Dunia Kerja

Multitasking adalah Kelebihan, Apakah Bikin Untung?

Multitasking adalah

Ajaib.co.idMultitasking adalah sebuah karakter yang cenderung dimiliki oleh perempuan. Bagaimana tidak? Sebagai seorang perempuan, kaum hawa bukan hanya disibukkan dengan rutinitas pekerjaan di kantor saja, tetapi mereka juga disibukkan dengan urusan rumah tangga.

Istilah “multitasking” biasanya seringkali kamu lihat di sebuah lowongan kerja yang diposting di internet. Untuk jenis pekerjaan tertentu, kemampuan satu ini memang dituntut untuk dimiliki oleh setiap kandidat. Lantaran, di momen tertentu kamu akan mengerjakan beberapa pekerjaan dalam waktu bersamaan. Sehingga, kemampuan multitasking adalah hal yang wajib dimiliki oleh karyawan saat menempati posisi atau jabatan tertentu di perusahaan.

Contoh Pekerjaan Multitasking

Umumnya, lowongan kerja tersebut lebih cocok untuk perempuan dibanding pria. Karena karakter karyawan pria yang hanya bisa fokus di satu jenis pekerjaan saja. Menurut pantauan redaksi Ajaib di internet, lowongan kerja yang membutuhkan kemampuan multitasking di antaranya:

1. Customer Service

Jenis pekerjaan satu ini siap melayani setiap pelanggan selama 24/7. Di balik keramahan dan fast respon yang diberikan oleh customer service kepada pelanggan. Ternyata, pekerjaan menjadi customer service membutuhkan kemampuan multitasking. Mengapa?

Karena tugas sebagai customer service bukan hanya menerima panggilan telepon saja, melainkan kamu juga perlu mengerjakan pekerjaan lainnya dalam waktu bersamaan. Misalnya sambil menerima telepon, seorang customer service harus melakukan input data ke komputer, dan mencari informasi yang dibutuhkan lainnya lewat komputer.

Inilah alasan mengapa lowongan kerja customer service selalu mencantumkan keahlian multitasking sebagai salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh setiap pelamar.

2. Administrasi

Pekerjaan satu ini merupakan salah satu lowongan kerja yang paling banyak diposting oleh perusahaan. Sebagai seorang administrasi di sebuah perusahaan, kamu perlu memiliki multitasking karena akan berhubungan dengan banyak departemen lainnya.

Misalnya saja kamu bekerja sebagai seorang administrasi penjualan, kamu akan berhubungan dengan departemen lainnya seperti pemasangan, pengiriman, pemasaran, dan sebagainya. Dengan begitu, kamu akan mengerjakan beberapa pekerjaan dalam waktu bersamaan seperti menerima telepon sambil mencari data di komputer, mengurus dokumen, membuat sales order, dan sebagainya.

3. Staf Toko

Contoh pekerjaan yang membutuhkan multitasking lainnya adalah staf toko. Sebagai staf toko, kamu bukan hanya akan melayani pelanggan yang datang saja ke toko, melainkan kamu juga akan disibukkan dengan pekerjaan seperti membersihkan toko, merapikan barang, mengemas packing, menerima telepon, mengupdate harga produk, dan lain sebagainya.

Tak ayal, dari sekian job desk yang sudah disebutkan tersebut, kamu akan mengerjakan beberapa pekerjaan tersebut dalam waktu bersamaan. Misalnya kamu akan melayani lebih satu pelanggan dalam satu momen sambil merapikan barang.

4. Sekretaris

Bagi banyak orang di luar sana, mereka menganggap bahwa pekerjaan sebagai sekretaris hanya duduk di satu tempat saja. Hal ini memang benar bila atasanmu belum tiba di kantor, sekretaris adalah orang-orang yang membantu berbagai macam hal untuk mempermudah pekerjaan seorang atasan.

Jika kamu bekerja sebagai sekretaris direktur di perusahaan, pekerjaan umum yang akan kamu lakukan adalah berhubungan dengan menyiapkan jadwal meeting, memesan tiket pesawat, dan  merapikan dokumen.

Sehingga, jarang sekali kita melihat bahwa sekretaris yang bekerja di sebuah perusahaan adalah seorang pria. Melainkan, posisi ini seringkali diisi oleh sosok perempuan yang memang memiliki kemampuan multitasking untuk mengerjakan berbagai macam pekerjaan.

