Investasi

Mengenal Lo Kheng Hong yang Dikenal Bapak Saham Indonesia

Ajaib.co.id – Lo Kheng Hong dikenal sebagai bapak saham Indonesia dan disebut juga sebagai Warren Buffet-nya Indonesia. Ia adalah seorang investor yang berhasil meraih keuntungan berlipat-lipat dan pintar mencari peluang. Namun, tentu ada hal yang berbeda antara Lo Kheng Hong dan Warren Buffet.

Lo Kheng Hong lahir di keluarga yang penghasilannya pas-pasan, sedangkan Warren Buffet lahir dari keluarga yang memang sudah kaya raya. Lo Kheng Hong memulai bisnis investasinya dari umur 30 tahun, sedangkan Warren Buffet sudah mulai berinvestasi sejak 11 tahun. Lahir dari keluarga miskin, tidak membuat Lo Kheng Hong berhenti berjuang, ia keluar dari zona nyaman untuk meraih mimpinya sendiri.

Profil Lo Kheng Hong yang dikenal sebagai bapak saham Indonesia

Lo Kheng Hong menceritakan bahwa ia berasal dari keluarga miskin yang tinggal di sebuah rumah petak. Lalu, setelah lulus SMA ia tidak langsung kuliah karena tidak ada biaya. Ia bekerja sebagai staf dengan jabatan yang biasa saja di sebuah bank bernama OEB. Ketika berhasil mengumpulkan sejumlah uang, ia kuliah di Universitas Nasional Jakarta sambil bekerja.

Lo Kheng Hong sudah sepuluh tahun bekerja di bank OEB, tapi ia tidak memiliki jabatan yang memuaskan. Akhirnya ia pindah bekerja di Bank Ekonomi. Bekerja di perbankan membuatnya memiliki pengetahuan tentang dunia ekonomi yang cukup. Hanya berselang setahun di Bank Ekonomi, bapak saham Indonesia ini diangkat menjadi kepala cabang di salah satu bank tersebut.

Tidak terlena dengan jabatan tinggi

Selama menjabat sebagai kepala cabang, Lo Kheng Hong menemukan sesuatu hal yang membuatnya tertarik, yaitu investasi saham. Sudah mendapatkan gaji yang banyak, tidak membuatnya menghambur-hamburkan uang. Ia justru jadi lebih rajin menabung. Hasil tabungannya ia kumpulkan untuk menjadi modal saham yang ia beli pertama kali.

Kemudian Lo Kheng Hong memutuskan bahwa menjadi investor saham itu sebaiknya dilakukan fulltime agar bisa lebih fokus. Ia ingin memiliki kemerdekaan finansial di umur yang cukup muda. Oleh karena itu ia berhenti bekerja dari Bank Ekonomi. Orang-orang berpikir apa yang dilakukan oleh Lo Kheng Hong ini terlalu nekat.

Awalnya, pengetahuannya tentang saham masih belum begitu bagus. Lo Kheng Hong membeli saham PT Gajah Surya Finance Tbk, yang pada waktu itu baru IPO. Namun, tidak disangka nilai saham PT Gajah Surya Finance Tbk, anjlok. Harganya jadi lebih kecil dibandingkan ketika ia pertama kali membelinya. Ia pun mengalami kerugian yang cukup banyak karena menjual saham itu lagi dengan harga yang lebih murah. Untuk mendapatkan keuntungan, ia harus menjual harga saham itu jauh lebih mahal dibandingkan harga beli.

Namun, pengalaman pahit itu tidak membuat bapak saham Indonesia ini patah semangat. Lo Kheng Hong menjadikan kegagalannya sebagai pengalaman yang baik untuk langkah berikutnya. Ia tidak kapok, dan membeli saham yang lain. Ia jadi tahu sebelum membeli saham suatu perusahaan, perusahaan tersebut haruslah memiliki laporan keuangan yang baik. Lalu, ia juga jadi lebih sering membaca informasi-informasi tentang saham. Keadaan ekonomi dunia pun tidak luput dari perhatiannya

Lo Kheng Hong menemukan emiten PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk atau (MBAI) yang harga sahamnya murah, tapi punya laporan keuangan yang bagus. Perusahaan itu bisa menghasilkan keuntungan yang banyak, dan manajemen keuangannya tidak ada masalah. Ia jadi heran mengapa perusahaan sebagus ini harga sahamnya hanya Rp250. Ia pun tidak ragu membeli saham tersebut pada tahun 2005. Peluang yang ia lihat itu menjadi kenyataan yang berbuah manis.

Saham PT Multibreeder Adirama Indonesia, harganya terus naik, bahkan melambung tinggi sampai Rp31.500 per lembar. Tahun 2011, bapak saham Indonesia ini menjual saham MBAI, dan mendapatkan keuntungan tidak tanggung-tanggung sampai 126 kali lipat. Di sinilah ia langsung menjadi seorang miliarder.

Uang tidak dihamburkan, tapi diinvestasikan lagi

Setelah berhasil menjadi miliarder, Lo Kheng Hong masih dengan prinsipnya yang sering mengirit. Ia malah membeli saham perusahaan lain yang ia nilai punya potensi mendatangkan cuan untuknya. Di sinilah kita tahu bahwa riset itu cukup krusial. Membeli saham bukan hanya asal murah, tapi harus bisa menilai juga apakah perusahaan tersebut akan berkembang dengan pesat di kemudian hari atau tidak. Jika emiten tersebut berkembang baik, maka kamu pun akan ketiban durian runtuh.

Prinsip yang Lo Kheng Hong jalankan adalah investasi saham jangka panjang. Ia menunggu harga suatu saham naik dari pertama kali ia beli. Alias mendiamkan sahamnya dalam beberapa tahun untuk melihat apakah kenaikannya akan terus berlangsung. Jika, masih punya potensi naik, ia akan terus menunggu sampai dirasa waktu yang tepat untuk menjual saham tersebut. Ini adalah buah kesabaran yang ia tunggu-tunggu sejak lama.

Lo Kheng Hong tidak hanya mendapatkan dividen dari perusahaan tersebut, tapi ketika menjual sahamnya, ia juga mendapatkan profit yang tinggi. Ia juga menerapkan prinsip sederhana. Ia mungkin agak berbeda dengan kebanyakan orang. Ia tidak begitu suka membeli mobil, padahal ia mampu membeli mobil yang harganya miliaran.

Lo Kheng Hong lebih memilih menggunakan mobil berumur sepuluh tahunnya untuk dibawa bepergian ke mana-mana karena memang masih digunakan. Ia berpikir bahwa kendaraan bermotor itu jika dimiliki tidak terlalu menguntungkan karena nilainya yang menurun setiap tahun. Sedangkan ia lebih menyukai saham yang semakin bertambah tahun, nilai bisa semakin naik.

Jika ingin berinvestasi dengan modal rendah dan minim, kamu bisa berinvestasi reksa dana di Ajaib. Melalui Ajaib, kamu bisa memulai investasi reksa dana hanya dengan modal Rp10 ribu. Selain iti, Ajaib juga menyediakan trading saham untuk kamu yang menginginkan keuntungan harian. Jadi, apa investasi yang cocok buat kamu? Ayo, segera hubungi kamu untuk informasi lebih lanjut.

Artikel Terkait