Berniat Bangkit, Saham INDY Manfaatkan Kenaikan Harga Emas
Harga saham INDY (Indika Energy) belum menembus Rp2.000 per lembar hingga awal September 2019. Mereka menurun drastis sejak 22 Maret lalu, yakni berada di posisi Rp1.980 per lembar sahamnya.
Tercatat, pada 4 September lalu, harga saham INDY masih berada di angka Rp1.360 per lembarnya. Itupun, menurut data dari Bursa Efek Indonesia sudah mengalami kenaikian hingga 4,41% dari hari sebelumnya. Namun demikian, harga saham INDY sejak 22 Maret hingga hari ini, sudah anjok hingga 31,31%. Artinya, saham INDY sudah turun hingga Rp620 per unitnya.
Bangkit dengan Memanfaatkan Kenaikan Harga Emas
Manajemen INDY mencoba bangkit dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga emas dunia. Mereka sedang mempersiapkan sebuah rencana produksi emas dan logam mulia di tambang Awak Mas Project, yang terdapat di Sulawesi Selatan. Head of Corporate Communication PT Indika Energy Tbk, Leonardus Herwindo, mengatakan pihaknya masih terus memproses uji kelayakan pada proyek tersebut.
“Salah satu hasil uji kelayakannya adalah operasi penambangan terbuka di Awak Mas mampu menghasilkan sekitar 100.000 ons emas per tahun,” ujarnya seperti diberitakan Kontan.
INDY melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah seluar 2.000 hektar dari total sekitar 14.000 hektar. Sumber daya potensial dari wilayah tersebut mencapai 2 juta oz. INDY pun berharap bisa memulai produksinya mulai 2021. Untuk diketahui saja, saat ini INDY memiliki saham sebesar 19,9% pada Nusantara Resources Limited.
Leonardus mengatakan pihaknya tak menutup kemungkinan apabila nantinya perusahaan akan menambah kepemilikan saham tersebut. “Opsi tersebut terbuka dan kami terus mengkaji hal itu,” katanya.
INDY memang tengah mengawal beberapa proyek di luar bisnis batubara. Dalam jangka lima tahun ke depan, perseroan membidik pendapatan dari bisnis non-batubara bakal berkontribusi 25% dari total pendapatan mereka. Adapun selain proyek emas, INDY sudah lebih dulu merambah bisnis pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Cirebon unit II melalui anak usahanya yakni PT Cirebon Electric Power.
Kemudian, INDY juga tengah membangun fuel storage di Kalimantan Timur melalui PT Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE), perusahaan telah memulai persiapan konstruksi pembangunan fuel storage di Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur. Dengan kerja keras itulah, hingga hari ini 17 Oktober 2019 harga saham indy hari ini berhasil naik 15% di angka Rp1.315 per lembarnya.
Sekilas Tentang INDY
Indika Energy sebagai salah satu perusahaan energi terbesar di Indonesia, mengelola kelompok anak usaha di sektor batubara, minyak dan gas. Didukung tenaga kerja yang terampil, keahlian perusahaan ini mencakup keseluruhan rantai nilai, dari eksplorasi sumber daya energi hingga pembangkit listrik.
Pada tahun 2008, Indika Energy tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) seiring upaya untuk terus mengembangkan dan memperluas bisnis baik secara organik maupun melalui akuisisi usaha-usaha yang mencakup aspek sumber daya energi, jasa energi dan infrastruktur energi, sebagai tiga pilar bisnis utama perusahaan.
Dari waktu ke waktu, Indika Energy telah berkembang menjadi sebuah perusahaan energi terintegrasi yang mampu membangun sinergi kegiatan operasionalnya dengan berkelanjutan. Sinergi ini terbentang mulai dari kegiatan eksplorasi, rekayasa teknik, konstruksi, produksi, pengiriman dan transshipment untuk pelanggan domestik dan internasional serta penggunaan batubara untuk pembangkit tenaga listrik.
Jadi, sudah siap menjadi investor saham INDY dan meraih keuntungan tersebut? Langsung saja download aplikasi Ajaib dan investasikan dana kamu sekarang!
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.
