Investasi obligasi menjadi salah satu opsi investasi yang cukup banyak diminati oleh para pelaku pasar keuangan. Sebagai bagian dari pasar modal, investasi obligasi menawarkan berbagai potensi keuntungan dan risiko yang perlu dipertimbangkan dengan cermat oleh para investor.
Menurut penjelasan Bursa Efek Indonesia (BEI), obligasi adalah instrumen surat utang yang memiliki jangka waktu menengah hingga panjang dan dapat diperjualbelikan. Obligasi dapat diterbitkan oleh entitas korporasi maupun oleh negara.
Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan RI, pada tahun 2024 ini akan diterbitkan berbagai jenis Surat Berharga Negara (SBN) ritel. Di antaranya Obligasi Negara Ritel (ORI), Savings Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST), Sukuk Ritel (SR), dan CWLS Ritel.
Selama 10 tahun terakhir, kepemilikan SBN oleh investor ritel telah mengalami peningkatan yang signifikan. Pada akhir tahun 2023, persentase kepemilikan SBN oleh individu mencapai 7,71%, meningkat sebesar 5,2 poin dari 9 tahun sebelumnya.
Dilihat dari nilai nominalnya, kepemilikan SBN oleh individu tumbuh dari Rp30,41 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp435,05 triliun pada akhir 2023. Ini menunjukkan minat yang meningkat dari masyarakat terhadap investasi obligasi, khususnya SBN.
Investasi obligasi sendiri merupakan bentuk kesepakatan antara pihak yang menerbitkan obligasi dengan pihak pembeli. Pihak yang menerbitkan obligasi berjanji untuk membayar imbalan berupa bunga serta melunasi pokok utang pada periode tertentu kepada pembeli.
Kedua belah pihak terikat oleh ketentuan telah ditetapkan untuk setiap instrumen obligasi, yang dapat bervariasi tergantung pada jenis dan penerbitnya masing-masing. Oleh karenanya, pemahaman akan istilah-istilah dalam investasi obligasi sangat penting bagi para investor, khususnya untuk pemula.
Daftar Istilah-Istilah dalam Investasi Obligasi
Beberapa istilah investasi mungkin terdengar asing bagi masyarakat awam. Namun jika kamu tertarik untuk menempatkan dana pada instrumen obligasi, sangat penting untuk memahami daftar istilah-istilah dalam investasi obligasi berikut:
1. Kupon (Coupon)
Kupon obligasi adalah tingkat bunga atau imbal hasil yang dibayarkan kepada pemegang obligasi secara periodik. Biasanya, kupon dibayarkan setiap bulan, 3 bulan, maupun 6 bulan sekali.
Tingkat kupon bisa tetap (fix rate) atau mengambang (floating), tergantung pada jenis obligasi yang diterbitkan. Kupon yang tetap menawarkan pembayaran bunga yang konsisten, sementara kupon yang mengambang mengikuti perubahan suku bunga pasar.
2. Jatuh Tempo (Maturity)
Jatuh tempo merupakan waktu ketika obligasi mencapai akhir masa berlakunya dan penerbit obligasi harus membayar pokok utang kepada pemegang obligasi. Jatuh tempo obligasi bisa bervariasi, mulai dari beberapa bulan hingga puluhan tahun, tergantung pada jenis dan karakteristik obligasi tersebut.
Obligasi jangka pendek biasanya memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun. Obligasi dengan jangka menengah memiliki jatuh tempo kisaran 1 sampai 10 tahun. Sementara obligasi jangka panjang bisa mencapai puluhan tahun.
3. Nilai Nominal (Face Value)
Nilai nominal yaitu nilai pokok dari obligasi yang dinyatakan dalam satuan uang. Pada saat jatuh tempo, pemegang obligasi berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan nilai nominal obligasi tersebut. Nilai nominal biasanya adalah kisaran satu juta atau kelipatannya.
4. Penerbit (Issuer)
Penerbit adalah entitas yang menerbitkan obligasi dan bertanggung jawab atas pembayaran bunga dan pokok utang kepada pemegang obligasi. Penerbit bisa berupa pemerintah, korporasi, lembaga keuangan, atau lembaga lain yang memiliki kebutuhan pembiayaan.
5. Risiko Gagal Bayar (Default Risk)
Default risk atau risiko gagal bayar merupakan risiko jika penerbit obligasi tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar bunga dan/atau pokok utang kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo.
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi default risk di antaranya kondisi keuangan penerbit, kondisi ekonomi, dan perubahan dalam industri tempat penerbit beroperasi. Investor perlu memahami risiko ini agar dapat berhati-hati dalam berinvestasi.
6. Liquidity Risk
Liquidity risk adalah risiko bahwa pemegang obligasi tidak dapat menjual obligasi mereka dengan mudah di pasar sekunder. Obligasi yang kurang likuid cenderung memiliki spread bid-ask yang lebih besar. Hal ini dapat mengurangi keuntungan potensial atau meningkatkan kerugian bagi pemegang obligasi.
7. Klaim Aset
Klaim aset terjadi ketika penerbit obligasi tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar bunga dan/atau pokok utang kepada pemegang obligasi. Dalam kasus ini, pemegang obligasi memiliki hak untuk mengklaim aset yang dimiliki oleh penerbit sebagai kompensasi atas ketidakmampuan penerbit untuk membayar.
8. Peringkat (Rating)
Peringkat obligasi adalah penilaian tentang kualitas kredit obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat kredit seperti Standard & Poor’s, Moody’s, dan Fitch. Peringkat ini mencerminkan risiko gagal bayar (default risk) yang terkait dengan obligasi tersebut.
Peringkat lebih tinggi menunjukkan kualitas kredit yang lebih tinggi dan risiko gagal bayar yang lebih rendah. Sedangkan peringkat yang lebih rendah menunjukkan risiko gagal bayar yang lebih tinggi. Itulah beberapa istilah investasi obligasi yang perlu kita ketahui. Pemahaman tentang investasi obligasi sangat penting untuk membantu investor dalam merencanakan strategi investasi yang optimal.
Mulai Investasi Obligasi FR di Ajaib Sekarang!
Salah satu instrumen investasi yang cocok untuk diversifikasi adalah Obligasi FR (fixed rate). Sekarang kamu bisa beli Obligasi FR di Ajaib! Beli bond kapan saja, mudah & praktis karena semua prosesnya online! Yuk, mulai perjalanan investasimu di Obligasi bersama Ajaib Bond sekarang!
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib sekarang!