Keempat contoh pekerjaan di atas adalah beberapa posisi yang membutuhkan kemampuan multitasking bagi para pekerjanya. Selain keempat pekerjaan yang sudah dijelaskan oleh redaksi Ajaib, ternyata masih ada beberapa pekerjaan lainnya yang membutuhkan kemampuan multitasking seperti operator telepon, perawat, resepsionis, teller bank, dan HRD.

Bagaimana Perusahaan Menilai Karyawan Multitasking?

Di tengah sengitnya persaingan dalam dunia kerja, multitasking adalah salah satu kemampuan yang bisa milenial tawarkan kepada perusahaan saat ini. Bagi kalangan milenial jaman now, mereka lebih cenderung mencari perusahaan yang memiliki budaya kerja yang fleksibel.

Budaya kerja inilah yang ditawarkan oleh startup saat ini kepada setiap karyawannya. Ketika kamu bekerja di startup, kamu memiliki jam kerja yang fleksibel, namun kamu juga harus siap untuk dibebankan tugas atau peran yang berbeda-beda sewaktu-waktu.

Jadi, jangan heran bila startup-startup di luar sana lebih cenderung memilih kandidat yang memiliki kemampuan multitasking. Karena mereka sewaktu-waktu bisa berganti peran dan jabatan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, hal ini disebabkan oleh  tujuan perusahaan yang mudah berubah-ubah. Sehingga, bagi kamu yang bekerja di startup, kamu akan menjadi tipe karyawan generalist dibanding spesifik.

Bagaimana dengan perusahaan konvensional menilai karyawan multitasking? Perbedaan budaya kerja antara startup dan korporat memang memberikan dampak yang besar terhadap karakter karyawan yang bekerja. Di perusahaan konvensional yang sudah memiliki nama besar, karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut sudah memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas.

Sehingga, mereka jarang sekali akan mendapatkan tugas dan tanggung jawab di luar dari job desk sehari-hari. Oleh sebab itu, kemampuan multitasking tidak terlalu kelihatan di perusahaan konvensional.

Dampak Buruk Multistasking

Meski terlihat baik, nyatanya multitasking memiliki dampak yang buruk bagi seseorang. Apa saja itu?

1. Menurunkan produktivitas

Meski dianggap dapat mempercepat pekerjaan, nyatanya sebuah penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang melakukan multitasking bisa mengalami penurunan produktivitas sekitar 40%. Selain itu, bukan lebih cepat, pekerja justru membutuhkan waktu 50% lebih lama dalam menyelesaikan satu tugas dari biasanya. Bahkan, mereka juga berpotensi melakukan lebih banyak error dibandingkan pekerja yang fokus pada satu pekerjaan di satu waktu.

2. Merusak memori otak

Penelitian juga menemukan bahwa pekerja akan lebih disibukan oleh hal-hal yang tidak penting karena banyaknya informasi yang masuk secara bersamaan. Selain itu, bekerja dengan cara multitasking juga menjadi salah satu faktor yang dianggap dapat menurunkan kecerdasan otak, dan turunnya IQ-nya sebanyak 15 poin. 

3. Berpotensi mengalami stres 

Melakukan multitasking secara terus menerus diikuti dengan beban kerja berlebih juga bisa memicu stres. Jika dibiarkan terus menerus, hal ini akan membuat burnout dan kecemasan. Selain itu, stres yang dialami karyawan juga bisa memicu produksi hormon kortisol di dalam tubuh yang bisa menimbulkan berbagai penyakit. Kondisi seperti ini, nantinya justru merugikan perusahaan. 

4. Menurunkan kualitas dan efisiensi kerja

Perilaku multitasking juga bisa berujung pada sulitnya mengatur pikiran dan menyaring informasi yang tidak logis. Tanpa disadari, pekerjaan yang dilakukan secara multitasking menjadi tidak efisien. Banyak pekerja yang beranggapan bahwa bekerja secara multitasking dapat menghemat waktu dan bisa bekerja secara cepat. Padahal, itu salah! Karena setiap manusia hanya bisa berfokus dan melakukan satu perkerjaan tidak bisa lebih.

