Ajaib.co.id – Rush money atau bisa disebut dengan bank run merupakan fenomena yang terjadi saat masyarakat beramai-ramai menarik uangnya dari bank.
Keadaan ini biasanya terjadi ketika masyarakat tidak lagi percaya bank adalah tempat menyimpan uang yang aman, lalu memutuskan untuk menarik uangnya agar bisa terlepas dari hal buruk.
Fenomena ini pernah terjadi beberapa kali di Indonesia. Dampak paling besar terlihat ketika terjadi penarikan uang besar-besaran pada krisis 1998.
Pada saat itu nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat sangat mengkhawatirkan sehingga membuat masyarakat punya firasat buruk akan hal itu.
Rush Money Punya Dampak yang Besar bagi Bank
Bank run pernah hampir terjadi juga di tahun lalu, tepatnya ketika kerusuhan tanggal 22 Mei terjadi. Di internet ada yang menyebarkan agar masyarakat segera mengambil uang-uang mereka yang disimpan di bank.
Pemerintah sampai turun tangan untuk mengatasi hal tersebut karena dinilai meresahkan dan tidak berdasar. Apalagi ada yang mengaitkannya dengan krisis yang terjadi pada tahun 1998 lalu.
Negara pun mencari tahu siapa yang pertama kalinya menyebarkan isu itu dan memberikan hukuman yang tegas. Jadi, tidak mengherankan jika saat itu koneksi internet dibatasi hingga menimbulkan pro dan kontra.
Bank run terjadi karena masyarakat takut bank di mana mereka menyimpan uang mengalami kebangkrutan dan mereka takut uang yang disimpan itu malah hilang. Oleh karena itu mereka mengambil uangnya sampai habis.
Hal ini tidak terjadi pada satu bank, tapi pada bank lain. Kalau sudah begini pemerintah biasanya akan melakukan intervensi karena kerugian yang terjadi pada bank dalam waktu serentak ini bisa memengaruhi stabilitas ekonomi negara.
Mengapa Rush Money Punya Dampak Besar bagi Bank?
Jika kamu belum mengetahuinya, seperti inilah bank bekerja. Misalnya, kamu menabung di bank dalam jumlah tertentu. Uang tersebut memang bank simpan. Bank punya kewajiban untuk menyimpan uang cash dalam jumlah tertentu.
Namun, agar bank tetap hidup, bank tidak hanya mengandalkan bunga tabungan. Uang tersebut diputar menjadi investasi lain, memberikan kredit pada nasabah lain, dan kegiatan menambah uang lainnya. Hal tersebut agar keuntungan yang bank dapatkan semakin banyak.
Hal ini sebenarnya lumrah terjadi. Kamu tidak perlu khawatir karena jika kamu ingin mengambil uang, pihak bank akan menyerahkannya.
Gawatnya jika permintaan uang yang dilakukan nasabah tersebut banyak dalam satu waktu. Seperti yang sudah disebutkan di atas, bank memang menyimpan uangnya, tapi jika dalam satu waktu nasabah meminta uang serentak, mereka akan kelabakan.
Bank tetap harus mengembalikan uang nasabahnya. Jika uang yang ada tidak mencukupi, pihak bank terpaksa menjual aset-aset yang dimilikinya. Keadaannya tidak ideal bagi bank karena bank bisa saja mengalami kebangkrutan.
Seperti yang pernah terjadi di tahun 1998 lalu, bank mengalami kebangkrutan karena bank run dan kredit macet yang dialami perusahaan-perusahaan yang tidak mampu membayar utangnya.
Hal ini juga pernah terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1929. Saat itu isu terjadi karena ada satu bank yang mengalami kebangkrutan. Masyarakat Amerika Serikat pun berbondong-bondong mengambil uang-uang mereka di bank lain karena takut uangnya akan hilang.
Akibatnya Amerika Serikat mengalami krisis ekonomi yang cukup gawat. Efek dari sebuah isu dan kepanikan nasabah bisa besar seperti itu.
Jadi, bank run ini bisa terjadi di negara mana pun. Oleh karena itu dibutuhkan kontrol yang kuat. Apalagi sekarang ini informasi yang tidak berdasar lebih mudah diakses.
Yang kita inginkan adalah Indonesia tidak mengalami hal gawat ini untuk sekian kalinya. Karena dampaknya akan sangat besar bagi perekonomian yang saat ini sedang berusaha naik kembali akibat pandemi Covid-19.
Kebangkrutan bank tidak hanya akan menyulitkan bank, tapi efeknya akan dirasakan oleh masyarakat menengah ke bawah yang hidupnya semakin terhimpit.
Selain itu, dampaknya bagi nasabah bank yang mengambil uangnya pun akan tetap mengalami kerugian. Jika kamu memiliki deposito yang diambil sebelum waktunya, kamu akan dikenai biaya penalti.
Bukannya untung, kamu akan buntung. Sama saja tetap merugikan, walaupun ada uangmu yang berhasil terselamatkan.
Agar Bank Run Tidak Terjadi
Ada tindakan preventif yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya rush money ketika isu mulai merebak. Masyarakat harus bisa teredukasi dengan baik bahwa hal itu hanya isu semata, bukan kejadian yang akan terjadi.
Jadi, pihak bank dan pemerintah yang akan turun tangan. Pemerintah bisa mengeluarkan peringatan atau aturan terkait dengan bank run. Lalu, pihak bank bisa membatasi pengambilan uang yang dilakukan masyarakat.
Namun, perlu diingat cara ini bisa mendapatkan protes dari nasabah karena nasabah mengira uangnya tidak ada. Jadi, pihak bank harus bisa meyakinkan pada nasabah bahwa bank sekarang baik-baik saja.
Lalu untuk nasabah sendiri sebaiknya tidak mudah percaya dengan isu-isu atau ajakan untuk mengosongkan rekening bank yang terjadi tiba-tiba dan disebarkan oleh akun anonim. Di zaman sekarang informasi mudah sekali didapatkan sehingga risikonya kamu akan menemukan banyak hal yang tidak pasti bahkan hanya isapan jempol.