Perencanaan Keuangan

Mengenal Opportunity Cost dan Kegunaannya Untuk Kehidupan

Ilustrasi opportunity cost
Ilustrasi opportunity cost

Ajaib.co.id – Apakah kamu pernah dihadapkan pada dua pilihan dalam penggunaan uang?  Misalnya kamu harus memilih untuk membeli kopi atau nasi warteg. Uang yang kamu miliki sangat terbatas, jadi kamu hanya bisa memilih salah satunya saja.

Itulah yang disebut sebagai biaya peluang atau Opportunity Cost. Sebenarnya Opportunity Cost sendiri sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari dan tentu dapat terjadi dalam bisnis. Setiap orang yang memiliki uang dalam bisnis akan memiliki kesempatan untuk melakukan banyak hal. Maka dari itu, mereka perlu memutuskan untuk mengambil langkah bagi bisnisnya.

Apa Itu Opportunity Cost?

Opportunity Cost atau yang biasa disebut dengan biaya peluang adalah suatu biaya yang timbul karena kesempatan yang hilang dari pemenuhan kebutuhan lain. Dalam konsep ekonomi, pelaku akan merelakan satu kesempatan untuk mengambil kesempatan lain dengan menggunakan biaya tertentu.

Biaya akan muncul karena adanya sumber-sumber daya ekonomi yang terbatas sehingga memaksa manusia untuk memilih hal sesuai kebutuhan. Biaya di sini tidak hanya berhubungan dengan uang atau materi yang riil, tapi bisa juga berupa waktu, kesenangan, keuntungan di masa depan, dan banyak lagi lainnya.

Sejarah Opportunity Cost

Istilah Opportunity Cost ini sendiri pertama kali digunakan oleh David L. Green pada tahun 1894 pada sebuah artikel berjudul “Pain Cost and Opportunity Cost”. Sebelumnya ide Opportunity Cost telah dijabarkan oleh Benjamin Franklin dan Frederic Bastiast, yang disebut dengan kata “Waktu adalah uang” oleh Franklin.

Sementara itu, Bastiast dalam esainya dengan judul “What Is Seen and What Is Not Seen” pada tahun 1848 mengungkapkan penalaran seputar Opportunity Cost dan kritiknya terhadap “broken window fallacy”, yang menggambarkan bagaimana Opportunity Cost serta hukum unintended consequences mempengaruhi aktivitas ekonomi.

Bagaimana Cara Menghitung Opportunity Cost?

Biaya peluang sendiri dapat dihitung dengan cara menghitung selisih antara pengembalian yang kamu harapkan dari setiap opsi. Misalnya, kamu memilih A untuk membuka bisnis sehingga dapat menghasilkan keuntungan. Dan pilihan B, kamu menginvestasikan uang kamu ke aplikasi Ajaib dengan harapan mendapatkan return yang tinggi dari instrumen pasar saham atau reksa dana yang terdapat di aplikasi Ajaib.

Misal, return yang dapat kamu terima dari aplikasi Ajaib adalah 12% per tahun, sedangkan dari membuka bisnis, kamu akan menghasilkan pengembalian sebesar 10% pada periode yang sama. Biaya peluang ketika kamu membuka bisnis adalah 2%, yaitu dari 12% – 10%. Ini berarti, jika kamu memilih untuk membuka bisnis, artinya kamu harus rela kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pengembalian lebih tinggi.

Biaya Peluang dalam Produksi

Untuk menghitung, kamu perlu mengetahui sederet biaya yang perlu diperhitungkan. Biaya eksplisit adalah biaya peluang yang melibatkan pembayaran secara langsung oleh produsen. Biaya peluang eksplisit dari faktor-faktor produksi yang belum dimiliki oleh perusahaan adalah harga yang harus dibayar produsen untuk itu.

Contoh, jika perusahaan menghabiskan Rp 2 juta untuk biaya operasional, maka biaya eksplisitnya adalah Rp 2 juta. Pengeluaran uang tunai ini merupakan peluang yang hilang untuk membelanjakan kebutuhan lain dengan nilai Rp 2 juta tersebut.

Berikutnya adalah biaya implisit yang merupakan biaya peluang yang tidak tercermin dalam arus kas keluar, tapi tersirat oleh pilihan perusahaan untuk tidak mengalokasikan sumber daya atau faktor-faktor produksi terbaik yang ada.

Contoh, perusahaan telah membeli 1000 batang kayu dan mesin untuk proses produksi. Bagian tersirat dari biaya peluang untuk proses produksi tersebut adalah pendapatan yang hilang dengan tidak menjual bahan dan tidak menyewa mesin untuk produksi.

Mengenal Struktur Modal

Analisis biaya peluang juga turut memainkan peran penting dalam menentukan struktur modal bisnis. Sementara baik utang maupun ekuitas membutuhkan biaya guna mengkompensasi pemberian pinjaman dan pemegang saham untuk risiko investasi, masing-masing juga membawa biaya peluang.

Misalnya saja dana yang disiapkan untuk melakukan pembayaran pinjaman modal, tentu tidak bisa pula diinvestasikan dalam saham atau obligasi, yang menawarkan potensi pendapatan pada investasi. Dalam hal ini perusahaan harus menetapkan pilihan terbaiknya, apakah menggunakan dana tersebut untuk membayar hutang atau berinvestasi terlebih dahulu.

Perbedaan dengan Sunk Cost

Biaya tertanam atau bahasa lainnya adalah Sunk Cost adalah biaya yang sudah dikeluarkan pada masa lalu atau biaya-biaya yang sudah dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi dasar pengambilan keputusan, karena biaya ini tidak akan kembali.

Contohnya, kamu membeli alat produksi baru sebagai investasi dalam berbisnis. Ternyata, setelah digunakan selama 2 tahun, alat tersebut rusak, padahal ekspektasinya bisa digunakan hingga 4 tahun.

Biaya yang dikeluarkan saat membeli alat itulah yang disebut sebagai Sunk Cost. Uang tersebut tidak bisa kembali dan kamu harus memperbaiki atau membeli alat baru. Jika digabungkan dengan biaya peluang, perbedaan keduanya adalah uang yang sudah dipakai dan potensi pengembalian yang diperoleh.

Misalnya, jika kamu membeli alat peralatan produksi tapi ternyata hasilnya tidak sesuai ekspektasi, kesulitan keuangan bisa saja terjadi. Maka dari itu, Opportunity Cost diperlukan agar keputusan yang kamu ambil tidak membawa kamu pada kerugian dari apa yang sudah kamu keluarkan. Setidaknya akan meminimalisir adanya Sunk Cost berlebih.

Nah, itulah yang harus kamu ketahui mengenai Opportunity Cost dan kegunaannya dalam kehidupan. Semoga artikel ini dapat membantu kamu dalam menentukan keputusan di kemudian hari dan meminimalisir kerugian.

Artikel Terkait