Ajaib.co.id – Mengingat perekonomian yang sekarang sedang terpuruk, banyak yang menyamakannya dengan kejadian krisis moneter yang melanda Indonesia pada Mei 1998 lalu. Krisis tersebut membawa Indonesia dalam keadaan terburuknya. Bisa dikatakan negara-negara Asia pun mengalami keterpurukan juga, tapi yang paling mengalami keterpurukan adalah Indonesia.
Krisis tersebut tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tapi juga membawa gejolak pada politik Indonesia yang menyebabkan lengsernya Orde Baru.
Krisis moneter tahun 1998 lalu, sebenarnya berbeda dengan krisis ekonomi akibat pandemi covid-19 yang terjadi saat ini. Krisis tahun 1998 lalu membawa trauma tersendiri bagi Indonesia karena banyak hal buruk yang terjadi, yang sepertinya akan diingat terus sampai kapan pun.
Namun, kita bisa mempelajari apa saja dampak yang terjadi pada tahun 1998 lalu, dan berharap kejadian tersebut tidak terjadi kembali.
Krisis bermula dari pertengahan Juli 1997 akibat dari melemahnya rupiah ke angka yang cukup tinggi. Hingga memasuki tahun 1998, rupiah ada mengalami sedikit penguatan, tapi kemudian malah semakin anjlok ke angka Rp16.800/US$.
Angka ini merupakan angka paling buruk yang pernah terjadi pada rupiah karena akhirnya membuat masalah lain yang tak kalah serius. Berikut ini adalah dampak krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 lalu:
- Bank-Bank di Indonesia Mengalami Kredit Macet
- Banyak Perusahaan yang Bangkrut
- Indonesia Kehilangan Kepercayaan Asing
- Harga-Harga Bahan Pokok Membengkak
- Demo Besar-Besaran Terjadi Hampir di Seluruh Indonesia
- Kerusuhan yang Mengakibatkan Nyawa Melayang
- Penjarahan yang Terjadi di Mana-mana dan Isu Rasisme yang Meningkat
- Jatuhnya Kekuasaan Orde Baru Selama 32 Tahun Menguasai Indonesia
Bank-Bank di Indonesia Mengalami Kredit Macet
Akibat dari rupiah yang melonjak naik itu, bank-bank di Indonesia mengalami kredit macet karena banyaknya perusahaan yang gagal membayarkan utang-utang mereka. Kredit macet ini memengaruhi kinerja bank yang semakin merugi sehingga pemerintah akhirnya memutuskan menggabungkan beberapa bank untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia.
Banyak Perusahaan yang Bangkrut
Perusahaan yang gagal membayar utang mereka itu akhirnya bangkrut. Apalagi kebanyakan dari mereka menggunakan bahan baku yang diimpor, yang untuk membelinya diharuskan menggunakan dolar AS (Amerika Serikat). Karena rupiah yang terpuruk, mereka tidak bisa membeli bahan baku tersebut dan akhirnya kehilangan usahanya sendiri.
Keadaan ini cukup gawat karena membuat jumlah pekerja yang terkena PHK terjadi di mana-mana, dan angka kemiskinan meningkat dengan tajam. Sementara itu negara tidak bisa memberikan bantuan apa-apa karena ada alasan lain yang saat ini simpang siur, tapi kemungkinan dulu orang yang menjabat kebanyakan tidak tahu tentang posisinya sendiri.
Indonesia Kehilangan Kepercayaan Asing
Pada saat itu Indonesia cukup terbuka dengan investor asing yang ingin membuka berinvistasi di perusahaan-perusahaan dalam negeri. Pemerintah Indonesia mencoba melepas nilai tukar mata uang rupiah sesuai dengan harga pasar. Bukannya membaik, nilai tukar rupiah malah semakin menyentuh ke angka yang mengkhawatirkan.
Akibatnya para investor asing tidak percaya lagi bahwa uang yang dimodalkannya untuk berbisnis di Indonesia akan membawa hasil yang bagus. Mereka pun berbondong-bondong meninggalkan Indonesia sehingga membuat banyak perusahaan kolaps karena tidak mendapatkan dana suntikan dari asing.
