Investasi

Label Boyband BTS, Big Hit Entertainment Siap Go Public

Ajaib.co.id – Salah satu label musik terkenal di Korea Selatan yang menaungi grup boyband paling populer saat ini BTS, Big Hit Entertainment tengah mempersiapkan untuk go public atau Initial Public Offering (IPO) di bursa saham Kospi Korea Selatan tahun ini. IPO merupakan proses perubahan perusahaan swasta menjadi perusahaan publik dengan menawarkan saham di bursa saham kepada investor.

Keputusan IPO tersebut berkaitan dengan popularitas BTS di dunia yang meningkat pesat. Boyband yang beranggotakan tujuh orang tersebut baru saja merilis album terbarunya yang berjudul “Map of the Soul: 7” dan berhasil terjual sebanyak 422.000 unit di minggu pertama sejak perilisannya pada bulan Februari, serta menduduki puncak tangga Billboard 200 untuk keempat kalinya.

Baru-baru ini BTS juga melakukan konser online dengan mengusung judul “Bang Bang Con” menarik lebih dari 50 juta penggemar BTS yang dikenal dengan sebutan “Army” dari seluruh dunia. Konser ini diselenggarakan setelah konser tur offline di Korea Selatan dan wilayah Amerika Utara dibatalkan pada awal bulan ini akibat pandemi COVID-19.

Merefleksikan kesuksesan boyband besutannya, keuntungan Big Hit Entertainment bertumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Sisi penjualan mereka tumbuh sebanyak  95% dalam satu tahun menjadi Rp6 triliun di 2019. Sementara, pendapatan operasinya juga ikut meningkat sebanyak 17% menjadi Rp1,1 triliun. Berdasarkan beberapa perusahaan pialang saham, nilai label musik tersebut mencapai angka Rp47 triliun. 

Selain itu, penjamin emisi terkenal IPO di Korea Selatan seperti NH Investment and Securities, Korea Investment & Securities, JP Morgan & Mirae Asset Daewoo menghargai perusahaan tersebut di angka Rp71 triliun. Namun, proses IPO-nya tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan penjualan dan kesuksesan boyband mereka.

Menurut pemerhati pasar saham, IPO Big Hit Entertainment akan menarik banyak perhatian dari investor di seluruh dunia, terutama para penggemarnya. Meskipun begitu, masih banyak sejumlah tantangan yang harus dihadapi label musik tersebut untuk mencapai keberhasilan IPO.

Sejumlah kritik pasar mengklaim nilai perusahaan tersebut dihargai terlalu tinggi jika dilihat berdasarkan kapitalisasi pasar dari raksasa hiburan tersebut. Jika dibandingkan dengan label musik Korea Selatan lainnya, kapitalisasi pasar JYP dan SM Entertainment mencapai Rp8,6 triliun dan Rp7,6 triliun. Prediksi valuasi Big Hit Entertainment bahkan menyaingi valuasi perusahaan telekomunikasi raksasa nasional, KT dan Industrial Bank of Korea. 

Selain itu, BTS merupakan satu-satunya sumber pendapatan label musik tersebut. Beberapa penyanyi di bawah Big Hit Entertainment sebenarnya telah membuat hit besar, tapi bisnis di sektor lain seperti mobile game dan kartun online yang menggunakan hak merek BTS gagal menunjukkan keuntungan.

Analis dari perusahaan pialang saham lokal Korea Selatan mengemukakan ketika label musik YG Entertainment melakukan IPO beberapa tahun lalu, ketergantungan yang besar pada kesuksesan boyband Big Bang yang beranggotakan empat orang menjadi penghalang ketika debutnya di pasar saham KOSDAQ. Agar tidak mengulangi hal yang sama, Big Hit perlu mendiversifikasi sumber pendapatannya untuk membuat debut di pasar saham agar bisa menarik investor untuk melakukan investasi.

Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan karena anggota BTS harus segera menjalani wajib militer di tahun-tahun mendatang dan berisiko mengganggu skema IPO. Bagi warga negara pria berusia antara 18 hingga 28 tahun diharuskan menjalani wajib militer untuk Korea Selatan, yang secara teknis merupakan negara yang berpeluang terlibat perang dengan Korea Utara. 

Beberapa anggota BTS merupakan kelahiran tahun 1992 hingga 1997 yang secara tidak langsung harus memenuhi panggilan wajib militer. Vokalis BTS saat ini, Jin yang tahun ini akan menginjak usia 28 tahun diprediksi akan mendaftar wajib militer di akhir tahun ini.

Yang membuat keadaan semakin parah, pandemi COVID-19 yang menyerang seluruh dunia, termasuk Korea Selatan memaksa perusahaan label musik tersebut untuk membatalkan dan menghentikan konser musik secara offline di beberapa negara untuk sementara waktu. Jika penerapan lockdown dan social distancing masih terus berlanjut di seluruh dunia, konser skala besar tersebut tidak tidak akan diselenggarakan. Pembatalan konser tersebut tentunya akan sangat mempengaruhi keuntungan Big Hit Entertainment.

Terlepas dari risikonya, sejumlah analis saham mengungkapkan bahwa dampak BTS pada pasar hiburan global sama sekali tidak dapat diabaikan, dan label musik yang berdiri sejak 2005 tersebut pasti akan mendapatkan manfaat dari hal tersebut dan bersiap untuk melanjutkan keputusan IPO.

Kim Hyun-Yong selaku analis dari eBEST Investment & Securities menyimpulkan bahwa BTS memiliki pengaruh yang masif pada segmen hiburan global daripada pembuat konten yang sedang berkembang seperti Studio Dragon yang memproduksi sejumlah drama-drama populer Korea Selatan. Ia juga menambahkan bahwa kapitalisasi pasar label BTS ini mencapai Rp35 triliun hingga Rp45 triliun.

Label yang berbasis di Seoul, Korea Selatan tersebut ditemukan oleh penulis lagu dan produser musik Bang Si-Hyuk. Pria berumur 47 tahun tersebut merupakan pemegang saham mayoritas sebesar 43% saham. Sementara sepupunya, Bang Joon-Hyuk selaku Chairman dari perusahaan game Netmarble menjadi pemegang saham terbesar kedua dengan nilai sebesar 25,22%. 

Bangtan Boys yang merupakan kepanjangan dari BTS sebagai boyband utama label musik Korea Selatan tersebut juga masih baru saja memperbarui kontrak hingga tujuh tahun pada 2018. Besar kemungkinan popularitas boyband ini masih akan terus meningkat meski wajib militer menjadi penghalang, sebab mereka memiliki basis penggemar yang sangat loyal di seluruh dunia. Tentunya, hal ini akan menjadi potensi besar bagi para investor untuk berinvestasi jika Big Hit resmi Go Public.

Sumber: BTS label Big Hit Entertainment on bumpy road to public offering, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait