Emas

Medali Emas Sudah Tak Murni Lagi, Masihkah Bisa Dijual?

Medali Emas Sudah Tak Murni Lagi, Apakah Masih Bisa Dijual? Ini Faktanya

Ajaib.co.id – Suatu kebanggan bagi para atlet bisa meraih medali emas dalam sebuah kejuaraan dunia, baik itu Asean Games hingga Olimpiade. Bisa meraih medali Olimpiade berarti mengharumkan nama bangsa ke kancah internasional dan melambungkan nama atlet itu sendiri. Namun bagaimana nilainya dari segi finansial?

Setiap pertandingan olahrgaga selalu memberikan penghargaan berupa medali kepada para pemenangnya. Jenis logamnya ditentukan dengan posisi yang berhasil diraih. Juara pertama diberikan medali emas, juara kedua mendapatkan medali perak dan juara ketiga dikalungkan medali perunggu.

Atlet bulu tangkis dari Indonesia termasuk yang paling sering mendapatkan penghargaan ini. Pemberian medali tentu saja menghasilkan kebanggaan tersendiri bagi si atlet maupun masyaraktnya. Ini menjadi bukti atas semua kerja keras, latihan dan pencapaiannya.

Namun boleh dong kita berpikir soal cuannya. Berapa sih sebenarnya nilai dari medali emas yang selalu didapatkan oleh para jagoan itu?

Namun, seringkali kita bertanya-tanya apakah medali emas yang diraih para atlet tersebut mengandung emas murni? Lalu kita juga sering melihat para atlet yang menjual medali emasnya untuk berbagai keperluan. Jika dijual berapa nilai yang didapat?

Mengutip dari laman Buzzfeed, medali emas yang selama ini diberikan kepada para juara tidak lagi mengandung emas murni sejak 1912. Hal itu juga berlaku pada standar Olimpiade sekarang ini, di mana hanya mengandung kadar emas sebanyak 6 gram. Kemudian sisanya 93% mengandung perak sebesar 494 gram dan tembaga.

Dilansir dari ABC News, medali emas Olimpiade sebenarnya hanya terdiri dari 1,34 persen emas. Dan sisanya adalah perak murni. Sedangkan medali perak terdiri atas 500 gram perak yang nilai intrinsiknya mencapai 236 Poundsterling atau setara Rp3,9 juta.

Untuk medali perunggu, yang biasa diberikan kepada juara tiga dari setiap pertandingan, jauh lebih murah lagi nilai intrinsiknya. Seperti dikutip dari Metro, medali perunggu, yang terdiri atas 475 gram tembaga dan 25 gram seng, hanya bernilai sekitar 2 sampai 3 Poundsterling atau sekitar Rp33 ribu dengan nilai logam tersebut ketika masa penyelenggaraan Olimpiade pada 2018 lalu.

Adapun, sebagian besar dari medali-medali tersebut merupakan perak daur ulang di mana medali emas di Olimpiade Rio 2016 menjadi medali yang paling lestari yang pernah dibuat. Cara pembuatan dari medali ini sendiri sangat menarik. misalnya pada Olimpiade di Rio 2016 lalu, ada sekitar 5.130 medali Olimpiade dan Paralimpik yang produksinya dilakukan di Casa da Moeda do Brasil.

Medali tersebut dibuat dengan cetakan khusus di pabrik pencetakan uang Brasil. Gambar pada medali sebenarnya bisa dibuat dengan komputer, namun, untuk medali di Rio de Janeiro, seniman pahat Nelson Neto Carneiro membuatnya sendiri dengan tangan dalam waktu lebih dari dua minggu agar lebih presisi.

Setelah jadi, cetakan tersebut dipindai dengan komputer. Kemudian, sebuah mesin potong digunakan untuk membuatnya menjadi cetakan logam. Lalu, sebuah mesin pres menekan cetakan tersebut hingga terbentuklah medali. Pada proses akhir, medali tersebut disepuh dengan emas.

