Saham

Emosi Bisa Merugikan Investasi Saham, Berikut Tipsnya

Emosi Bisa Merugikan Investasi Saham

Ajaib.co.id – Untuk menjalankan strategi investasi, seorang investor harus bisa membuat strategi yang logis.

Pasar saham merupakan investasi yang sangat fluktuatif. Gejolak perubahan harga saham bisa menanjak atau jungkir balik dalam waktu singkat.

Oleh karena itu, mengambil keputusan secara emosi bisa merugikan investasi saham.

Apalagi, di tengah pandemi seperti yang melanda saat ini. Banyak investor mulai gelisah diserang ketidakpastian.

Lantas, bagaimana sikap yang tepat diambil oleh seorang investor menghadapi kondisi investasi saham yang sangat fluktuatif?

Miliki Rencana Investasi yang Logis

Kamu harus paham, bahwa berinvestasi saham bukan semata-mata taruhan atau untung-untungan.

Saham bukanlah judi ataupun undian. Saham, adalah investasi yang hanya boleh disentuh saat kamu memiliki cukup pengetahuan dan berpikiran terbuka.

Kamu juga harus paham dengan potensi dan risiko, bahwa investasi bisa untung atau merugi. Dalam bermain saham, kamu harus memiliki mental kuat: high risk, high return, low risk, low return.

Kamu harus ingat, bahwa insting seorang trader saham yang sukses menjadi tajam berkat latihan bertahun-tahun oleh pengalaman dan pengetahuan.

Maka dari itu, kamu memerlukan rencana yang logis, bukan emosional. Pelajari bagaimana kinerja saham yang kamu minati. Saham berkinerja bagus, bukan berarti harganya menanjak terus.

Tetapi, walaupun mengalami koreksi, memiliki potensi rebound dan pasti rebound walaupun membutuhkan jangka waktu yang tidak sama. 

Oleh karena itu, bersikaplah dengan kepala dingin dan jangan biarkan emosi mengendalikan keputusan.

Jangan Serakah dan Tergiur Saham Gorengan

Seringkali investor saham emosional, yang membeli saham saat harganya terus menanjak karena ingin dapat untung besar (serakah). Padahal, posisi harga saham telah mendekati puncaknya.

Setelah di posisi tertinggi, trader saham kemudian ramai-ramai melepas saham dan membuat investor baru mengalami kejutan. Melihat harga saham menurun, investor yang emosional akan mengalami kepanikan dan putus asa.

Takut merugi semakin banyak, saham pun dilepas dengan harga lebih rendah dibandingkan harga belinya. Jadilah, kamu benar-benar mengalami kerugian.

Pengalaman seperti itu kemudian menyebabkan banyak investor emosional, merasa “trauma” atas pengalamannya berinvestasi saham. Padahal, fenomena fluktuatifnya harga saham adalah hal yang alamiah.

Kamu harus bisa mempelajari jenis saham yang mengalami koreksi dan kemudian rebound kembali, serta jenis saham yang mengalami koreksi dan terpuruk selamanya. Jenis saham yang terakhir ini biasanya adalah saham gorengan.

Yakni, saham yang berkualitas rendah tapi harganya dibuat tinggi secara tidak wajar (rekayasa) oleh beberapa pihak, untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek.

Jangan Merasa Takut Ambil Langkah Berbeda

Saham bukanlah jenis investasi yang tepat bagi orang yang tidak bernyali. Takut merupakan salah satu jenis emosi bisa merugikan investasi saham.

Orang yang ketakutan cenderung ragu-ragu mengambil tindakan. Saat akhirnya bertindak, ternyata sudah terlambat. Bahkan, karena takut mengambil langkah berbeda, investor emosional lebih banyak cari aman dan mengikuti keramaian.

Padahal, tidak sedikit trader saham sukses memperoleh keuntungan dengan menjual saham saat orang lain ramai membelinya dan membeli saham saat orang lain ramai menjualnya.

Jangan takut mengambil langkah berbeda, jika langkah yang diambil masuk akal secara logika. Dalam artian, kamu sudah memiliki bekal mengenai kondisi pasar dan tahu benar kapan saat yang paling tepat mengambil keuntungan.

– Membeli saham blue chips yang sedang ramai dijual, karena kamu telah melakukan analisa dan mengetahui bahwa fenomena tersebut adalah kesempatan untuk membeli saham unggulan dengan harga diskon.

– Menjual saham yang kamu miliki saat orang ramai-ramai membeli, karena kamu tahu pasti bahwa saham tersebut tengah berada di “puncaknya” dan akan turun kembali. Saat itulah keuntungan kamu berlipat. Kamu bisa membelinya kembali saat euforia mengalami penurunan, demikian juga harga sahamnya.

Tentu saja, semuanya memang spekulasi yang hanya bisa diambil oleh investor pemberani. Tapi, kamu wajib punya dasar pengetahuan mengenai bagaimana kinerja saham yang kamu beli selama ini.

Buat Tujuan Jangka Panjang

Banyak trader berinvestasi saham untuk jangka pendek demi keuntungan cepat. Padahal, berinvestasi saham untuk keuntungan jangka pendek bisa sangat menguras waktu dan emosi.

Kamu harus terus-menerus memperhatikan pergerakan harga saham. Kamu akan sangat kecewa bahkan tertekan saat harga saham turun saat dibeli dan malah kembali naik saat saham dijual.

Oleh karena itu, buatlah tujuan jangka panjang dalam berinvestasi saham. Bahwa kamu pada dasarnya tengah berinvestasi pada sebuah perusahaan, menjadi bagian dan pemilik perusahaan.

Tentunya, perusahaan emiten dengan kinerja keuangan yang bagus, bisa menawarkan keuntungan lain berupa dividen.

Kamu pun bisa mengikuti perkembangan perusahaan sebagai perkembangan bisnis. Jangan biarkan fluktuasi harga saham sementara membuat kamu gelisah.

Padahal jika dicermati, dalam jangka panjang, saham terus mengalami kenaikan stabil setiap tahunnya.

Masukkan Saham Blue Chip dalam Portfolio

Memiliki saham blue chip sangat disarankan. Saham blue chip merupakan saham perusahaan yang memiliki fundamental baik dan biasanya market leader di bidangnya. Perusahaannya juga telah berkiprah belasan bahkan puluhan tahun.

Jika kamu telah mengetahui kinerja perusahaan selama ini memiliki reputasi meyakinkan, maka jangan biarkan emosi bisa merugikan investasi saham kamu.

Saat kondisi saham blue chip mengalami penurunan seperti pada masa pandemi ini, yakinlah bahwa hal ini akan berlalu setelah situasi kembali kondusif. Percayai investasi kamu dan biarkan berkembang dalam jangka panjang.

Diversifikasi Portfolio

Jangan menginvestasikan dana pada satu jenis investasi saja. Lakukan diversifikasi pada portfolio investasi kamu. Hal ini bisa memberikan kamu lebih banyak jaminan, jika salah satu investasi tidak berjalan. Sebarkan investasi saham kamu pada berbagai sektor.

Tentunya, bukan berarti kamu harus menyebar jaring sembarangan. Apapun saham yang hendak kamu beli, harus diteliti dengan baik terlebih dahulu. Jangan pernah 100% memercayai informasi yang berasal dari sumber yang tidak jelas.

Membaca laporan keuangan, melihat kinerja nyata emiten saham adalah hal yang harus dilakukan agar bisa mengambil keputusan yang logis. Jangan sampai emosi bisa merugikan investasi saham kamu.

Artikel Terkait