Ajaib.co.id – Prospek usaha nikel cukup menjanjikan. Indonesia pun memiliki cadangan nikel yang melimpah dan dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan konsumsi nikel. Seperti apa konsumsi nikel dunia per tahun dan apa saja kegunaan nikel?
Potensi Jumlah Nikel di Indonesia
Indonesia menempati peringkat pertama dunia dengan potensi jumlah nikel sebesar 800.000 ton. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2019 lalu, dari cadangan nikel yang tersimpan saja terdapat deposit 72 juta ton. Sejumlah daerah penghasil utama nikel di tanah air yakni berada di Sulawesi, Maluku dan Papua.
Sejumlah pengelola tambang nikel telah memiliki Izin Usaha Produksi Operasi (IUP OP) dan peleburan nikel. Meski demikian, potensi jumlah nikel yang belum tersentuh diperkirakan 4,5 miliar ton. Jumlah nikel yang berada di Indonesia lebih dari 30 kali lipat dari cadangan nikel yang tersedia dunia saat ini.
Dengan mengantongi cadangan sebesar itu, Indonesia diperkirakan memiliki usia produksi nikel hingga beberapa dekade mendatang. Namun demikian hal itu, dipengaruhi pemilihan proses ekstraksi biji nikel itu sendiri.
Tingginya jumlah konsumsi nikel yang membutuhkan proses pengolahan pyrometallurgy atau pemisahan logam dari bijihnya dengan cara pemanasan pada temperatur tinggi, diperkirakan umur cadangannya mampu diproduksi hingga sekitar 27 tahun ke depan.
Namun apabila ekstraksi bijih nikel dapat diolah dengan proses hydrometallurgy atau menggunakan reagen pelarut yang dilakukan pada temperatur relatif rendah, diperkirakan cadangan nikel Indonesia mampu berproduksi hingga 73 tahun ke depan.
Perbedaan proses ekstaksi bijih nikel inilah yang nantinya mempengaruhi kegunaan nikel itu sendiri. Kedua proses tersebut akan menghasilkan output produksi yang berbeda.
Sebut saja, pada proses pyrometallurgy, pengolahan nikel ini akan menghasilkan aneka produk stainless steel. Dan proses hydrometallurgy akan menghasilkan sejumlah produk, seperti campuran logam berbasis nikel, pelapisan logam, dan baterai.
Dengan berbagai kegunaan nikel di kalangan industri dunia. Potensi jumlah nikel yang ada saat ini harus terus ditingkatkan kualitas pengolaannya. Pemilihan proses yang berkualitas tinggi akan meningkatkan daya saing produk nikel Indonesia. Bukan hal yang tidak mungkin nantinya Indonesia akan menjadi negara penghasil bahan baku utama pembuatan baterai kendaraan listrik di dunia.
Melihat besarnya potensi jumlah nikel dan kegunaan nikel tersebut mendorong pemerintah membangun kebijakan yang revolusioner. Pemerintah membentuk konsorsium BUMN untuk menangani proyek hilirisasi nikel menjadi baterai.
Konsorsium yang terdiri dari PT Aneka Tambang yang merupakan anak perusahaan MIND ID berkolaborasi dengan PT Pertamina dan PT PLN. Ketiga perusahaan ini kemudian membentuk perusahaan holding PT Indonesia Battery agar menjadi lebih leluasa dalam mengembangkan usaha serta menggandeng mitra-mitra investornya.
Seiring konsumsi nikel dunia pada masa mendatang yang terus meningkat, pemerintah harus tetap berkomitmen untuk optimalisasi produksi di dalam negeri. Pemerintah juga perlu memastikan jika perusahaan diwajibkan mengolah 60 persen nikel yang akan digunakan untuk memproduksi baterai listrik, juga harus diproses di Indonesia.
Melalui program tersebut, muncul harapan besar bagi Indonesia untuk tumbuh menjadi produsen baterai listrik maupun industri perakitan kendaraan listrik. Kebijakan pemerintah dalam mengolah potensi jumlah nikel ini sangat memengaruhi keberhasilan industri dari hulu ke hilir. Pengelolaan yang relevan dan peraturan yang tidak tumpang tindih akan membawa industri ini memiki daya saing.
Kegunaan Nikel dan Konsumsi Nikel Dunia
Banyak negara maju yang merencanakan untuk menghentikan produksi mobil konvensional berbahan bakar minyak dan gas pada sekitar tahun 2030. Industri mobil listrik dilirik lantaran lebih ramah lingkungan dan menjawab tantangan penggantian mobil konvensional dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Dengan demikian diprediksi konsumsi nikel dunia pun akan terus meningkat.
Kegunaan nikel sebagai bahan baku baterei listrik merupakan komponen yang sangat penting dari sebuah mobil listrik. Baterai tersebut akan menjadi sebagai sumber energi untuk menjalankan mesin.
Sumber energi penggerak inilah yang membedakan mobil listrik dengan mobil konvensional berbahan bakar minyak. Dengan menggunakan sumber energi dari baterai ini keberadaan mobil listrik dinilai akan mengurangi polusi udara.
Baterai listrik memiliki kemampuan untuk menyimpan daya listrik dan bisa diisi ulang. Adapun dua jenis baterai listrik yang banyak dipakai saat ini yaitu Lithium-ion (Li-ion) dan Nickel Metal Hydride (NiMH). Lebih lanjut, baterai Li-ion menggunakan unsur logam litium dan NiMH yang memanfaatkan kegunaan nikel.
Industri nikel Indonesia terus meningkat nilai ekonomisnya karena hilirisasi. Berdasar data yang dilansir snbcindonesia.com, total nilai ekonomis industri nikel Indonesia naik tinggi hingga 4 – 5 kali lipat di sektor hilir. Produksi tersebut mencakup bentuk produk hulu bijih nikel sebanyak 50 juta ton per tahun, maupun produk hilirnya seperti FeNi, NPI, Matte sebanyak 907 ribu ton.
Konsumsi nikel dunia yang terus meningkat ini memengaruhi harga pasar nikel yang mengalami kenaikan cukup tinggi. Produk hulu bijih nikel dihargai senilai US$ 40-45 per ton, sementara untuk produk hilir bijih nikel seperti feronikel (FeNi) bisa mencapai harga US$ 17 ribu per ton. Nominal yang tak sedikit mengingat kegunaan nikel merupakan bahan baku yang dibutuhkan industri.
Kebijakan pemerintah dalam menggaungkan hilirisasi nikel inilah yang dinilai dapat memberikan dampak positif bagi perkonomian negara. Bagaimana tidak, selain untuk meningkatkan nilai konsumsi, nikel pun dapat menyelamatkan komoditas bijih nikel dari gejolak harga.
Kegiatan-kegiatan eksplorasi selanjutnya akan meningkatkan potensi jumlah nikel yang saat ini tersedia serta memberikan peluang berkembangnya hilirisasi nikel di Indonesia. Bisa dibilang, ke depannya prospek usaha nikel masih menjanjikan.