Ajaib.co.id – Beberapa hari terakhir kita sering kali mendengar kata resesi yang banyak digaungkan media dan juga pakar ekonomi. Pada dasarnya, resesi adalah pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal yang berada pada zona negatif berturut-turut.
Jika menelisik lebih jauh, pendapatan nasional merupakan salah satu indikator dalam hal menilai laju pertumbuhan ekonomi secara nasional karena berhubungan dengan daya beli masyarakat.
Adapun dengan daya beli masyarakat yang menurun seperti saat ini, apa iya pendapatan nasional juga menurun? Yuk, simak dulu pengertian dari pendapatan nasional berikut ini:
Pengertian Pendapatan Nasional
Pada dasarnya, pendapatan nasional adalah kalkulasi dari pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga populasi dalam suatu negara. Besaran pendapatan nasional biasanya dihitung dalam satu periode buku tertentu misalnya tahunan. Pendapatan nasional juga memiliki nama lain yaitu hasil produksi nasional.
Pendapatan nasional bisa menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi makro secara keseluruhan. Karena semakin banyak penghasilan yang kita dapatkan, berarti kita dan negara kita juga semakin sejahtera, bukan?
Perhitungan pendapatan nasional bertujuan untuk mengukur perkembangan suatu negara seperti mengetahui kemakmuran suatu negara, membandingkan kinerja antar sektor ekonomi hingga membandingkannya dengan kinerja ekonomi periode sebelumnya.
Namun, lebih dari itu, pendapatan nasional juga memiliki komponen-komponen yang mendasarinya. Berikut adalah komponen pendapatan nasional yang bertujuan untuk membangkitkan kembali ekonomi.
1. Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product
Komponen pendapatan nasional pertama yakni Produk domestik bruto (PDB). PDB adalah besaran nilai produk baik barang atau jasa yang diproduksi dalam negeri selama satu tahun lamanya. Ini artinya, produk domestik bruto juga diartikan sebagai penghasilan seluruh masyarakat dari semua lapisan ekonomi dalam satu tahun.
Dalam hal ini, pendapatan dari kegiatan dari lembaga dan perorangan yang berasal dari negara asing namun beroperasi di dalam negeri juga termasuk dalam perhitungan produk domestik bruto. Karena barang dan jasa yang dihasilkan belum memperhitungkan beban ataupun modal, karenanya indikator ini bersifat kotor.
2. Produk Nasional Bruto atau Gross National Bruto
Jika Produk Domestik Bruto adalah besaran nilai produk yang dihasilkan dalam suatu negara, maka Produk Nasional Bruto adalah kalkulasi dari pendapatan warga negara dari dalam negeri ditambah dengan warga negara di luar negeri dikurangi dengan pendapatan warga negara asing atau lembaga asing di dalam negeri.
Produk Nasional Bruto digunakan untuk mengukur besaran pendapatan yang sebenarnya dihasilkan oleh warga negara tersebut baik di dalam maupun di luar negeri. Karena pada dasarnya, warga negara yang bekerja di luar negeri memberikan kontribusi berupa devisa kepada negara.
3. Pendapatan Nasional Neto atau Net National Income
Seperti namanya, Pendapatan Nasional Neto merupakan perhitungan Produk Nasional Bruto ditambah dengan subsidi semisal subsidi listrik, BBM, dan sebagainya lalu dikurangi penyusutan modal dan pajak tidak langsung.
Penyusutan modal berkaitan erat dengan beban modal dari proses produksi sedangkan pajak tidak langsung berhubungan dengan kebijakan fiskal suatu negara. Dalam hal ini, pajak tidak langsung berhubungan dengan pajak dengan beban yang dapat dialihkan seperti pajak penjualan, pajak hadiah dan lain sebagainya.
4. Pendapatan Perseorangan atau Personal Income
Seperti namanya, pendapatan perseroan adalah besaran pendapatan yang diterima oleh setiap orang termasuk mereka yang menerima bantuan tanpa melakukan pekerjaan dalam bentuk apapun.
Indikator pendapatan perseroan harus dikurangi iuran asuransi, jaminan sosial, pajak laba perusahaan hingga laba yang tidak dibagi kepada pekerja atau pemilik entitas dan ditambah dengan pembayaran transfer.
Pembayaran transfer dalam hal ini adalah penghasilan yang diambil dari pendapatan nasional tahun lalu seperti dana pension, tunjangan sosial dan bunga utang pemerintah.
5. Pendapatan yang Siap Dibelanjakan atau Disposable Income
Pendapatan yang siap dibelanjakan artinya penghasilan setiap orang yang bisa digunakan untuk membeli barang atau jasa berikut juga dana yang dialokasikan untuk menabung dan berinvestasi.
Untuk menghitung pendapatan yang siap dibelanjakan, pendapatan perseorangan harus dikurangi dengan pajak langsung yang bebannya tidak dapat dialihkan seperti misalnya pajak pendapatan.
Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional
Terdapat tiga hal yang mempengaruhi pendapatan nasional dengan tujuan membangkitkan kembali ekonomi, di antaranya adalah sebagai berikut:
· Permintaan dan penawaran
Seperti halnya hukum ekonomi, permintaan dan penawaran akan membentuk harga terhadap barang dan jasa tertentu. Jika harga mengalami perubahan, hal ini berarti ada perubahan dari hal permintaan dan juga penawaran itu. Permintaan yang bertambah membuat penawaran berkurang sehingga harganya meningkat atau sebaliknya.
Kenaikan permintaan pada akhirnya dapat memberikan output berupa kenaikan harga yang berhubungan dengan kenaikan pendapatan atau berkurangnya angka pengangguran sehingga meningkatkan pendapatan nasional, begitupun sebaliknya.
· Konsumsi
Konsumsi yang kita lakukan selama ini entah itu mengonsumsi makanan atau barang juga memiliki andil besar dalam mendongkrak perekonomian nasional. Pernah ingat tidak, selama masa pandemi ini, pemerintah seringkali mengimbau masyarakat untuk membelanjakan pendapatannya.
Hal ini pada dasarnya dilakukan pemerintah untuk mengurangi tingkat deflasi atau kondisi dimana jumlah uang beredar di masyarakat sedikit sehingga menganggu aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu.
Karenanya, jika pendapatan yang didapatkan pada saat ini masih stabil, disarankan untuk tidak mengurangi konsumsi pribadi demi mendongkrak kembali ekonomi secara keseluruhan.
· Tabungan dan investasi
Tabungan juga merupakan indikator pendapatan nasional karena merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk melakukan konsumsi. Menabung memiliki tujuannya masing-masing mulai dari motif berjaga-jaga hingga mempertahankan nilai.
Namun, pada dasarnya, menabung tidak bisa menahan inflasi yang kemungkinan akan terjadi setelah pandemi. Karenanya, masyarakat diharapkan untuk melakukan investasi untuk setidaknya mendapatkan imbal hasil dari tabungan itu sendiri.
Memilih instrumen investasi juga harusnya didasarkan pada profil risiko masing-masing pribadi. Dalam hal ini, aplikasi investasi Ajaib memberikan keleluasaan yakni praktik berinvestasi yang dikenal memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen investasi konvensional seperti deposito dan emas.
Bekerja sama dengan perusahaan aset manajemen terbaik di tanah air, Ajaib menawarkan instrument investasi berupa reksa dana berikut juga saham yang sudah dapat kamu akses melalui Google Play dan Apple App Store. Ayo, tunggu apa lagi?