5. Penurunan fokus 

Multitasking juga bisa menurunkan fokus pekerjaan sehingga kualitas output pekerjaan kurang. Suatu penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang multitasking lebih sulit untuk fokus dan lebih mudah terganggu oleh beberapa hal. Itulah mengapa otak hanya bisa menerima informasi dan memprosesnya secara efektif untuk satu hal dan tidak bisa secara bersamaan.  

6. Berpotensi meningkatkan kecemasan sosial dan depresi

Selain stres, multitasking juga bisa memicu kecemasan sosial dan depresi. Penelitian menemukan bahwa semakin seseorang melakukan pekerjaan secara multitasking, semakin besar juga kemungkinan mereka mengalami gejala dua kondisi ini. 

7. Multitasking dapat menurunkan kreativitas

Multitasking akan membutuhkan banyak ruang di otak yang berfungsi untuk penyimpan ingatan jangka pendek. Ketika memori ini habis, maka kemampuanmu untuk berpikir kreatif pun akan berkurang. Terlalu banyak fokus dapat merusak kinerja dan kemampuan kamu dalam memecahkan masalah secara kreatif. Jadi, usahakan kamu mengurangi bekerja dengan multitaksking, ya.

Itulah beberapa dampak dari multitasking. Meski berdampak negatif, multitasking tidak selamanya buruk. Multitasking tetap bisa dilakukan dengan baik dengan memperhatikan kemampuan diri dan ketelitian. Jika kamu ingin melakukan segala hal secara multitasking, maka usahakanlah untuk tetap melakukannya sesuai kapasitas. Ketelitian dan hasil pekerjaan harus tetap jadi hal utama dalam multitasking.

Cara Mengurangi Dampak Negatif Multitasking

Meski banyak dampak negatif, namun ternyata multitasking tetap bisa kamu kerjakan. Namun, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi dampak ini seperti:

1. Buat to-do-list

Membuat to-do-list menjadi langkah pertama yang cukup efektif agar kamu tidak terkena dampak negatifnya. Kamu bisa menyusun skala prioritas dengan membuat daftar pekerjaan dari yang mendekati deadline. Rencanakan juga jangka waktu yang kamu butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

2. Cari pekerjaan yang serupa

Jika kamu memiliki keinginan untuk mengerjakan tugas lain, kamu bisa melakukannya dengan yang serupa terlebih dahulu. Alasannya agar otak kamu tidak berpikir atau menerima informasi yang begitu banyak.

3. Jauhkan dari hal yang mengganggu 

Agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan selesai tepat waktu, cobalah untuk menjauhkan dirimu dari hal yang mengganggu. Misalnya, kamu terganggu bekerja ketika berada di ruangan tidak kondusif. Maka, kamu bisa coba menguranginya dengan mematikan suara handphone dan pergi ketempat yang sunyi untuk menyelesaikan tugas yang sedang dikerjakan.

4. Luangkan waktu untuk meninjau pekerjaan

Ketika pekerjaan sudah selesai, luangkan waktu sebentar untuk memerhatikan detil pekerjaan. Memang terlihat buang-buang waktu, namun ini sangatlah penting untuk jenis pekerjaan apapun. Kamu bisa memerhatikan dari bagian yang paling sederhana hingga paling rumit. Misalnya jika kamu bekerja sebagai Script Writer, kamu bisa memerhatikan tata bahasa, tanda bahasa, typo, hingga bentuk penulisan.

Walaupun begitu, seperti yang sudah redaksi Ajaib jelaskan di artikel ini. Kemampuan multitasking tetap akan dicari oleh perusahaan besar sekalipun, namun kemampuan tersebut lebih spesifik untuk beberapa posisi jabatan tertentu seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.

Dari sudut pandang perusahaan, multitasking adalah salah satu value yang bisa diberikan oleh karyawan kepada perusahaan. Selain itu, kemampuan multitasking yang dimiliki oleh karyawan juga merupakan keuntungan bagi kamu yang ingin menjajaki karir baru dengan berganti posisi.

Hal ini juga kerap terjadi di perusahan-perusahaan besar, di mana banyak karyawannya yang mengalami mutasi jabatan. Namun, mutasi jabatan ini biasanya tidak akan berpengaruh terhadap gaji yang kamu terima, tetapi hal ini tergantung dari kebijakan masing-masing perusahaan.

Artikel Terkait