Setidaknya butuh waktu 48 jam untuk membuat masing-masing medali dan 80 tenaga kerja sepanjang waktu. Begitu pula dengan proses yang dilakukan pada kejuaraan Olimpiade 2018 di PyeongChang, Korea Selatan. Sementara untuk medalinya sendiri didesain oleh Lee Suk-woo.

Medali Emas Tetap Bernilai Meskipun Tak Murni Lagi

Meskipun sudah tidak lagi benar-benar mengandung emas murni, medali emas tetap punya nilai yang bisa dijual. Contohnya ketika petinju dunia asal Ukraina, Wladimir Klitscho melelang medalinya untuk kegiatan amal anak-anak di tahun 1996. Ada seseorang yang membelinya dengan harga mencapai 1 juta US Dolar, namun medali itu dikembalikan kembali untuk menghormati sang petinju dan keluarganya.

Lalu bagaimana kalau dijual atau diuangkan?

Apabila diuangkan melalui harga beli balik (buy back) PT Logam Mulia Antam per 5 Oktober, maka emas bisa dilego dengan harga beli sebesar Rp782.000 per gramnya. Dengan begitu emas tersebut setara Rp 4,10 juta. Kemudian untuk harga peraknya, Logam Mulia mematok di level Rp8.400 per gramnya sehingga nilai jual yang didapat sebesar Rp4,15 juta.

Jika ditotalkan, atlet dapat melepas medalinya ke Logam Mulia dengan nominal Rp8,25 juta. Namun, harga tersebut tidak termasuk biaya peleburan dan pemurniannya apabila medali ingin dijual secara terpisah hanya sebatas perak dan emasnya.

Selain meraih medali, para juara ini biasanya menerima hadiah uang dengan jumlah yang besar. Contohnya pada kejuaraan Asian Games, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nawawi menyampaikan per medali emas yang didapatkan akan menerima hadiah lebih dari Rp2 miliar. Jumlah tersebut sangat lumayan jika sebagian uangnya dibelikan emas Antam.

Emas pada dasarnya memang tidak bisa mendapatkan harga idealnya jika sudah memiliki campuran. Logam mulia ini akan dibandrol dengan harga tertinggi jika benar-benar murni 24 karat. Karena itulah, emas batangan murni adalah pilihan terbaik kalau kamu ingin berinvestasi dan berharap nilainya meningkat.

Memiliki Makna Tersembunyi

Kenapa medali ada emas, perak, dan perunggu? Hal ini karena ketiga logam tersebut punya makna yang tersembunyi. Tiga warna tersebut sejatinya mewakili 3 dari lima abad kehidupan manusia dalam unsur mitologi Yunani.

Emas adalah zaman dimanan manusia dan dewa hidup saling berdampingan. Lalu perak merupakan zaman dimana manusia menyimpang dari kebaikan. Kemudian zaman perunggu sebagai pertanda periode dimulainya peperangan dan kekerasan antar manusia.

Apakah kamu menyadari jika umumnya para pemenang kerap menggigit medali emas yang mereka dapatkan? Tindakan itu bukannya dilakukan tanpa alasan berarti. Menggigit medali emas sudah dilakukan sejak Olimpiade maupun kejuaraan olah raga di masa lalu.

Tujuannya, untuk memastikan emas yang mereka terima asli, yakni dengan membuat bekas gigitan di medali. Emas asli cukup lunak sehingga bisa meninggalkan bekas gigitan. Jadi, karena medali emas yang dibuat sekarang sudah bukan sepenuhnya dari emas, tentu tindakan itu akan sia-sia saja. Namun, karena hal itu sudah menjadi tradisi, para juru foto biasanya meminta para atlet untuk berpose sambil menggigit medali untuk mendapatkan frame foto yang menarik.

Itulah tadi beberapa fakta mengenai medali emas yang biasa ada dalam kejuaraan olahraga. Kendati tak seratus persen mengandung emas murni, dari sisi nilai jualnya tetap berharga. Apa kamu ingin mulai berinvestasi emas? Yuk cek dulu harga emas sebelum membelinya!

Artikel Terkait