Saham

Macam-macam Teknik Manipulasi Saham yang Perlu Kamu Ketahui

IHSG Anjlok

Ajaib.co.id – Pasar saham tak ayal menjadi salah satu tempat bagi banyak orang untuk meraup keuntungan. Praktik manipulasi pun kerap dilakukan. Namun bukan tanpa mitigasi, BEI selaku otoritas pengawas juga berupaya menjalankan fungsinya untuk melakukan pengawasan dan pemberlakuan pidana bagi yang tertangkap menyalahi aturan yang merugikan.

Ada beragam teknik manipulasi yang ada di pasar saham namun tidak semuanya juga merugikan lho.

  • Pump and Dump

Ini adalah kegiatan yang lebih dikenal sebagai goreng-menggoreng saham. Yang dilakukan adalah dengan menguasai suplai saham atau akumulasi, lalu harga di-markup, distribusi dan setelah itu di-markdown.

Kegiatan ini banyak memakan korban, dan pelakunya seringkali sulit diciduk karena Bandar sering bergonta-ganti broker dalam menjalankan misinya. Berbeda dengan Bandar yang berfungsi hanya menyediakan likuiditas, Bandar jahat mengincar Capital Gain yang diraih dengan cara pompom.

Pompom adalah istilah untuk kegiatan para Bandar yang menyemangati para investor ritel bagaimana pun caranya agar membeli saham yang didistribusikan Bandar. Bandar juga tak segan merilis berita atau rumor yang hanya disebar di grup-grup saham saja.

Ini adalah teknik yang dilarang oleh bursa. Jika pelakunya tertangkap maka dapat dijerat dengan Pasal 91, Pasal 92 dan Pasal 93 Undang-Undang No.8 tahun 1995.

  • Faking Demand/Supply

Demand dan Supply membentuk harga, namun demand dan supply palsu hanya berfungsi untuk memikat para trader yang berpatokan pada tape reading. Palsu di sini adalah dengan melakukan amend pada antrian saham. Kamu bisa hindari ini dengan melihat catatan volume transaksi, jika transaksi yang done sedikit artinya demand dari masyarakat akan saham tersebut saat itu sedang rendah.

  • Layering

Memasukan banyak order di berbagai fraksi harga. Tujuannya untuk memberi kesan kepada pasar seolah-olah terdapat demand/supply yang tinggi. Biasanya ini adalah teknik tipuan untuk para tape reader.  Kamu bisa cek apakah demand atau supply benar-benar tinggi atau tidak dari transaksi yang sudah terjadi. Jika transaksi yang done terus meningkat diiringi dengan peningkatan frekuensi maka kamu patut memperhitungkan saham tersebut.

Biasanya teknik Faking Demand dan Layering dilakukan ketika Bandar hendak melakukan pompom saat distribusi.

  • Wash Trade

Wash Trade adalah praktek manipulasi harga sehingga terlihat harga naik, turun atau tidak berubah melalui transaksi yang dibuat seolah wajar. Transaksi wash trade memberikan kesan seolah saham tersebut likuid alias aktif diperdagangkan. Order jual atau beli di penutupan jam bursa memberikan kesan harga penutupan saham mencapai target yang diinginkan.

Di akhir transaksi tidak ada perubahan kepemilikan atas saham. Alias saham yang semula milik pihak A akan kembali ke tangan A dengan jumlah lot yang sama.

Praktek ini sering dilakukan menjelang pelaporan laporan keuangan untuk memberikan kesan bahwa sahamnya diminati masyarakat sehingga lebih enak dibaca dalam laporan keuangan. Praktek wash trade sebenarnya sering dimanfaatkan para trader intraday yang jual beli secara kilat di penghujung hari sebelum penutupan jam bursa.

