Ajaib.co.id – Istilah krisis paruh baya midlife crisis adalah istilah yang cukup popular belakang ini. Namun, sudahkah kamu benar-benar memahaminya?
Kondisi midlife crisis biasanya pertama kali datang saat kamu sudah melalui usia-usia produktif. Banyak orang hanya mengetahui saat mengalami krisis ini, umumnya seorang wanita atau pria berusia setengah baya tiba-tiba membuat keputusan yang tidak terduga. Seperti tiba-tiba berhenti dari pekerjaan (resign), merubah gaya dandanan, membeli barang mewah yang sebelumnya bukan merupakan kebiasaan, dan lain sebagainya.
Namun, sebetulnya apa itu krisis paruh baya?
Pengertian Midlife Crisis
Midlife crisis adalah sebuah transisi pada sebagian besar orang saat memasuki usia paruh baya. Adapun, definisi dari paruh baya ini masih sangat bervariasi. Namun, pada umumnya orang akan mengalami kondisi krisis ini ketika memasuki usia 47 tahun.
Midlife crisis merupakan fase saat orang telah melewati masa produktif, kemudian merasa kembali muda. Hal tersebut bisa terjadi karena seseorang mengalami kesulitan untuk menerima fakta bahwa dirinya sudah melewati masa muda dan sedang memasuki masa senja.
Akan tetapi, perlu menjadi catatan juga bahwa tidak semua orang secara pasti akan mengalami fase midlife crisis. Selain itu, untuk orang yang menghadapinya pun tidak selalu mengalami perubahan gaya hidup yang memperlihatkan keinginan untuk kembali muda. Fakta lainnya juga menunjukkan adanya kecenderungan orang di midlife crisis justru memberikan dampak positif saat mengalaminya.
Penyebab Fase Midlife Crisis
Secara umum, adanya perasaan di usia paruh baya bisa terjadi secara alami. Namun, bisa juga terjadi sebagai akibat dari beberapa kehilangan atau perubahan yang signifikan dalam hidup, seperti akibat perceraian, kematian orang tua atau orang terkasih, merawat orang tua yang lanjut usia, dan lain sebagainya.
Namun, memang untuk menerima dan berdamai dari perubahan seperti itu tidak mudah. Hal ini diperumit dengan kondisi transisi paruh baya yang membuat proses penerimaan menjadi membingungkan. Belum lagi, kebanyakan orang di usia ini juga menghadapi fase berupa terkena berbagai penyakit karena gaya hidup dan faktor usia.
Sehingga, perubahan yang mengarah ke kondisi negatif menjadi penyebab dari midlife crisis. Di bawah ini beberapa penyebab lain dari midlife crisis:
- Adanya stigma pada masyarakat terkait proses penuaan. Contohnya, saat bertambah usia, tiap individu menjadi semakin tidak menarik.
- Adanya perubahan pada tubuh, seperti pertambahan berat badan, memiliki penyakit tertentu, sampai berkurangnya energi.
- Memiliki rasa takut pada proses penuaan itu sendiri.
- Memiliki rasa takut pada kematian.
- Mengalami fase perceraian atau perubahan pada hubungan.
- Perubahan hubungan dengan anak karena faktor usia dan fase hidup yang berbeda. Seperti anak yang merantau dan sebagainya.
- Perubahan pada karir, contohnya pekerjaan menjadi tidak menantang atau justru semakin berat.
- Perubahan kondisi keuangan, khususnya yang berkaitan dengan kondisi setelah pensiun.
- Memiliki penilaian hidup yang dijalani tidak sesuai dengan harapan.
Baca Juga: Hindari Salah Kelola, Ini Cara Pengelolaan Dana Pensiun yang Tepat
5 Cara Mengatasi Midlife Crisis
Kendati masa paruh bahaya dihantui oleh masa krisis, kamu tetap bisa berupaya untuk mengatasinya. Memang dalam menghadapi fase tersebut membutuhkan waktu dan energi.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan saat menghadapi midlife crisis:
1. Menjaga Kesehatan Mental
Beberapa tanda-tanda krisis saat paruh baya bisa berupa kesedihan, mudah marah, kurang antusias menjalani hidup, hingga adanya pikiran tentang kematian. Tanda-tanda tersebut memang menyerupai gejala depresi. Sehingga memperhatikan kesehatan mental sangat diperlukan.
Sebaiknya, saat mengalami fase ini segera untuk menghubungi profesional kesehatan mental.
