Ajaib.co.id – Bollinger Bands adalah sebuah indikator yang dikembangkan oleh John Bollinger untuk mengukur volatilitas. Beliau adalah orang Amerika berdomisili di Vermon. Beliau mungkin usianya sekitar 70 tahun sekarang. Apa yang dilakukan beliau adalah beliau melakukan studi tentang volatilitas.
Ia menemukan bahwa pasar hanya bergerak sebesar standar deviasi dari nilai rata-rata Moving Average-nya saja. Standar deviasi artinya perkiraan penyimpangan harga. Standar deviasi akan mengukur sejauh mana harga pergi. Dan Beliau tampilkan standar deviasi ini dalam sebuah indikator yang disebut Bollinger Bands atau Pita Bollinger. Berikut tampilannya;
Bollinger bands terdiri dari garis tengah dengan dua pita garis mengapitnya. Intinya ini hanyalah moving average dengan dua pita yang menggambarkan standar deviasinya. Hal pertama yang harus kamu perhatikan adalah dua pita garis-garis tersebut tidak berjalan parallel, tidak naik dan turun bersamaan. Garis-garis ini melebar dan menyempit pada tingkat berbeda.
Bagian algoritma matematika untuk indikator ini menggunakan dua standar deviasi dari nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini adalah moving average simple moving average bukan eksponensial moving average. Jadi garis tengahnya ini adalah garis rata-ratanya. Dan ada dua standar deviasi dari nilai rata-rata adalah dua pita yang mengapit simple moving average yang berada di tengah.
Harga yang diwakili oleh kandil-kandil ini 95% akan cenderung berada di dalam standar deviasinya. Kandil-kandil tidak akan pernah betul-betul keluar standar deviasinya. Terkadang kandil-kandil ini keluar dari pita standar deviasinya terutama ketika ada pergerakan kuat dan besar. Namun segera kembali ke dalam area pita Bollingernya, seperti berikut;
Perhatikan gambar di atas, yang ditandai kuning adalah saat kandil keluar dari pita Bollingernya. Keluarnya kandil dari pita Bollingernya adalah ketika ada pergerakan kuat dan besar, transaksi dengan volume tinggi dan ada kecenderungan jual atau beli lah yang memicu ini. Namun harga akan segera kembali ke dalam area pita Bollingernya.
Jika kamu perhatikan pita-pita tersebut tidak pernah parallel, melainkan bergerak menyempit dan melebar. Lihat di bawah ini;
Kita bisa lihat, di area kuning volume transaksi (lihat histogram di bawahnya) cukup kecil, volatilitas yang terjadi tidak besar. Kamu lihat area ini di mana geraknya mendatar, area ini. Bisa Kamu lihat area ini bergerak datar, harga tidak terlalu banyak naik atau turun. Dan garis Bollinger Bands ini dengan cepat menyempit menjadi seperti lorong kecil.
Namun menjadi lebar saat volume naik signifikan. Perhatikan area hijau turquoise di mana pita-pita Bollinger melebar. Di sana volatilitas terbuka. Volatilitas membesar saat ada transaksi jual atau beli dengan nilai yang lebih besar dari sebelumnya. Volatilitas yang meningkat akan membuat seluruh transaksimu tereksekusi dengan cepat.
Jadi Bollinger Bands memang diciptakan untuk mengukur volatilitas. Tren yang terbentuk dalam volatilitas yang rendah tidak akan bertahan lama. Oleh karenanya trading akan sangat jauh lebih menarik saat volatilitas tinggi.
Jika kamu suka trading cepat, misalnya hanya sekitar beberapa jam saja dan tidak untuk disimpan lama maka kamu perlu Bollinger Bands ini.
Kamu akan memerlukan ini untuk trading saat ada berita baik tentang emiten favoritmu. Misalnya kamu mendengar bahwa emiten BIPI akan melakukan Right Issue/penerbitan saham tambahan. Kamu merasa bahwa ini adalah kesempatan yang baik karena kini harganya sedang berada di Rp50 saja per lembar.
Saat kamu berencana untuk membeli, ada baiknya kamu pasang Bollinger Bands di grafikmu untuk melihat keberadaan pelaku pasar lainnya. Jika ternyata para pelaku pasar berpikiran sama denganmu; melihat berita tersebut sebagai peluang, maka hal itu akan tercermin dalam transaksi yang mereka lakukan.
Mungkin kamu merasa memperhatikan Bid dan Offer saja sudah cukup. Namun sayangnya transaksi di layar Online Trading kamu bisa di-ammend/ditarik kembali oleh para pelaku pasar. Sehingga belum tentu menggambarkan volume transaksi yang sesungguhnya. Kamu hanya bisa melihat transaksi dalam sehari saja di sana. Sedangkan dengan melihat ke grafik kamu akan mendapat gambaran volume yang lebih baik.
Volume yang terus meningkat mencerminkan bahwa selera pasar terhadap saham tertentu meningkat. Namun Volume di grafik tidak menggambarkan apakah transaksi yang terjadi Net Buy/lebih banyak yang beli, atau Net Sell/lebih banyak yang jual. Net Buy atau Net Sell bisa kamu lihat langsung di kandil harga. Jika Bullish maka artinya terdapat Net Buy, berlaku sebaliknya.
Volatilitas yang terbentuk akan memberikan sinyal bahwa ada kecenderungan tertentu, bisa jual bisa beli, di kalangan para pelaku pasar. Volatilitas akan dengan mudah kita lihat melalui indikator Bollinger Bands ini.
Kamu bisa mendapat informasi yang lebih baik tentang volume transaksi di layar grafikmu ketimbang Bid dan Offer di layar Online Trading-mu. Dengan memadukan volume dan Bollinger Bands kamu bisa yakin bahwa para pelaku pasar hadir dan mereka memiliki kecenderungan untuk menjual atau membeli.
Bukan Support Maupun Resistance
Dengan terjadinya ledakan dalam volatilitas ini kamu akan melihat bahwa kedua pita Bollinger ini seringkali bertindak seperti support atau resistance yang dinamis. Pita yang merupakan standar deviasi nilai rata-rata selalu bergerak bersama dengan harga.
Saat harga keluar dari Bollinger Bands, harga akan kembali memantul dan masuk kembali bergerak di dalam standar deviasinya. Harga mencoba untuk tetap berada di antara standar deviasinya. Bagi saya ini adalah sebuah cara jika Kamu menandai garis atas Bollinger Band, Kamu akan mendapati bahwa harganya, Bollinger Band akan bergerak dan menyesuaikan dengan harga.
Kamu bisa saja menggunakan resisten atau suport yang dinamis ini sebagai sinyal trading. Namun sejatinya ini hanya memberitahu bahwa harga sudah dianggap tinggi ketika harga menyentuh Bollinger Band, garis atas Bollinger Band. Karena memang Bollinger Bands diciptakan bukan untuk menjadi Support dan Resistance.
Bollinger Band bukanlah sinyal trading. Sejatinya Bollinger Bands akan membantumu kapan untuk tidak melakukan trading dulu. Saat kedua pita standar deviasi menyempit maka masuk posisi trading mungkin bukan hal yang disarankan. Saat Bollinger menyempit maka volatilitas rendah. Volatilitas yang rendah artinya posisi trading kamu tidak akan cepat-cepat tereksekusi. Saat itu terjadi kamu bisa memilih untuk tidak trading dulu.
Cara Melihat Volatilitas Pada Bollinger Bands
Peningkatan volatilitas ditandai dengan kedua pita Bollinger yang melebar. Bukan hanya salah satunya tapi harus keduanya.
Perhatikan area yang pita-pita Bollingernya sempit. Meskipun harga naik-turun, namun karena volatilitasnya rendah maka pergerakan itu tidak bertahan lama. Trading dalam volatilitas rendah artinya tidak banyak kesempatan untuk meraih untung. Kamu tidak akan bisa keluar masuk dengan cepat kalau begitu.
Pastikan kamu masuk saat volatilitas membesar. Lihat di bawah ini;
Volatilitas yang membesar ditandai dengan mekarnya pita-pita Bollinger. Dengan volatilitas yang membesar maka kamu yakin bahwa para pelaku pasar punya kecenderungan untuk menjual atau membeli. Setelah kamu melihat pita-pita Bollinger yang membesar kamu bisa langsung tutup indikator Bollinger Bands dan mulai mencari titik masuk yang pas.