Ajaib.co.id – Sebuah sistem ekonomi akan memengaruhi kehidupan sebuah negara. Bahkan memengaruhi kebijakan-kebijakan yang diambil dalam skala nasional dan global. Lalu apa itu sistem ekonomi sosialis?
Sistem ekonomi sosialis bisa disebut sebagai sistem ekonomi yang sepenuhnya diatur oleh negara. Sehingga dalam sistem ini jalannya perekonomian suatu negara menjadi tanggung jawab penuh negara atau pemerintahan pusat.
Kalau ditilik dari arti kata, sosialisme itu berasal dari kata sosial yang memiliki makna sesuatu yang menyangkut aspek hidup masyarakat. Sementara itu, sosialisme adalah sebuah doktrin politik di mana menekankan kepemilikan kolektif baik dari alat-alat produksi, hingga menyerahkan suatu peran yang besar pada negara dalam menjalankan perekonomian dengan kepemilikan masyarakat luas (nationalization) atas industri.
Sederhananya, sistem ekonomi ini merupakan sistem ekonomi yang terpusat. Karena memang segala hal harus diatur oleh negara termasuk segala macam urusan ekonomi negara itu dikomandoi oleh pusat. Bisa dikatakan pemerintahlah sebagai penguasa dari keseluruhan kegiatan ekonomi.
Apa tujuan dari sistem ekonomi sosialis? Sistem ekonomi ini amat menginginkan kemakmuran bagi masyarakatnya dan kesejahteraan ekonomi yang merata sehingga menghindari adanya penindasan ekonomi yang mungkin terjadi.
Apa saja ciri-ciri dari ekonomi sosialis?
- Proses produksi dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
- Kebijakan perekonomian dirancang dan dikerjakan pemerintah.
- Hak milik dari individu tidak diakui oleh pemerintah.
- Berjalannya kegiatan perekonomian sepenuhnya ada di tangan pemerintah.
- Kegiatan ekonomi direncanakan, dirancang, dan diatur oleh pemerintah.
- Seluruh sumber daya yang ada dikuasai oleh negara.
Sementara itu, ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari sistem ekonomi ini. Beberapa kelebihan dari ekonomi sosialis di antaranya:
- Sistem ekonomi ini membuat sangat mudah dalam pengelolaan, pengendalian dan pengawasan.
- Lalu, dalam pelaksanaan sebuah pembangunan lebih cepat.
- Pemerintah memiliki kewenangan yang bebas untuk menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.
- Kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi secara merata.
- Pemerintah sepenuhnya bertanggung jawab terhadap perekonomian.
- Hingga pemerintah yang akan mengatur proses distribusi.
Sementara itu, beberapa kekurangan sistem ekonomi sosialis di antaranya, pertama tidak ada kebebasan memiliki sumber daya yang kompeten atau berkualitas tinggi, tidak memiliki kebebasan dalam berusaha, jalur birokrasi yang dinilai terlalu panjang.
Sistem ekonomi ini juga dapat mematikan kreativitas dan inovasi setiap individu, adanya hak yang dimiliki individu tidak diakui, serta potensi dan kreativitas masyarakat tidak dapat berkembang.
Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Sosialis
Dalam menjalankan sistem ekonomi sosialis memiliki beberapa dasar sistem ekonomi sosialis. Berikut prinsip-prinsip dasar tersebut:
- Pertama, disiplin politik di negara yang menganut sistem ekonom sosial. Pada dasarnya, parlemen sebagai lembaga yang berhak untuk membuat konstitusi dan regulasi akan dikuasai oleh kaum proletariat atau kaum buruh. Para kaum buruh ini diposisikan oleh partai-partai sehingga membuat regulasi yang cenderung memiliki keberpihakan pada kaum buruh sebagai representasi kaum sosialis.
- Selanjutnya, otoritas sebuah negara untuk dapat menguasai semua aset masyarakat, Hal ini memiliki arti jika regulasi seputar ekonomi serta kepemilikan harta dilakukan oleh pemerintah.
- Prinsip dasar yang ketiga, adanya kesetaraan ekonomi di mana masyarakat tidak bekerja untuk kepentingan pribadi. Melainkan masyarakat hanyalah pegawai pemerintah yang gajinya dari keringat mereka sendiri.
Negara dengan Sistem Ekonomi Sosialis
Di dunia ini sempat ada perpecahan kekuatan dunia. Di mulai pada perang dingin yang terjadi pada 1947 yang membagi dua kelompok yaitu blok Timur dan blok Barat. Kalau blok Timur ini adalah bentukan dari negara Uni Soviet dan beberapa negara di Eropa. Sementara itu, blok Barat adalah gabungan antara Amerika Serikat dan NATO. Tentunya kedua blok ini memiliki kebijakan sistem ekonomi yang berbeda.
Untuk negara blok Barat ini terkenal dengan sistem ekonomi liberal atau masyarakat kapitalis. Sementara itu, negara-negara yang tergabung dalam blok Timur menerapkan sistem ekonomi sosialis yang kemudian akan melahirkan masyarakat komunis.
Tentunya dari ideologi dan tujuan sistem ekonomi liberal dan sosialis memiliki arah yang bertolak belakang. Walaupun memang pada kenyataannya semua sistem ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing yang pada akhirnya penerapan kedua sistem ekonomi mampu menghasilkan negara-negara yang memiliki kekuatan.
