Ekonomi

Pengaruh Suku Bunga Pada Perekonomian Negara

Ajaib.co.id – Keberadaan tingkat suku bunga adalah menjadi salah satu tolak ukur yang memicu pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Karena melalui kebijakan ini, yang dibuat oleh Bank Indonesia (BI), akan berdampak pada berbagai sektor ekonomi.

Aktivitas ekonomi ini berupa perputaran dari arus keuangan atau perbankan yang terdiri dari tabungan,  investasi, inflasi . Ketiganya amat sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah.

Ibaratnya, negara yang memiliki nilai tukar yang kuat ditandai dengan memiliki jumlah transaksi besar maka memiliki pengaruh yang kuat terhadap fundamental perekonomian dunia.

Dengan begitu, kebijakan bank sentral dari negara maju terhadap suku bunga ini biasanya akan direspons oleh para pelaku pasar dan para penanam modal. Respons ini tentunya untuk memanfaatkan momen tersebut sehingga bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Lalu apa yang dimaksud dengan suku bunga? Untuk menjelaskan ini, perlu untuk memahami makna bunga yang merupakan bentuk pendapatan atau penghasilan untuk pemilik dana. Pemilik ini telah mengorbakan dana yang dimilikinya dalam beberapa waktu karena merelakannya untuk tidak menggunakannya. Karena dana ini digunakan oleh opihak lain. 

Bunga dalam kegiatan perekonomian adalah nilai atau harga yang harus dibayar oleh peminjam. Pengguna dana atau peminjam ini memperoleh dana dari pemberi dana dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama. 

Pada dasarnya, seperti yang sudah kamu pahami kalau suku bunga ini bunga erat kaitannya dengan kreditur (bank) dan debitur (peminjam). Prinsipnya suku bunga adalah harga atas penggunaan uang atau sebagai sewa atas penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu. Umumnya suku bunga itu dalam  bentuk ‘persentase’.

Jenis-jenis Suku Bunga

Suku bunga juga memiliki jenis-jenis tertentu. Hal ini disesuaikan dengan pembebanan dari nilai suku bunga itu sendiri. Berikut daftar jenis-jenis suku bunga yang perlu kamu ketahui: 

Bunga Merata (Flat Rate)

Jenis suku bunga yang pertama adalah flat rate. Suku bunga initerjadi jika jumlah bunga yang dibebankan setiap bulan adalah tetap dan berdasarkan penghitungan dari jumlah pokok awal pinjamannya. Hal yang sama berlaku untuk cicilan pokok pinjaman yang dibagi rata sama setiap bulan. Sehingga total angsuran setiap bulan juga sama hingga kredit tersebut lunas.

Adapun dalam praktiknya flat rate yang dikenakan kepada debitur bersifat tetap (fixed rate). Dengan begitu, adanya perubahan suku bunga pasar tidak menimbulkan perubahan kewajiban angsuran debitur. Kamu bisa menemukan suku bunga ini pada kredit pemilikan kendaraan bermotor dan kredit mikro.

Bunga Menurun (Sliding Rate)

Kedua, ada jenis sliding rate. Pada suku bunga ini, pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya. Sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah pada setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman. Meski demikian, pembayaran pokok pinjaman setiap bulan besarannya sama. Angsuran nasabah berupa pokok pinjaman plus bunga otomatis akan semakin menurun di setiap bulan. Para nasabah menyebut suku bunga ini disebut juga bunga efektif. Kamu bisa menemukan jenis kredit ini dalam kredit investasi jangka panjang.

Bunga Anuitas (Annuity Rate)

Suku bunga yang keempat adalah annuity rate. Suku bunga jenis ini masuk ke kategori suku bunga efektif. Karena besar bunga yang dibebankan pada setiap angsuran kredit bulanan akan dihitung secara matematis. Dengan begitu, total angsuran setiap bulan nilainya selalu sama dan beban bunga dihitung dari sisa pinjaman setiap bulan. Jenis bunga ini sering sekali ditemukan pada pemberian kredit kepemilikan rumah.

Bunga Mengambang (Floating Rate)

Adapun jenis bunga yang keempat adalah floating rate. Metode floating rate membebankan besar kecilnya bunga kredit dengan mengaitkannya pada bunga yang berlaku di pasar. Sehingga bunga yang dibayar pada setiap bulan sangat tergantung dari suku bunga pasar pada bulan tersebut.

Sementara itu, jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi atau lebih rendah atau bahkan sama dari bulan sebelumnya. Jenis bunga ini akan banyak kamu lihat pada kredit modal kerja dan kredit investasi.

Pengaruh Suku Bunga ke Perekonomian Nasional

Pengaruh pada perekonomian secara umum

Ditilik pada pengaruh suku bunga ke perekonomian secara umum, bisa dilihat dari masyarakat akan bereaksi pada perubahan suku bunga secara relatif terhadap kondisi perekonomian terkini. 

Karena fluktuasi suku bunga berpengaruh pada keinginan masyarakat untuk meminjam uang di bank. Hukumnya seperti ini, makin rendah suku bunga, maka semakin tinggi keinginan masyarakat untuk melakukan peminjaman uang di bank. Artinya, tingkat suku bunga rendah berdampak pada masyarakat yang akan lebih berani untuk meminjam uang di bank.

Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan maupun untuk melakukan ekspansi usaha. Hal sebaliknya pun terjadi, saat suku bunga sedang tinggi, maka masyarakat akan cenderung untuk menyimpan uang di bank daripada menggunakannya untuk berbelanja dan memperluas bisnis.

Selanjutnya, dalam konteks perekonomian internasional, perubahan suku bunga juga bisa memengaruhi persepsi dan minat investor asing. Suku bunga bisa berpengaruh pada minat untuk membawa dananya masuk ke suatu negara. 

Misalnya, suku bunga di Indonesia tengah lebih tinggi dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya. Umumnya investor asing akan lebih tertarik untuk menanamkan dana di Indonesia dengan harapan bisa memperoleh imbal hasil lebih tinggi.

Sementara itu, jika suku bunga di Indonesia lebih rendah, maka investor asing akan kurang tertarik dan minat untuk menanamkan modal di Tanah Air. Bahkan apabila keadaan suku bunga terlalu rendah, investor domestik justru bisa melarikan dananya ke luar negeri. Tentunya ini akan membuat investasi di Indonesia rendah dan berpengaruh pada jalannya perekonomian. 

Setidaknya, kamu dapat memahami, dari setiap telaah atas pengaruh suku bunga terhadap perekonomian suatu negara perlu dilihat dari minimal tiga sisi. Di antaranya, perubahan perilaku masyarakat konsumen, perubahan perilaku masyarakat pebisnis, dan perubahan perilaku masyarakat investor.

Pengaruh terhadap sektor perumahan

Pengaruh suku bunga juga amat berdampak pada sektor perumahan. Pada dasarnya, perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Sehingga adanya ketersediaan perumahan yang terjangkau memang menjadi salah satu parameter kesejahteraan hidup di berbagai negara maju termasuk di Indonesia.

Tak heran, kamu pasti menjumpai berbagai data terkait sektor perumahan dirilis ke publik. Dengan tujuan untuk memantau kondisi terkini. Tak hanya itu, secara khusus, data-data ini juga akan dipantau untuk mengevaluasi kebijakan suku bunga. 

Umumnya, ketika suku bunga rendah, masyarakat akan termotivasi untuk mengajukan kredit perumahan. Kalau di Indonesia yang dikenal dengan nama Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Alasannya karena biaya bunga yang harus dibayar pun tentunya lebih kecil.

Namun, jika pemerintah dan bank sentral atau BI tidak menyiapkan kebijakan lain untuk mengendalikan sektor perumahan saat bunga rendah maka dapat mengakibatkan housing bubble.

Apa itu housing bubble? Fenomena ini ditandai dengan harga perumahan yang melonjak tinggi hingga tak terjangkau bagi kebanyakan konsumen potensial. Pertimbangannya karena permintaan atas perumahan jauh lebih besar ketimbang persediaannya. Dampaknya, banyak orang tidak akan mampu lagi untuk membeli rumah, walaupun suku bunga rendah.

Namun sebaliknya, saat suku bunga meningkat lagi Masyarakat yang sudah memiliki KPR akan dihadapkan pada beban pembayaran bunga lebih tinggi yang bergantung pada skema bunga yang diaplikasikan. Jika peningkatan bunga tersebut terlalu tinggi bisa mengakibatkan kredit macet secara massal. Sehingga ara nasabah KPR dapat mangkir dari membayar KPR dan membiarkan rumahnya diambil alih oleh bank. 

Pengaruh terhadap ketenagakerjaan

Pergerakan suku bunga juga berdampak pada sektor ketenagakerjaan. Karena pebisnis akan membutuhkan jasa perbankan untuk menjalankan aktivitasnya. Seperti fasilitas pembayaran dan penjaminan dalam ekspor-impor, pembayaran gaji karyawan hingga kredit usaha.

Secara teori, saat suku bunga sedang rendah, para pengusaha di sektor riil akan terdorong untuk mengajukan pinjaman dengan tujuan untuk memperluas skala bisnisnya. Konsekuensi dari perluasan bisnis ini, para pengusaha akan membuka lebih banyak lowongan kerja. 

Sebaliknya jika suku bunga tengah naik atau tinggi bisa mendorong kenaikan beban usaha. Implikasinya para pebisnis akan menahan untuk memberikan kenaikan gaji bagi karyawan maupun membuka lowongan kerja baru. Para pengusaha pun akan cenderung berhati-hati untuk memperluas usaha karena peningkatan risiko yang ditimbulkan oleh kenaikan bunga tersebut. 

Pengaruh terhadap aliran modal

Dampak yang keempat pada aliran modal. Aliran modal ini merujuk pada keluar dan masuknya modal dari dan ke suatu negara. Sebenarnya, pengaruh suku bunga terhadap perekonomian yang terbesar berasal dari aliran modal. 

Alasannya karena jika aliran modal ke suatu negara meningkat, maka permintaan atas mata uangnya meningkat pula. Dengan begitu, nilai tukar mata uangnya berpotensi ikut menguat. Namun, sebaliknya, apabila aliran modal ke suatu negara menurun, maka permintaan atas mata uangnya bakal berkurang juga. Akibatnya, nilai tukar mata uangnya berpotensi melemah.

Artikel Terkait