Investasi

Memahami Investor Agresif dari Perspektif Lain

Ajaib.co.id – Menjadi investor agresif artinya kamu mengambil peluang lebih dari investasi pada aset dengan imbal hasil dan risiko yang sama tinggi. Tetapi, kamu jangan sampai mengira bahwa agresif dalam investasi hanya berarti mencari cuan dan risiko tinggi.

Investor agresif secara sederhana dapat diartikan sebagai investor yang siap untuk menikmati kekayaan dari kenaikan harga saham dalam waktu singkat, tetapi juga harus siap kehilangan semuanya dalam waktu yang sama singkat. Pada prinsipnya, investasi dengan returntinggi pasti akan diikuti dengan risiko yang sama besar.

Sayangnya, prinsip ini kadangkala hanya dipersepsikan dengan cara yang sederhana oleh para investor pemula. Mereka sering kali menganggap berinvestasi secara agresif artinya harus berani berinvestasi pada instrumen dengan volatilitas tinggi. Padahal, hal ini tidaklah sepenuhnya benar.

Cara Kerja Investor Agresif

Mengutip laman Forbes.com, Pemerhati Pasar Modal Rob Isbitts mengatakan sebenarnya berinvestasi pada instrumen yang bersifat volatil tidak akan memberikan kamu keuntungan atau return yang tinggi. Justru, investasi pada instrumen ini hanya akan memberikan kamu aset dengan volatilitas tinggi alis naik-turun atau tidak stabil.

Menurutnya, sebenarnya tak ada satupun investor yang ingin menjadi agresif dengan portofolio investasinya. Yang benar-benar diinginkan investor adalah keinginan memiliki sebuah aset atau instrumen investasi yang dapat mengalami peningkatan harga secara signifikan dalam waktu singkat, dibandingkan dengan metode investasi beli dan tahan yang umum dilakukan.

Maka, menurutnya menjadi investor agresif dengan bersedia menerima risiko tinggi demi potensi imbal hasil yang tinggi adalah kesalahan. Justru di tengah kondisi pasar yang sedang volatile di tengah masa pandemi ini, strategi investasi dengan risiko tinggi hanya membawa petaka.

Sederhananya, dia mengatakan, saat pelaku pasar berfokus dan menggilai satu saham yang naik dan turun secara signifikan, potensi keuntungan yang didapat sangat jauh dibandingkan risikonya. Saham-saham tersebut, cenderung akan mencapai level tertinggi, lalu jatuh dan tertidur untuk waktu yang lama. Tentunya hal ini bukanlah hal yang diinginkan para investor.

Oleh karena itu, dia memberi saran kepada para investor agresif untuk menerapkan strategi lain dalam berinvestasi di 2021. Menurutnya, investor agresif lebih baik menerapkan strategi investasi yang taktis dan cenderung ‘melawan’. Kata ‘melawan’ di sini maksudnya investor harus mampu memberi perlawanan atas godaan terkait tren pasar yang terjadi.

Jadi, daripada ikut-ikutan membeli saham yang sedang meroket dan diincar banyak orang, menurutnya investor agresif harus bisa menahan diri. Investor agresif lebih baik membuang jauh-jauh saran dari teman atau keluarga dan berfokus untuk mengembangkan strategi investasi taktikalnya sendiri.

Investor Agresif Tahun Ini

Tak hanya para pemerhati pasar dari luar negeri, para analis pasar dalam negeri juga mengatakan hal yang sama untuk investor agresif pada tahun ini. Mengutip Kontan.co.id, Analis Wawan Hendrayana misalnya, mengatakan di tengah kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian seperti saat ini, investor lebih baik tidak terlalu agresif dalam arti membeli saham-saham yang volatil dan berisiko tinggi.

Menurut dia potensi koreksi pasar ke depannya masih cukup terbuka dengan tingginya ketidakpastian saat ini. Terlebih, hal yang sama sudah terbukti saat sentimen Covid-19 dan pemulihan ekonomi sangat memengaruhi pergerakan pasar sehingga menjadi sangat volatile.

Dia juga menyarankan investor untuk memilih saham defensif pada tahun ini. Saham-saham yang termasuk dalam kategori tersebut di antaranya, saham-saham LQ45 yang berasal dari sektor infrastruktur, telekomunikasi, dan menara. Sektor barang konsumsi, tambang emas, dan nikel juga dinilai memiliki potensi yang sama besarnya.

Meski begitu, dia mengatakan saham yang dinilai paling punya prospektif untuk investor pada tahun ini adalah saham perbankan. Pasalnya, dia mengatakan bahwa perbankan selalu menjadi salah satu sektor yang paling erat dengan pertumbuhan ekonomi. Jika ekonomi benar-benar pulih kelak, maka sektor perbankan akan menjadi salah satu yang terimbas positif paling cepat.

Instrumen Investasi Investor Agresif

Selain saham, instrumen investasi seperti Surat Berharga Negara (SBN) juga dianggap menjadi salah satu pilihan yang menarik pada tahun ini. Pasalnya, saat ini imbal hasil SBN berada pada level dua kali lipat lebih tinggi dari deposito perbankan.

Adapun, strategi komposisi yang dianjurkan adalah dengan menerapkan strategi atau profil moderat, dengan 50% asetnya ditempatkan di instrumen obligasi negara, 30% pasar uang atau deposito dan sisanya atau 20% ke saham. Tentunya, investasi ke saham harus didasarkan pada penilaian valuasi yang rasional.

Pengaturan portofolio investasi ini akan disesuaikan kembali dengan tujuan dan strategi yang kamu terapkan dalam berinvestasi. Seperti sudah disebutkan di awal, investasi dengan agresif tidak serta merta membuat investor bersikap sembrono dengan memilih aset yang mudah menguap alias volatile.

Investasi secara agresif justru mesti dilakukan dengan matang dan penuh perhitungan. Bedanya, kamu berfokus pada percepatan dan akselerasi keuntungan dibandingkan yang lain. Namun, prinsipnya harus tetap sama: penuh perhitungan, analisis, dan perencanaan yang matang.

Nah, kalau menurut kamu seperti apa sih sebaiknya Investor Agresif menyusun portofolionya? Atau malah menurut kamu menjadi agresif bukanlah strategi investasi yang baik sama sekali?

Apapun jawaban kamu, jangan lupa untuk eksekusi setiap strategi dan perencanaan investasi kamu lewat aplikasi Ajaib! Aplikasi investasi saham dan reksa dana ini sudah mendapatkan izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga kamu tidak perlu ragu untuk memulai. Yuk segera agresif mencari cuan lewat investasi!

Artikel Terkait