Ajaib.co.id – Investasi bukanlah perkara remeh, ada sejumlah variabel yang menjadi pertimbangannya. Salah satunya adalah tipe si calon investor. Konservatif, moderat, dan agresif adalah tiga tipe investor atau profil risiko yang dikenal luas. Kira-kira kamu termasuk yang mana ya?
Profil risiko adalah suatu indikator yang bisa digunakan untuk menilai tingkat serta toleransi risiko. Profil risiko ini memiliki kaitan dengan psikologis seseorang. Yup, investasi bukan hanya soal mau diapakan ‘uang nganggur’ yang kamu miliki, melainkan juga ada unsur psikologis. Sudah banyak kan berita tentang orang yang frustasi atau mengalami gangguan jiwa akibat gagal dalam berinvestasi?
Untuk jelasnya, mari kita bahas masing-masing tipe investor yang disebutkan di atas.
Tipe konservatif
Biasanya, tipe konservatif adalah investor pemula yang baru saja tertarik untuk melakukan investasi. Cirinys adalah lebih senang bermain di zona nyaman (comfort zone) sehingga cenderung memilih jenis instrumen yang stabil, berisiko rendah, atau bahkan nyaris tidak ada risiko sama sekali. Mereka terlalu khawatir apabila modal awalnya berkurang.
Tipe ini tidak terlalu mempermasalahkan jika mendapatkan imbal hasil (return) yang tidak terlalu besar. Mereka lebih mementingkan return yang stabil, meskipun tidak besar. Untuk mengembangkan keuntungan, biasanya mereka memiliki tujuan jangka panjang.
Jenis aset yang sesuai dengan tipe konservatif antara lain tabungan, deposito, dan reksadana pasar uang. Ketiganya memiliki risiko investasi yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan berbagai jenis investasi lain.
Untuk mempertahankan risiko minimal tetapi return yang menarik, kamu bisa mencoba reksa dana pendapatan tetap dan obligasi Pemerintah. Dua instrumen investasi terakhir makin menarik karena memiliki risiko yang relatif rendah, namun imbal hasilnya lebih tinggi.
Tipe moderat
Tipe moderat lebih ‘berani’ dibandingkan konservatif. Investor moderat memiliki karakteristik yang siap menerima fluktuasi jangka pendek dengan potensi keuntungan lebih tinggi daripada tingkat inflasi dan deposito. Biasanya, mereka sudah memahami tentang pola yang digunakan.
Mereka sudah paham bahwa reksa dana bersifat fluktuatif alias dapat bergerak naik atau turun. Tapi, mereka tetap tidak ingin kehilangan uang saat berinvestasi. Jika kamu merasa memiliki sikap yang sama dengan ciri investor moderat tersebut, jenis aset yang cocok adalah reksa dana campuran.
Reksa dana memiliki risiko yang rendah dibandingkan reksa dana saham. Meskipun demikian, potensi keuntungannya tidak kalah dengan reksa dana jenis lain. Obligasi juga bisa menjadi pilihan lainnya bagi investor moderat.
Tipe agresif
Tipe profil risiko yang terakhir adalah tipe agresif. Tipe investor ini bisa disebut sebagai investor yang siap untuk kaya dan siap pula jatuh miskin. Dengan kata lain, mereka siap menanggung risiko yang besar.
Dalam pengungkapan yang ekstrem, mereka siap kehilangan sebagian besar atau seluruh dana investasinya demi mendapatkan keuntungan investasi yang besar. Jenis instrumen yang cocok untuk investor risk taker ini adalah reksa dana saham di mana di dalamnya termasuk trading saham, forex, index, juga komoditas bahkan sampai ke dunia bisnis dan properti.
Profil risiko ini bisa disesuaikan dengan variabel-variabel lain. Kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, misalnya, bisa menjadi salah satu variabel yang dimaksud. Investor dengan profil moderat, sebagai ilustrasi, direkomendasikan memperbesar atau mengalihkan portofolionya pada obligasi di masa pandemi Covid-19. Hal ini karena obligasi dinilai cenderung memiliki volatilitas yang lebih rendah dibandingkan aset saham.
Obligasi dapat memberikan tiga keuntungan bagi investor. Pertama, investor akan mendapatkan kupon secara kontinyu. Kupon ini akan lebih tinggi daripada bunga deposito. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kupon antara lain kredibilitas penerbit, jangka waktu obligasi, tingkat inflasi, tingkat suku bunga acuan dan lainnya.
Kedua, investor juga berpotensi memperoleh capital gain bila obligasi tersebut dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Ketiga, risiko obligasi terbilang lebih rendah bila dibandingkan dengan instrumen saham.
Bagi calon investor atau investor, penting sekali untuk mengenali profil risiko investasi. Profil risiko dapat menentukan jenis penanaman modal yang paling sesuai untuk kamu pilih berdasarkan keuntungan dan risiko investasi yang didapat.
Jadi, langkah awal untuk mendapatkan keuntungan optimal dari investasi adalah mengenal kepribadian diri sendiri. Kamu perlu memahami karakter dan sikap diri ketika menghadapi suatu keputusan yang diiringi risiko yang tinggi. Kamu juga dianjurkan menyadari tujuan diri sendiri saat berinvestasi, apakah ingin mendapatkan keuntungan banyak atau sedikit asal stabil.
Prinsip “high risk, high return” dalam berinvestasi harus tetap dicamkan, baik oleh investor kawakan atau pemula. Memang, keuntungan yang tinggi dalam investasi biasanya diiringi pula dengan besarnya risiko.
Sayangnya, prinsip ini kurang dipahami sepenuhnya oleh investor pemula. Fokus mereka hanya pada high return tanpa mempertimbangkan high risk yang menyertainya. Tak heran banyak investor pemula yang “oleng” ketika terterjang badai risiko besar investasi.
Profil risiko merupakan gambaran diri sendiri saat harus menghadapi risiko yang terjadi dalam investasi. Jika datang badai besar, apakah kamu mampu bertahan? Pengalaman hidup bisa membantu kamu mengenali dan memahami diri sendiri. Bagi yang siap menangkap kesempatan tersebut, kamu termasuk dalam kelompok agresif. Jika cenderung ingin lebih aman, pilih instrumen investasi bagi tipe konservatif. Bila kamu lebih mirip pada perpaduan keduanya, maka moderat adalah tipe kamu. Semakin baik mengenal diri sendiri, keputusan yang diambil pun akan semakin tepat.