Ajaib.co.id – Penantian panjang selama 28 tahun sebelum akhirnya diresmikan pada September 2018 menjadikan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) sebagai salah satu ikon pariwisata Pulau Bali.
Patung yang terletak di bagian selatan Pulau Bali ini tidak pernah sepi wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang untuk sekedar berfoto-foto.
Sejarah Berdirinya Patung Garuda Wisnu Kencana
Patung Garuda Wisnu Kencana dibangun pertama kali pada tahun 1997 oleh seniman bernama Nyoman Nuarta. Pembiayaan pembuatan patung diperoleh dari Bali Tourism Development Corporation (BTDC).
Setelah patung jadi seutuhnya, kita bisa melihat wujudnya yakni Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu merupakan Dewa Pemelihara (Sthiti) sedang mengenderai seekor burung Garuda.
Kencana diartikan sebagai emas karena patung Dewa Wisnu dan burung Garuda berdiri di sebuah tempat yang dilapisi emas. Dalam perjalanannya, patung ini sempat terhenti pembangunannya di tahun 1998 akibat krisis moneter yang terjadi di Indonesia.
Namun, pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana ternyata sempat ditolak oleh sejumlah pemuka agama Hindu. Alasannya adalah berdirinya patung tersebut dinilai dapat mengganggu keseimbangan spiritual Pulau Bali dan kurang etis untuk dijadikan tempat wisata.
Meski mendapat penolakan, pembangunannya tetap dilanjutkan sampai sekarang bisa berdiri dengan megahnya. Di sisi lain, sebagian besar masyarakat Pulau Dewata menganggap keberadaan patung GWK mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali.
Fakta Menarik Patung Garuda Wisnu Kencana
Tak hanya menarik untuk dikunjungi dan berfoto-foto ria, patung Garuda Wisnu Kencana punya beberapa fakta menarik dan unik. Sejumlah fakta tersebut di antaranya adalah:
1. Tersusun dari 754 modul
Saking besar dan megahnya, patung GWK bisa dilihat dari kejauhan. I Nyoman Nuarta sebagai desainernya mengatakan bahwa pembuatan patung ini terdiri dari 24 segmen dengan total modul sekitar 754. Satu modulnya punya bobot kurang lebih 1 ton dengan ukuran 4×3 meter.
Selama proses pembangunannya, modul tersebut dikirim ke Bali secara bertahap. Tahap pertama berhasil dibangun tahun 2015 dengan ketinggian 23 meter dari total semestinya yakni 120 meter.
Bahan pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana berupa campuran tembaga dan baja dengan berat mencapai sekitar 3.000 ton. Proses pengerjaannya dikerjakan langsung oleh Nyoman Nuarta dari studionya yang berada di kota Bandung.
Selain itu, pembangunannya membutuhkan banyak sekali pekerja dengan jumlah kira-kira mencapai 1.000 orang yang terlibat. Para pekerja tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yakni 400 orang didatangkan dari Bandung dan 600 pekerja dari Bali.
Kini masyarakat Bali dan juga wisatawan bisa menikmati keindahan patung GWK yang sudah selesai dibangun. Total patung tersebut memiliki tinggi sekitar 121 meter dari permukaan tanah atau 271 meter dari permukaan laut. Sementara jarak pandang melihat patungnya mencapai 20 km, yang bisa dilihat dari Sanur, Nusa Dua, Kuta, dan Tanah Lot.
2. Penantian Panjang Selama 28 Tahun
Butuh waktu lama untuk bisa melihat keindahan patung Garuda Wisnu Kencana seperti saat ini. Proses pembangunan patung GWK memakan waktu sampai 28 tahun.
Patung GWK pertama kali digagas pada tahun 1989. Pada waktu itu Nyoman menuangkan ide pembuatan patung tersebut bersama Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Joop Ave, Menteri Pertambangan dan Energi IB Sudjana, serta Gubernur Bali Ida Bagus Oka.
Setahun berikutnya proyek ini pun disetujui oleh Presiden Soeharto. Namun, proses simulasi peletakan batu pertama patung ini dilaksanakan pada 2013 sudah berdiri dengan lengkap.
3. Jadi Salah Satu Patung Tertinggi di Dunia
Hebatnya lagi, patung GWK ini menjadi patung tertinggi di dunia dan mampu mengalahkan Patung Liberty di Amerika Serikat. Total ketinggian patung ini mencapai 121 meter dan lebar 64 meter.
Patung Liberty saja tingginya hanya mencapai 93 meter. Ini suatu prestasi yang membanggakan bahwa karya anak bangsa bisa mendunia. Biaya pembangunannuya sendiri memakan total sebesar Rp450 miliar.
4. Filosofi di Balik Patung Garuda Wisnu Kencana
Berdasarkan situs resmi Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, patung ini digambarkan sebagai Dewa Wisnu yang sedang mengendarai Garuda. Dalam agama Hindu, Dewa Wisnu dianggap sebagai pelindung seluruh alam semesta.
Didampingi burung Garuda yang melambangkan kesetiaan dan pengabdian tanpa pamrih. Kencana melambangkan keduanya berhiaskan mahkota dari mosaik emas. Sedangkan burung Garuda adalah lambang negara Republik Indonesia dan kemerdekaan.
Lokasi Patung GWK
Patung ini lokasinya ada Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, di mana dulunya kawasan ini digunakan untuk area penambangan kapur liar. Kini area GWK sudah menjadi salah satu destinasi wisata keluarga di Bali yang dilengkapi fasilitas seperti Segway Fun Ride dan juga restoran.
Lokasi Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana tidak jauh dari dari Bandara Ngurah Rai dengan waktu tempuh sekitar 15-20 menit. Untuk jam operasinya taman budaya ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00-22.00.
Apa Saja yang Bisa Dilakukan di GWK?
Tak cuma sekedar melihat pemandangan patung saja untuk menikmati objek wisata ini. Ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan di GWK Bali ini, yaitu:
· Menyaksikan pertunjukan seni tari (7 tarian) yang ditampilkan di Amphiteater, letaknya dekat akses pintu masuk, dan juga pertunjukan film di Garuda Cinema.
· Berkeliling Taman Budaya GWK menggunakan shuttle bus bernama GWK Loop dengan tarif sekitar Rp20.000.
· Belajar sejarah tentang Garuda Wisnu Kencana melalui relief-relief yang terukir di patungnya, dan ada mata air yang konon sudah ada sebelum berdirinya Taman Budaya GWK.
· Setiap hari Senin digelar acara night hypes di area Plaza Kencana. Kamu bisa menyantap kuliner dengan diiringi live music dan fire dance.
· Di sekitar area Taman Budaya GWK terdapat banyak toko suvenir Bali dan merchandise khas GWK yang bisa dijadikan oleh-oleh. Hanya saja, harganya cukup mahal di sini.
Beberapa acara yang diselenggarakan pihak Taman Budaya GWK seringkali diadakan sebelum masa pandemi Covid-19. Pariwisata jadi sektor yang paling terkena dampaknya. Semoga pandemi segera berakhir dan pariwisata kita terus bertumbuh dan berkembang.