Perencanaan Keuangan

Ini Dia Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Uang

Tingkat Inflasi berpengaruh pada uang dan daya beli

Ajaib.co.id – Pada era 1990-an, gaji Rp1 juta bisa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Saat ini, untuk kebutuhan makan harian pun kurang. Hal itu dipengaruhi oleh inflasi yang meningkat. Berikut ini penjelasan pengaruh tingkat inflasi terhadap uang.

Inflasi bukan barang baru buat masyarakat. Ia selalu ada dari waktu ke waktu sampai ada frase inflasi tahunan. Namun apa yang disebut inflasi?

Menurut laman Bank Indonesia (BI.go.id), inflasi adalah kenaikan harga yang meluas dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Biar tak bingung, contohnya, bulan lalu Rahma membeli satu bungkus teh Rp10.000, 1 kilogram gula Rp15.000, dan ¼ kilogram telur Rp15.000. Total belanja Rahma Rp40.000.

Namun tiga bulan berikut, masing-masing produk yang dibeli Rahma mengalami kenaikan Rp5.000. Sehingga ia harus merogoh kocek Rp55.000. Yang harganya naik tak hanya ketiga produk itu, tetapi juga beras, minyak goreng, daging, hingga sayuran. Sehingga hal itu memengaruhi kondisi keuangannya.

Indikator Inflasi

Apakah kenaikan harga barang yang dibeli Rahma termasuk tingkat inflasi tinggi? Belum tentu. Karena untuk mengukur tinggi atau rendah inflasi, pemerintah memiliki indikator Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK tersebut diambil dari perubahan harga dari barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.

Sementara itu, barang dan jasa dalam IHK ditentukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Biaya Hidup (SBH). BPS akan mengawasi dan mencatat perubahan dari harga barang serta jasa per bulan di beberapa kota-kota di Indonesia. Mulai dari pasar tradisional, swalayan, hingga outlet terpilih.

Adapun IHK yang memengaruhi laju inflasi memiliki tujuh klasifikasi pengeluaran (berdasarkan Classification of Individual Consumption by Purpose, COICOP). Klasifikasi tersebut adalah kelompok bahan makanan; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar; sandang; kesehatan; pendidikan, rekreasi, dan olahraga; serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Selain IHK, terdapat indikator lain untuk mengukur inflasi. Mereka adalah Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), Indeks Harga Produsen (IHP), Deflator Produk Domestik Bruto (PDB), plus Indeks Harga Aset.

Penyebab Tingkat Inflasi

Inflasi tidak terjadi begitu saja. Ada proses ekonomi yang menyebabkan inflasi. Di bawah ini penyebab tingkat inflasi.

·        Jumlah Uang Beredar

Berdasarkan laman Money Crashers, penyebab inflasi adalah peningkatan jumlah uang beredar melampaui pertumbuhan ekonomi. Salah satu cara untuk melihat efek jumlah uang beredar pada inflasi adalah keberadaan karya seni; semakin langka, harganya semakin mahal. Begitu juga dengan uang; emakin sedikit jumlah uang beredar, semakin bernilai mata uang itu.

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, menolak usulan pihak yang menginginkan BI mencetak uang hingga Rp600 triliun untuk menangani pandemi COVID-19. Pasalnya, hal itu akan menyebabkan capital outflow dan inflasi (CNNIndonesia.com, 06/05/2020).

Pengaruh inflasi terhadap uang:

Kamu bisa saja memiliki banyak uang, tetapi nilainya akan berkurang. Misal dengan uang Rp7 juta kamu dapat memenuhi kebutuhan hingga investasi, tetapi dengan uang Rp10 juta justru kesulitan berinvestasi.

·        Utang Nasional

Utang nasional yang tinggi dapat membuat tingkat inflasi tinggi pula. Hal itu dapat diatasi oleh pemerintah dengan menaikkan tarif pajak dan mencetak uang untuk membayar utang. Namun keduanya memiliki efek yang tidak lebih baik.

Pengaruh inflasi terhadap uang:

Kenaikan pajak akan menyebabkan pengusaha menaikkan harga produk atau jasa mereka. Hal itu untuk mengimbangi kenaikan pajak perusahaan. Jika mencetak lebih banyak uang akan mengarah pada devaluasi (penurunan nilai uang) uang dan kenaikan harga.

·        Permintaan Meningkat

Saat gaji meningkat, permintaan terhadap barang konsumsi atau jasa pun ikut meningkat. Alhasil produsen akan menaikkan harga kepada konsumen. Inflasi pun terjadi. Inilah hukum ekonomi yang mudah dikenali.

Pengaruh inflasi terhadap uang:

Pada awal pandemi covid-19 banyak permintaan masker medis, tetapi harganya sangat mahal. Ketersediaannya pun sangat langka. Seseorang bisa menjual satu dus masker, isi 50 lembar, seharga Rp500,000 atau lebih.

Tak lama, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk memakai masker kain. Produsen kain bermunculan dan harganya sangat terjangkau sehingga harga masker medis turun. Namun kenaikan masker saja tak bisa disebut inflasi, kecuali diikuti dengan kenaikan harga produk dan jasa lain.

·        Biaya Produksi Meningkat

Teori ekonomi cost-push effect menyatakan jika perusahaan dihadapkan pada peningkatan biaya produksi, maka mereka akan menaikkan harga produk. Karena mereka ingin mempertahankan profitabilitas.

Pengaruh inflasi terhadap uang:

Inflasi akan berpengaruh terhadap uang yang dibelanjakan oleh konsumen. Dengan produk sama, ia harus mengeluarkan uang sedikit lebih banyak dari biasanya.

·        Ketidakstabilan Nilai Tukar

Ketidakstabilan nilai tukar juga dapat menyebabkan inflasi. Seperti nilai mata uang Rupiah terhadap Dolar AS yang tidak stabil. Akibatnya berpengaruh terhadap investasi dari pengusaha asing. Selain itu, harga produk impor yang melambung dan utang luar negeri juga dapat menyumbang inflasi.

Pengaruh inflasi terhadap uang:

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tinggi dan produk impor dibanderol lebih mahal.

Meminimalisir Efek Inflasi

Ketika situasi ekonomi menunjukkan tanda-tanda inflasi, pemerintah akan bertindak cepat dalam mencegahnya. Langkah pemerintah adalah menerapkan kebijakan moneter dan fiskal.

Namun sebagai warga negara, kamu juga dapat meminimalisir efek inflasi, yaitu:

  • Mendukung program pemerintah.
  • Membeli produk dalam negeri.
  • Mengelola keuangan dengan cermat.
  • Alokasikan dana untuk investasi.

Salah satu keuntungan investasi adalah menghindarkan dari inflasi. Karena imbal hasil investasi cukup tinggi, sehingga dapat memberikan nilai lebih pada uangmu. Asal kamu memilih produk investasi yang memberikan imbal hasil di atas inflasi.

Data dari laman BPS menunjukkan tingkat inflasi Indonesia dari 2017 hingga 2020 adalah 3,61% (2017), 3,13% (2018), 2,79% (2019), dan Januari-Maret 2020 sebesar 0,76%. Produk investasi yang memberikan imbal hasil di atas inflasi di antaranya reksa dana, logam mulia, obligasi, dan saham. Manakah yang harus dipilih? Biar tidak bingung, temukan rekomendasi produk investasi buatmu di Ajaib.

Artikel Terkait