Berikut beberapa negara yang dianggap memiliki sistem ekonomi yang dianggap paling sosialis dibandingkan dengan negara lainnya:
1. Tiongkok
Pemerintah negara Tiongkok ini memang terkenal memiliki kendali paling dominan terhadap beberapa penentuan kebijakan dan kegiatan ekonomi di negara tirai bamboo ini. Meski begitu, untuk beberapa sektor, pemerintah Tiongkok melakukan efisiensi atau penyesuaian terhadap kebijakan yang dulu pernah diterapkan.
Misalnya, fasilitas perlindungan kesehatan yang sekarang tidak lagi disubsidi lagi oleh pemerintah. Ekonomi Tiongkok ini awalnya menganut sistem ekonomi sosialis. Namun, lambat laun sistem ekonomi negara ini mulai mengalami perubahan seiring dengan beberapa arah kebijakan yang ditujukan untuk membangkitkan kembali kestabilan ekonomi.
Sekarang ini ekonomi Tiongkok sekilas menganut sistem ekonomi liberal atau kapitalisme. Mengapa demikian?Karena hal ini terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk membuka pasar bebas internasional. Walaupun sekilas terdapat unsur liberal, pemerintah Tiongkok masih melabeli diri mereka sebagai negara yang pro terhadap sosialisme.
Dengan demikian, dapat kita pahami model sistem ekonomi yang seperti ini, sebenarnya Tiongkok sudah meninggalkan bentuk murni atau asli dari sistem ekonomi sosialis. Adapun bentuk sosialis bisa dilihat dari total perusahaan yang ada di negara yang terletak di kawasan Asia Timur ini, karena 70% merupakan BUMN dan sisanya dikuasai oleh swasta.
Adapun untuk pertumbuhan angka perusahaan swasta dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal inilah yang menunjukkan adanya unsur sosialis dan unsur liberal dalam perekonomian Tiongkok.
Tak dapat dipungkiri, dengan perubahan penerapan sistem ekonomi tersebut berdampak positif bagi perekonomian Tiongkok. Berupa menempatkan negara Tiongkok sebagai negara kedua dengan pertumbuhan ekonomi terbesar dunia setelah Amerika Serikat.
2. Korea Utara
Selanjutnya, sistem ekonomi sosialis di Korea Utara memang terlihat dari adanya penguasaan dan kendali penuh oleh pemerintah terhadap seluruh kegiatan ekonomi. Penerapan sistem ekonomi negara tetangga Korea Selatan ini hampir mirip dengan Tiongkok.
Namun terdapat sedikit perbedaan yang tidak akan pernah ditemukan. Seperti, tidak adanya Bursa Efek di Korea Utara. Hal ini menunjukkan kalau negara Korea Utara sangat tertutup dan tidak mudah untuk membuka penanaman investasi asing di negaranya. Sehingga bisa dikatakan kalau sistem ekonomi Korea justru lebih sosialis dibanding dengan Tiongkok.
Sejarah mencatat sekitar pertengahan tahun 1975, Korea Utara mencatat memiliki beberapa kemajuan dibandingkan dengan Tiongkok. Pada saat itu, secara pendidikan dan produktivitas Korea Utara sebetulnya jauh meninggalkan Tiongkok.
Namun kenyataannya dalam menjalankan pemerintahan negara, Korea Utara ini pernah mengalami beberapa hal yang terburuk dalam sejarahnya. Utamanya adanya bencana kelaparan yang melanda rakyatnya. Sehingga penerapan sistem ekonomi sosialis di negara Korea Utara bisa dibilang tidak cukup sukses, karena jika dilihat sampai sekarang pertumbuhan ekonomi negara tersebut mengalami kemunduran juga tidak lebih baik dari negara saudaranya yaitu, Korea Selatan.
3. Kuba
Negara penganut ekonomi sosialis yang ketiga adalah Kuba. Negara ini merupakan salah satu negara sosialis yang paling menonjol di antara negara yang lain dalam menerapkan sistem ekonomi sosialis. Kalau kamu melihat ciri-ciri negara sosialis, maka semua ciri tersebut hampir seluruhnya bisa terlihat pada negara Kuba.
Di antaranya, dominasi peran pemerintah dalam mengendalikan seluruh kegiatan ekonomi negara, adanya fasilitas kesehatan yang dibentuk oleh pemerintah untuk rakyatnya, terdapatnya sekolah gratis yang diberikan untuk rakyat pada segala jenjang pendidikan, negara pun turut memberikan hunian untuk rakyatnya dengan program subsidi, serta negara memberikan subsidi untuk bahan pangan.
Dari cara Kuba menjalankan kegiatan negara dan ekonominya, maka sudah sangat terlihat sekali jika negara ini paling sosialis dibanding dengan negara yang lain.
Melalui memberikan begitu banyak fasilitas untuk rakyatnya membuat negara terlihat sangat memperhatikan dan menjamin nasib rakyatnya. Namun, sebetulnya ada sisi buruk dari penerapan sistem ini di Kuba. Misalnya, banyaknya fasilitas justru berdampak pada rendahnya upah yang diterima oleh kaum buruh di Kuba.
Hal ini sama seperti Korea Utara, di Kuba juga tidak terdapat pasar Bursa Efek. Dengan begitu, Kuba menerapkan sistem perdagangan yang tertutup dari negara lain dan membatasi penanaman investasi asing yang masuk ke negara ini.
Untuk catatan, kalau negara-negara penganut paham komunis bisa dikatakan mereka pasti menerapkan sistem ekonomi sosialis. Namun, ternyata tidak semua negara penganut sistem ekonomi sosialis termasuk penganut paham komunis, contohnya saja India.
Meskipun pada beberapa negara menyatakan mereka penganut sistem ekonomi sosialis, tapi pada kenyataan sistem yang mereka terapkan bukan sepenuhnya murni sistem ekonomi sosialis.