Investasi

Gini Cara Mengelola Risiko Investasi yang Efektif

Ajaib.co.id – Dalam dunia investasi, terdapat dua jenis investor, yang pertama adalah tipe yang selalu mengecek pergerakan pasar setiap saat dan tipe yang satunya adalah mereka yang hanya ingin menumbuhkan keuntungan dari return investasi. Jika kamu merupakan investor yang masuk tipe investor yang kedua, mengelola risiko mungkin tampak seperti sesuatu yang tidak relevan untuk dilakukan dan hanya investor dengan jam terbang yang tinggi fokus pada pengelolaan risiko.

Kamu mungkin membayangkan bagaimana investor-investor tersebut melakukan manajemen risiko portofolio mereka dengan menganalisis rumus-rumus yang rumit menggunakan istilah-istilah teknikal yang tidak kalah rumitnya agar mendapatkan risiko yang tepat. Namun sayangnya, mengelola risiko sebenarnya adalah sesuatu yang harus diterapkan di portofolio semua investor, tidak peduli berapa tahun pengalamannya di dunia investasi.

Terlebih jika mayoritas portofolio kamu diletakkan di instrumen investasi saham, tentu kebutuhan akan strategi mengelola risiko yang efektif dan efisien tinggi. Banyak investor yang berinvestasi dan ingin mendapatkan return yang potensial, tetapi lupa bahwa semua investasi memiliki risikonya masing-masing. Semakin tinggi return yang dihasilkan, semakin besar risikonya, tetapi investor tersebut merasa bahwa menggunakan metode buy and hold sudah lebih dari cukup tanpa memperhatikan risiko yang tersembunyi di balik metode tersebut.

Jika kamu merasa pengelolaan risiko merupakan hal yang sulit, berikut kami sajikan pengelolaan risiko sederhana dan efektif untuk meminimalisasi kerugian portofolio di masa depan.

Memahami Risiko

Terdapat beberapa risiko yang perlu pahami terlebih dahulu, meliputi risiko pribadi, risiko sistematik, dan risiko tidak sistematik. Risiko pribadi berhubungan langsung dengan diri investor. Biasanya, risiko pribadi dibagi menjadi tiga, risiko rendah, risiko moderat, dan risiko tinggi. Penentuan risiko pribadi bergantung pada beberapa hal, misalnya kondisi finansial dan usia. Semakin tinggi usia seseorang, semakin konservatif profil risikonya karena uang yang mereka kumpulkan semakin sedikit.

Yang kedua risiko sistematik adalah risiko yang dipengaruhi faktor makro seperti nilai tukar mata uang asing, tingkat suku bunga, kondisi negara, hingga situasi politik. Risiko ini sulit dihindari karena cakupannya jauh lebih besar. Salah satu strategi yang bisa digunakan untuk meminimalisasi risiko ini adalah investasi ke instrumen lainnya, seperti tanah atau emas.

Risiko ketiga adalah risiko tidak sistematik yang berhubungan dengan faktor mikro perusahaan tersebut seperti perubahan struktur permodalan, perubahan struktur aktiva, hingga penurunan tingkat penjualan. Salah satu cara untuk menghindari risiko adalah dengan berinvestasi di saham-saham yang fundamentalnya bagus.

Membatasi Risiko

Warren Buffett, salah satu investor tersukses di dunia memiliki dua prinsip pengelolaan risiko dalam investasi, yang pertama adalah jangan sampai kehilangan uang dan yang kedua adalah selalu ingat aturan yang pertama. Salah satu langkah sederhana bagi investor untuk mengelola risiko adalah dengan membatasi risiko tersebut untuk melindungi modal yang sudah dikeluarkan. Bagan di bawah ini menunjukkan berapa keuntungan yang kamu perlukan untuk mengembalikan kerugian yang kamu alami selama berinvestasi.

Berdasarkan bagan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kerugian yang relatif kecil saja membutuhkan return yang lebih tinggi untuk memulihkan modal, mengingat kamu juga harus membayar biaya investasi dan perantara. 

Mengikuti Tren

Tren adalah teman investor sampai tren tersebut berakhir. Salah satu cara untuk mengelola risiko investasi adalah dengan berkomitmen membeli instrumen investasi, misalnya saham yang berada dalam tren naik dan menjualnya setelah melewati garis support mereka. Kamu dapat menggambar garis tren sendiri dengan menghubungkan serangkaian posisi terendah yang lebih tinggi dari grafik. 

Kamu juga bisa menggunakan pergerakan rata-rata dalam sehari, misalnya 50 poin atau 200 poin yang fungsinya sebagai dukungan. Jika harga suatu saham melewati garis support dengan jumlah yang sudah kamu tentukan, maka pertimbangkan untuk menjualnya.

Menyeimbangkan Kembali

Investor jangka panjang dapat mencoba mengelola risiko dengan menjual saham secara berkala yang telah mengambil porsi terlalu banyak di portofolio. Kamu bisa menjual saham-saham tersebut dan menyisakannya jika kinerja saham tersebut masih bagus. Uang penjualan saham tersebut bisa kamu gunakan untuk membeli saham yang harganya sedang murah untuk dijual di harga yang mahal.

Stop Loss

Stop loss merupakan strategi umum yang biasa diterapkan bagi investor untuk meminimalisasi kerugian semakin besar. Kamu bisa membuat strategi stop loss sendiri dengan menjual semua atau sebagian saham jika harganya anjlok ke level terendah yang sudah ditentukan. Langkah yang harus kamu lakukan adalah menetapkan terendah saham sehingga ada bisa menjualnya di titik tersebut. 

Menggunakan stop loss untuk mengelola risiko adalah salah satu cara untuk membatasi kerugian yang lebih banyak pada portofolio dan membuat kamu menjadi investor yang defensif. Pastikan kamu disiplin terhadap strategi stop loss, sebab memindahkan atau mengabaikan level stop loss hampir selalu menghasilkan kerugian yang lebih besar.

Diversifikasi

Tujuan utama diversifikasi adalah membeli saham yang tidak memiliki korelasi sama sekali. Ini artinya jika saham A turun, maka saham B akan naik. Misalnya jika kamu memiliki saham ASII yang merupakan perusahaan perakitan komponen kendaraan, kamu bisa melakukan diversifikasi dengan membeli saham TLKM yang merupakan perusahaan telekomunikasi. Kedua saham ini tidak memiliki hubungan secara langsung.

Ini artinya, jika saham ASII anjlok, saham TLKM dapat membuat portofolio stabil karena tidak memiliki korelasi langsung dengan saham ASII. Diversifikasi adalah strategi yang baik untuk membatasi risiko, tetapi akan berfungsi jika antara saham tidak memiliki hubungan sama sekali. Untuk memastikannya, pastikan kamu kinerja antar saham dibandingkan mengandalkan hubungan historis yang mungkin kurang berfungsi.

Sumber: Investment Risk Management Strategies – 5 Ways to Play Defense, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait