Reksa Dana

Expense Ratio Adalah: Pengertian, Cara Hitung, hingga Fungsinya

Ajaib.co.id Jika kamu seorang investor reksadana, maka kamu perlu memahami expense ratio. Sebab, hal ini berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan oleh Manajer Investasi (MI) pengelola reksa dana kamu, sehingga kamu bisa mengukur kinerja MI terhadap sahammu.

Reksa Dana adalah salah satu alternatif investasi untuk masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak mempunyai banyak waktu dan keahlian untuk mengelola dan menghitung risiko atas investasi milik mereka.

Pada umumnya, reksadana memiliki arti sebagai wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal. Untuk kemudian, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (MI).

Ada tiga hal yang berkaitan dengan reksadana. Pertama, terdapat dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek. Ketiga, dana tersebut dikelola oleh pihak manajer investasi (MI).

Dengan begitu, dana yang terdapat di reksadana adalah dana bersama milik para pemodal, sementara pihak manajer investasi ialah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana investasi tersebut.

Pengertian Expense Ratio

Apa itu Expense Ratio? Expense ratio adalah beban operasi yang didapatkan dari jumlah perbandingan antara biaya untuk operasional reksa dana terhadap total dana dalam rentang waktu setahun dengan rata-rata nilai aset bersih di tahun yang dihitung tersebut.

Sederhananya, expense ratio adalah keseluruhan biaya yang digunakan oleh manajer investasi (MI) untuk mengelola reksa dana lalu dibagi dengan rata-rata aset investasi dalam satu tahun. Istilah ini juga dikenal dengan rasio beban biaya.

Di dalam dunia investasi, khususnya investasi reksadana, rasio beban biaya ini adalah salah satu indikator yang bisa digunakan untuk menilai kinerja dari manajer investasi.

Dengan penilaian yang diukur, jika nilai expense ratio tidak terlalu besar maka bisa disimpulkan bahwa Manajer Investasi menjalankan pekerjaannya dengan baik. Sebaliknya, apabila perhitungan expense ratio justru cukup besar maka hal ini memiliki arti bahwa kecil dana kelolaan yang diputarkan dalam bentuk saham.

Cara Hitung Expense Ratio

Sebagai seorang investor yang menggunakan jasa Manajer Investasi, tentunya kita menyadari bahwa dalam mengelola aset investasi kita, seorang manajer investasi harus memperoleh gaji yang layak, juga berkolaborasi dengan pihak broker dan bank kustodian terbaik. 

Oleh karena itu, munculah biaya-biaya transaksi yang dibebankan ke dalam sebuah reksa dana. Pembiayaan ini untuk mendukung kerja sama dengan pihak-pihak lain agar bisa berjalan dengan baik dan lancar. Biaya-biaya ini lalu dihitung dan dibandingkan dengan NAB untuk menjadi expense ratio

Untuk rumus menghitung dari rasio beban operasi sendiri adalah sebagai berikut:

Expense Ratio = Beban Biaya : Rata-Rata NAB

Dalam dunia investasi, perhitungan rasio ini digunakan untuk mengukur beberapa hal, di antaranya:

  1. Mengukur beban operasional, terutama untuk pengelolaan aset investasi atau nilai aktiva bersih dari reksa dana. Hal tersebut dilakukan sebagai pertimbangan bagi investor untuk tetap bertahan atau beralih ke produk yang lain.
  2. Mengukur profesionalisme dari manajer investasi (MI). Karena lewat melihat rasio tersebut, kamu bisa melihat kemampuan dari manajer investasi yang mengelola reksa dana milikmu.
  3. Menjadi cerminan dari pengelolaan reksanada, karena expense ratio ini menjadi indikator untuk melihat kinerja dari manajer investasi (MI).

Fungsi Expense Ratio untuk Reksa Dana

Expense ratio adalah sangat penting untuk menjadi bahan pertimbangan kamu sebagai seorang investor dalam memilih produk reksa dana. Mengapa demikian? Karena expese ratio itu sebagai tolok ukur untuk melihat seberapa besar biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Manajer Investasi (MI) untuk mengelola reksa dana.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika nilai expense ratio lebih kecil, maka ini berarti MI dapat mengelola reksa dana saham kamu dengan efisien. Jika pengelolaan oleh Manajer Investasi baik, maka biaya terkait penasihat investasi, distribusi, sampai administrasinya pun bisa terkelola dengan baik.

Namun, apabila Manajer Investasi membuat strategi pengelolaan yang berdampak pada biaya transaksi yang tinggi, lalu memilih broker yang mahal, sampai adanya biaya manajemen dan kustodian yang tinggi, termasuk biaya administrasi yang tidak efisien. Hal ini secara otomatis membuat expense ratio-nya pun menjadi lebih besar.

Sebagai informasi, investor bisa melakukan pengecekan laporan keuangan reksa dana untuk mendapatkan informasi besaran expense ratio. Besaran dari expense ratio tersebut pada umumnya terdapat dalam pembaharuan prospektus reksa dana.

Selain itu, jika kamu menggunakan platform reksa dana, angka expense ratio tersebut telah tercantum pada setiap produk reksadana yang kamu ingin pilih. Namun, jika kamu merasa skeptis dan ingin mengitungnya secara manual, kamu bisa melakukannya karena ada rumusnya.

Untuk rumus manual dari expense ratio yakni, total beban operasional investasi dibagi dengan rata-rata NAB. Adapun beban operasional investasi ini terdiri dari beban pengelolaan investasi, beban pajak penghasilan, beban kustodian, hingga beban lainnya.

Pertanyaan Seputar Expense Ratio

Apa itu Expense Ratio?

Expense Ratio adalah keseluruhan biaya yang digunakan oleh Manajer Investasi untuk mengelola reksa dana, dibagi dengan rata-rata aset investasi dalam satu tahun.

Berapa nilai Expense Ratio yang Baik?

Nilai expense ratio yang kecil menandakan bahwa Manajer Investasi mampu menjalankan pekerjaannya dengan benar. Pada umumnya, nilai expense ratio yang bagus adalah di bawah 1% hingga mendekati 0.

Artikel Terkait