Harga-Harga Bahan Pokok Membengkak
Setelah terjadinya krisis yang mengakibatkan peningkatan angka pengangguran di mana-mana, harga bahan pokok pun ikut naik imbas dari nilai tukar rupiah yang terus anjlok ke level yang mengkhawatirkan. Harga bahan pokok yang membengkak ini membuat masyarakat marah karena kemampuan membeli mereka pun menurun. Kemarahan ini pun memicu demo yang terjadi di mana-mana.
Demo Besar-Besaran Terjadi Hampir di Seluruh Indonesia
Demo secara besar-besaran ini terjadi hampir terjadi di seluruh Indonesia, dan diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa. Awalnya demo berjalan dengan tertib, tapi entah kenapa tiba-tiba terjadi bentrok antara mahasiwa dan aparat. Tidak ada yang tahu sampai sekarang siapa yang memulainya duluan, tapi bentrok ini pun membuat hal gawat lain terjadi.
Demo ini terjadi cukup lama, dari pertengahan tahun 1998, sampai hampir menuju akhir tahun. Mereka menuntut Presiden Soeharto untuk turun dari jabatannya saat itu juga.
Kerusuhan yang Mengakibatkan Nyawa Melayang
Demo yang terjadi di seluruh Indonesia berlangsung terus-menerus. Mereka menuntut Orde Baru agar turun dari kekuasaannya karena dianggap gagal untuk memperbaiki perekonomian Indonesia.
Namun, demo itu tiba-tiba saja diwarnai oleh peristiwa berdarah yang mengakibatkan 4 orang mahasiswa Trisakti kehilangan nyawa. Peristiwa kelam ini pun mengakibatkan kemarahan masyarakat semakin menjadi-jadi, dan demo tetap berlanjut hingga ke jauh hari.
Penjarahan yang Terjadi di Mana-mana dan Isu Rasisme yang Meningkat
Kemarahan masyarakat dibuktikan dengan terjadinya penjarahan di mana-mana dan penyerangan terhadap etnis Tionghoa karena isu rasisme yang tiba-tiba saja muncul. Penjarahan dan serangan ini sudah termasuk kepada pelanggaran HAM berat. Penjarahan dan serangan ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tapi juga di kota lain.
Aparat pun tidak bisa membendung kejadian ini dan lagi-lagi pemerintah Orde Baru kala itu didesak untuk mundur karena keinginan rakyat Indonesia saat itu adalah pergantian kekuasaan. Kejadian kelam itu membuat rakyat semakin tidak memercayai pemerintah dan ingin terjadi perubahan.
Jatuhnya Kekuasaan Orde Baru Selama 32 Tahun Menguasai Indonesia
Para mahasiswa waktu itu berhasil menduduki gedung MPR/DPR. Setelah itu Presiden Soeharto pun mengundurkan diri dari jabatannya, digantikan oleh Presiden B.J. Habibie. Pergantian kekuasaan ini ternyata menjadi tombak berdirinya Indonesia kembali dari keterpurukan. Presiden B.J. Habibie sempat berhasil membuat rupiah kembali naik ke angka Rp6.500.
Dari fakta-fakta yang ada di atas, krisis moneter 1998 telah membawa Indonesia mengalami banyak hal buruk. Tidak ada yang menyangka jika krisis ekonomi itu bisa merembet ke mana-mana. Dari sana kita bisa simpulkan bahwa perekonomian memang harus stabil demi kehidupan masyarakat yang stabil juga.
Tugas pemerintah yang mengeluarkan kebijakan untuk membuat perekonomian stabil. Kita pun bisa belajar dari peristiwa krisis 1998 itu dibutuhkan orang-orang yang memang cakap dalam menjalankan tugasnya.
Selain mengharapkan kebijakan pemerintah untuk mencegah terjadinya kiris, kamu sebagai warga Indonesia bisa membantu pemerintah untuk menghindari hal ini, salah satunya dengan tetap berinvestasi ke perusahaan Indonesia. Dengan begitu, kita sudah mengambil peran dan percaya perusahaan Indonesia tetap bertahan, meski saat ini Indonesia telah mengalami resesi akibat pandemi.
Untuk memulai investasi, kini kamu bisa memanfaatkan Ajaib, platform investasi yang dapat membantu kamu investasi kapan dan d mana saja dengan modal mulai dari Rp10 ribu. Yuk invest sekarang lewat Ajaib!