Apalagi jika gejala-gejala tersebut memengaruhi hubungan, pertemanan, atau kerja hingga rutinitas harian.
Sebagai gambaran, gejala kesehatan mental memang dapat timbul untuk pertama kalinya saat seseorang mendekati usia paruh baya.
Akan tetapi, kecemasan atau disebut juga depresi ringan berpotensi menjadi lebih buruk saat menghadapi perubahan hidup yang penuh tekanan. Untuk itu, mengikuti terapi bisa membantu situasi tersebut.
2. Akui Perasaan
Kemudian, saat menghadapi depresi ringan ataupun krisis pastikan untuk bisa menerima kondisi tersebut dan membagikannya kepada orang yang kamu percaya. Melepas kekhawatiran atau ketakutan bisa membuat perasaan yang kamu rasakan lebih ringan.
3. Merenungkan hidup secara teratur
Mencoba untuk melakukan perenungan hidup yang bisa memunculkan tingkat syukur juga perlu dilakukan. Kamu juga bisa untuk memberikan waktu lebih untuk pasangan dan anak-anak agar ada interaksi yang mendalam dan saling memahami.
Selain itu, kamu pun dapat menetapkan tujuan baru dan mengembangkan hobi baru, seperti bepergian, atau melakukan kegiatan volunteer.
4. Diet Seimbang
Kemudian, kamu juga bisa memulai untuk melakukan diet yang seimbang dan bergizi. Ini sangat penting untuk kesehatan yang lebih baik, apalagi pada orang dewasa yang lebih tua.
Bisa dimulai dengan mengkonsumsi berbagai makanan yang kaya akan kadar vitamin dan mineral yang cukup.
Selain itu, orang dewasa juga direkomendasikan untuk mengurangi asupan lemak, lemak jenuh, kolesterol, natrium, hingga gula seiring bertambahnya usia.
5. Aktivitas Fisik
Aktivitas lain yang tak kalah pentingnya adalah olahraga. Ini bisa membantu seorang individu untuk menjaga kesehatan dan tingkat kebugaran tubuh. Di mana keduanya sangat diperlukan untuk kehidupan yang aktif dan mandiri.
Sebagian besar dari fisik yang semakin melemah kerap dikaitkan dengan penuaan tubuh. Padahal sebenarnya ini sebagai akibat dari kurangnya aktivitas, penyakit, atau gizi buruk, hingga perilaku gaya hidup yang lebih baik.
Oleh karena itu, salah satu manfaat utama dari aktivitas fisik secara teratur ialah perlindungan terhadap penyakit jantung koroner.
Baca Juga: Sudah Merdeka Secara Finansial? Cari Tahu Level Keuangan Kamu di Hari Kemerdekaan!
Tips Menjaga Kondisi Finansial Saat Midlife Crisis
Kekhawatiran lain yang timbul saat meghadapi midlife crisis adalah kondisi keuangan yang ikut menurun. Namun, Sebagian besar dari kita pasti sudah menyisihkan tabungan yang cukup untuk masa depan. Bahkan bisa mempergunakannya sesekali tanpa harus membuat tabungan habis.
Seperti, pergi berlibur sesekali, ini bis adilakukan untuk melupakan kegelisahan dan bahkan meningkatkan kepercayaan diri dengan membagikan cerita keseruan perjalanan kamu kepada orang lain.
Selain itu, pergi ke tempat gym untuk mendapatkan kondisi badan yang fit dan bagus juga bisa membantu melepas gundah serta meningkatkan rasa percaya diri.
Sehingga, sebetulnya tidak ada salahnya untuk mencoba melakukan hal-hal tersebut. Hal ini bentuk antisipasi juga agar midlife crisis tidak berujung pada masalah-masalah baru. Karena saat kondisi krisis pasti mendorong kita melakukan pengeluaran yang impulsif sehingga mengganggu rencana jangka panjang yang terlupakan.
Kesimpulannya adalah fleksibilitas dari rencana keuangan (finansial) memang diperlukan. Serta tidak masalah selama kamu bisa bertanggung jawab atas pengeluaran tersebut. Selain itu, pastikan agar tidak terlalu melenceng jauh dari perencanaan anggaran yang sudah kamu terapkan.
Apabila saat ini kamu masih dalam usia muda, bisa segera untuk mulai memperhitungkan hal-hal di luar kebutuhan utama seperti liburan atau hobi dalam rencana jangka panjang keuangan kamu.