  • Pre-arrange Trade dan Alternate Trade

Pre-arrange trade adalah transaksi di pasar Reguler yang dilakukan dua pihak yang saling bersepakat untuk memasang order jual dan beli secara bersamaan. Seringkali order jual di-amend/dicabut kembali. Hal ini biasanya untuk mencegah adanya pembelian dalam jumlah besar oleh pihak-pihak luar yang tidak diinginkan. Ini salah satu teknik “pengusiran penumpang gelap” yang dilakukan Bandar untuk mengusir orang lain yang tertarik membeli banyak di masa awal akumulasi.

Sedangkan Alternate Trade adalah transaksi sekelompok pihak tertentu yang berperan sebagai pembeli dan penjual secara bergantian serta dilakukan dengan volume yang nampak wajar. Tujuannya untuk memberi kesan bahwa suatu saham aktif diperdagangkan. Ini dilakukan sebelum merger, konsolidasi atau akuisisi perusahaan untuk menciptakan kesan baik di mata kompetitor.

  • Cornering

Ini adalah teknik yang dilakukan untuk “mengerjai” para short seller. Transaksi cornering adalah dengan menciptakan supply semu yang menyebabkan harga turun di saham-saham dengan porsi publik yang sedikit. Setelah harga turun, maka harga dinaikkan kembali agar para pelaku shortselling merugi.

Pelaku shortselling di dalam negeri jumlahnya hanya ada sedikit tapi tetap dianggap menyebalkan oleh banyak perusahaan karena selalu mengharapkan kejatuhan perusahaan. Shortseller semestinya menyadari bahwa perusahaan yang saham publiknya kecil artinya pemilik pemegang saham mayoritasnya sangat yakin akan masa depan perusahaan. Sehingga kecil kemungkinan untuk bisa jatuh terlalu dalam. Kini shortselling dilarang di Indonesia karena berpotensi menekan penurunan harga saham.

  • Pooling Interest

Ketika sebuah emiten/perusahaan memiliki niatan agar sahamnya masuk ke dalam indeks saham-saham likuid misalnya saja LQ45 maka emiten bisa mengeluarkan “modal” untuk itu. Teknik manipulasi ini dibolehkan dan tidak merugikan. Jadi dalam pooling interest, emiten akan meningkatkan volume transaksi. Transaksi akan ramai dilakukan oleh pihak-pihak yang merupakan orang-orang suruhan perusahaan dengan jumlah lot yang sama atau bahkan lebih besar dari hari ke hari.

Kamu bisa temukan ada banyak saham yang dijual beli di harga yang sama dalam jumlah besar. Tujuan utamanya memang bukan untuk mencari keuntungan, tapi meramaikan volume transaksi. Perusahaan hanya akan keluar modal fee transaksi saja tapi itu tak apa. Masuknya sebuah saham ke dalam indeks yang populer akan membanggakan bagi perusahaan itu sendiri.

  • Special Allotments

Ini adalah penjatahan jumlah lot saham kepada para kerabat dekat atau mitra pada saat IPO yang dilakukan oleh pihak underwriter. Ini salah satu cara yang dilakukan untuk memberikan kesan oversubscribed.

  • Insider Trading

Ini adalah transaksi saham yang dilakukan oleh orang dalam perusahaan seperti direktur, komisaris atau pegawai di perusahaan itu sendiri. Mereka biasanya melakukan transaksi berdasarkan informasi yang diperoleh lebih dahulu, informasi yang belum disebar ke publik.

Ini menarik karena orang-orang dalam adalah orang-orang yang paling mengerti tentang keadaan yang sebenarnya terjadi. Perilaku mereka akan mencerminkan apakah orang dalam percaya akan masa depan perusahaan atau tidak.

Dalam melakukan pengawasan, bursa akan senantiasa menjaga agar pasar saham kondusif dengan tanggap terhadap laporan yang disampaikan masyarakat akan praktek manipulasi di pasar saham. Jadi jika kamu merasa merugi karena praktek-praktek manipulasi di atas, kamu bisa hubungi otoritas bursa dan OJK melalui email, telepon atau datang langsung.

Selain itu, selayaknya kamu sebagai investor/trader yang aktif bertransaksi kamu mesti punya pengetahuan dan keterampilan agar kamu bisa profit di pasar saham.

Artikel Terkait