Perencanaan Keuangan

Kerja Tapi Nggak Bisa Nabung? Coba Metode Money Management!

money management yang cocok untuk pekerja

Ajaib.co.id – Pernah gak sih kamu merasa gaji yang kamu terima setiap bulan hanya keluar masuk rekening kamu, alias masuk kantong kanan keluar kantong kiri? Gaji satu bulan, kok bisa nggak tersisa sama sekali, apa masalah utamanya? Mungkin kamu perlu mencoba sistem money management.

Mungkin saja kamu beralasan gaji kamu tidak mencukupi, kebutuhan terlalu besar, dan lain sebagainya. Tetapi, alasan semacam ini pasti pada akhirnya akan terbantahkan juga saat melihat teman kerja kamu yang pendapatannya tidak jauh berbeda denganmu, tapi bisa punya tabungan yang cukup.

Hal yang membedakan kamu dan teman kamu yang bisa menabung itu adalah urusan pengelolaan uang atau money management. Temanmu mempraktikan money management dengan disiplin yang terukur, sementara kamu tidak.

Lantas, seperti apa sih seharusnya kamu bisa mengelola keuangan dengan baik dan benar? Tentunya, ada banyak cara yang dapat kamu lakukan untuk itu, tapi salah satu aturan mendasar yang perlu kamu tahu adalah aturan 50/30/20.

Aturan 50/30/20

Dikutip dari Investopedia.com, aturan 50/30/20 merujuk pada pengaturan pengeluaran ideal seseorang setiap bulan. Tiap-tiap angka 50, 30, dan 20 merupakan porsi pengeluaran yang harus dipatuhi untuk mengelola keuangan dengan baik.

Dalam buku berjudul All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan, karya Senator AS Elizabeth Warren dijelaskan bahwa dalam mengatur pendapatan, 50% pendapatan dialokasikan untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan dan 20%untuk tabungan.

Kebutuhan yang dimaksud oleh Warren adalah kebutuhan untuk pembayaran tagihan rutin yang sudah menjadi kewajiban. Misalnya, cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) setiap bulan, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), belanja bulanan, dan asuransi.

Jangan salah mengartikan kebutuhan adalah kebutuhan untuk bersenang-senang atau bersifat hiburan semata seperti Netflix, Spotify, atau ngopi cantik di Starbucks. Semua hal ini tidak dapat dikategorikan dalam alokasi 50% pengeluaran kebutuhan yang kamu perlukan.

Makan atau minum fancy selanjutnya bisa dimasukkan ke dalam alokasi 30% pengeluaran untuk keinginan. Tetapi, kamu juga harus mempertimbangkan banyak hal dalam menentukan apakah kamu benar-benar membutuhkan keinginan tersebut.

Contohnya, kamu bisa saja punya keinginan untuk berolahraga secara rutin di tempat gym dengan membayar biaya membership setiap bulan. Namun, sebaiknya, kamu pertanyakan lagi, apakah kamu harus benar-benar berolah raga di gym atau bisa kamu lakukan di rumah?

Latte Effect

Dalam menentukan alokasi pengeluaran untuk keinginan ini, ada baiknya kamu mempertimbangkan juga apa yang disebut dengan latte effect. Istilah dari pakar finansial David Bach ini merujuk pada pengeluaran-pengeluaran kecil yang bersifat rutin, seperti kebiasaan menambah susu pada kopi setiap hari.

Pengeluaran untuk tambahan susu itu mungkin tak seberapa dan sudah menjadi hal yang rutin, tetapi kalau dikumpulkan bisa lebih bermanfaat. Konsep inilah yang diusung Bach lewat latte effect.

Dia berpendapat kita sering kali terjebak pada pengeluaran kecil yang sebenarnya tidak perlu. Dalam konteks sehari-hari, biaya rutin ini bisa saja berupa langganan Netflix, Spotify, ataupun Youtube premium yang dianggap sepele.

Menurut Bach, rupanya pengeluaran remeh temeh ini bisa memberi manfaat luar biasa jika dialokasikan untuk hal lain seperti tabungan atau untuk investasi. Coba hitung biaya berlangganan Netflix atau Spotify setiap tahun dan bandingkan jika kamu menyimpan semuanya menjadi tabungan.

Katakanlah, total biayanya adalah Rp130.000 per bulan, maka dalam setahun kamu akan mendapatkan Rp1,56 juta. Jika disimpan ke dalam deposito saja dengan bunga 4%, maka tabunganmu akan bertambah menjadi Rp1,62 juta, menarik bukan?

Nah, setelah kamu menyelesaikan alokasi untuk kebutuhan dan keinginanmu, barulah sisakan 20% untuk tabungan dan investasi kamu. Alokasi ini dapat menghitung pula kebutuhanmu mempersiapkan dana darurat, investasi reksadana, saham, dan instrumen investasi lainnya.

Alokasi Pengeluaran

Alokasi ini sangat penting untuk mencegah kamu dari kondisi bengong akhir bulan karena dompetmu kosong. Tabungan dan investasi terbukti menjadi hal yang sangat berharga, khususnya di tengah situasi pandemi yang sulit seperti saat ini.

Dalam situasi pandemi, banyak orang yang terpaksa mengalami penurunan pendapatan bahkan kehilangan pekerjaannya. Tanpa persiapan tabungan yang cukup, situasi ini akan menjadi sangat sulit dan berat untuk dilalui.

Seorang Komedian AS Ambrose Bierce pada 1911 menuliskan bahwa uang hanyalah berkah yang tidak ada gunanya kecuali kita berpisah dengannya. Pendapatnya tak berlebihan, karena memang uang yang kamu miliki hanya mewakili nilai. Jadi bijaksanalah setiap kali membelanjakan uangmu, karena hal itu akan menentukan seberapa besar nilai uangmu untuk kamu.

Nah, sebagai tambahan, aturan pengelolaan uang ala 50/30/20 ini dapat berlaku universal dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang. Sebab, kalau kita boleh meniru konsep 5 hierarki kebutuhan ala Psikolog Abraham Maslow, kondisi kebutuhan finansial setiap orang akan berbeda-beda.

Jika kamu masih berada pada fase memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan, papan, tentu punya rasionalitas yang berbeda jika kamu sudah berada di fase aktualisasi diri yang tidak lagi memusingkan hal-hal tersebut.

Penuhilah kebutuhanmu sesuai dengan fase yang kamu jalani. Jangan sampai kamu belum punya tabungan dan asuransi misalnya, tapi banyak menghambur-hamburkan uang untuk liburan.

Sebaliknya, kalau kamu sudah memenuhi hal-hal itu, juga jangan menunda tabungan dan investasimu. Perlu diingat bahwa investasi baik itu investasi emas, investasi properti, pasar saham, p2p lending, atau surat berharga untuk tujuan jangka panjang. Tidak ada rumusan baku untuk membeli instrumen investasi terbaik karena masing-masing orang memiliki kondisi keuangan yang berbeda.

Untuk mendapatkan keuntungan dari investasi, kamu perlu melihat target profit yang diinginkan. Cari tahu info harga emas, penanaman modal, atau jenis investasi yang sesuai dengan kantongmu.

Jika kamu ingin segera berinvestasi saham dan reksa dana, jangan ragu untuk mencobanya memulainya lewat aplikasi Ajaib! Aplikasi ini telah mendapatkan izin dari OJK dan menjadi salah satu platform andalan investasi saham online saat ini. Kamu bisa mengunduh aplikasi investasi Ajaib melalui Google Play Store dan Apple App Store.

Artikel Terkait