). Managing Collective Investment Funds. England : John Wiley & Sons Ltd


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait