Ajaib.co.id – PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan unggas terpadu. Perusahaan berkode saham SIPD ini memulai bisnis secara komersial pada tahun 1985.
Adapun kegiatan usaha yang dilakukan terdiri dari pakan unggas, day-old chickens, dressed chickens, kemitraan dan lain sebagainya. SIPD juga mengoperasikan gerai ritel yang diberi nama BelMart dengan memasarkan produk makanan olahan yaitu merk Belfood.
Mayoritas saham SIPD dipegang oleh PT. Great Giant Pineapple dengan jumlah 86,22 persen kepemilikan. Saham SIPD sendiri mulai diperdagangkan secara publik melalui bursa pada tahun 1996 dengan harga penawaran sebesar Rp900 per lembar saham.
Saat ini pergerakan harga saham SIPD tengah melemah namun di atas harga penawaran sebesar Rp1.350 per lembar saham pada penutupan perdagangan, Kamis 29 April 2021. Lalu, apakah saham SIPD layak untuk dikoleksi? Bagaimana dengan kondisi fundamental perusahaan dan rencana bisnis apa yang akan dilakukan kedepannya? Yuk, kita bedah kinerja saham SIPD.
Kinerja Keuangan Tahun 2020 Positif
Kinerja emiten unggas SIPD di tahun 2020 loncer dengan catatan pendapatan yang meningkat tipis 7,42 persen menjadi Rp4,34 triliun dari tahun 2019 sebesar Rp4,04 triliun.
Walaupun kenaikan terjadi pada pendapatan, berdasarkan laporan keuangan Desember 2020 laba tahun berjalan tergerus 62,67 persen menjadi Rp28,26 miliar yang di tahun 2019 sebesar Rp 79.72 miliar.
Hal ini karena sejumlah beban mengalami peningkatan seperti beban pokok penjualan naik menjadi Rp3,8 triliun, beban usaha naik menjadi Rp 390,19 miliar.
Lalu beban penjualan naik Rp191,24 miliar, serta beban umum dan administrasi naik Rp198,95 miliar. Ditambah dengan beban lain-lain ikut naik menjadi Rp 98,59 miliar.
Oleh karena itu, mengapa laba tahun berjalan SIPD harus anjlok digerus oleh sejumlah beban yang mengalami peningkatan.
Kinerja Keuangan SIPD dalam 5 Tahun Terakhir
Terlepas dari kondisi pandemi, kinerja keuangan SIPD dalam 5 tahun terakhir cukup memuaskan khususnya pendapatan yang terus mengalami peningkatan.
Di sisi lain, raihan laba masih belum konsisten dengan catatan kerugian yang sempat dialami perseroan. Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam miliar rupiah):
Laporan Laba Rugi | 2019 | 2018 | 2017 | 2016 | 2015 |
Penjualan bersih | 4.105.991 | 3.120.459 | 2.449.961 | 2.427.199 | 2.113.148 |
Laba kotor | 646.284 | 504.442 | 246.274 | 441.905 | 184.202 |
Laba rugi tahun berjalan | 79.776 | 25.934 | -354.925 | 13.049 | -362.030 |
Dapat diketahui dari data tersebut bahwa kinerja keuangan SIPD secara penjualan terus mencatatkan pertumbuhan yang baik dalam 5 tahun terakhir.
Di samping itu, raihan laba tidak mampu mengimbangi catatan pendapatan dengan adanya kerugian yang sempat dialami perseroan selama 2 tahun. Di mana, SIPD sempat mengalami kerugian di tahun 2015 dan 2017 yang disebabkan oleh faktor tertentu.
Hal yang menjadi penyebab utama kerugian SIPD pada tahun 2015 adalah depresiasi rupiah atas dolar AS mencapai Rp14.700 per 1 USD. Mengingat, 50 persen dari biaya produksi SIPD khususnya obat-obatan dan kacang kedelai masih impor.
Biaya produksi pakan dengan harga jual produk yang tidak sebanding membuat perseroan kesulitan mendongkrak kinerja penjualan maupun laba di tahun 2015.
Perseroan sendiri tidak mampu memproduksi secara maksimal di tengah kondisi pelemahan rupiah dan menurunnya daya beli masyarakat. Hal tersebut juga diperparah dengan tingkat persaingan antara sesama produsen pakan ternak dalam negeri yang semakin ketat. Dengan begitu, perseroan harus mengurangi produksi untuk menyiasati tingginya biaya bahan baku untuk produksi.
Hal ini berarti peningkatan beban pokok penjualan, beban usaha, hingga rugi selisih kurs menjadi penyebab utama kerugian yang dialami SIPD di tahun 2015.
Sementara kerugian yang terjadi di tahun 2017 dipengaruhi oleh beberapa hal seperti harga dolar AS dan perseroan memfokuskan untuk memperluas peternakan sehingga tidak mengejar pertumbuhan penjualan.
Selain itu, perseroan juga menghadapi beberapa ancaman penyakit, harga DOC yang naik turun, dan permintaan daging ayam broiler tidak stabil. Ditambah dengan pasokan dan fluktuasi harga bahan baku juga ikut mempengaruhi kinerja bisnis SIPD. Sementara di tahun 2018 dan 2019, kinerja bisnis kembali meningkat.
Di tahun 2019 sendiri jika dilihat berdasarkan rasio keuangan, kondisi bisnis SIPD tampak sehat. Adapun data berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 melalui informasi finansial perseroan yang dapat dilihat seperti berikut:
Rasio | 2019 |
ROA | 0,5% |
ROE | 1,9% |
NPM | 1,9% |
CR | 118,4% |
DER | 170% |
Prospek Bisnis SIPD Kedepannya
Memperhatikan rencana bisnis dari PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan para investor sehingga saham SIPD memang layak untuk dikoleksi. Terlepas dari kondisi pandemi yang masih melanda bisnis saat ini, perseroan berencana untuk ekspansi dengan menyiapkan anggaran besar.
Pihak SIPD menyampaikan bahwa perseroan yang merupakan salah satu perusahaan unggas terpadu wajib menerapkan strategi inovatif dengan menggunakan pendekatan berbeda dalam meningkatkan pertumbuhan sehingga bakal terjadi nilai tambah maupun keunggulan kompetitif.
Untuk penguatan di sektor hulu atau poultry dilakukan dengan melaksanakan strategi performance to solution dalam meningkatkan kualitas produk pakan pelayanan cepat tanggap, hingga tersedianya solusi bagi setiap kebutuhan pelanggan.
Selain itu, SIPD juga akan meningkatkan kapasitas breeding demi menunjang peningkatan utilisasi produksi pada pakan ternak hingga memperluas sistem Smart Farm bagi para peternak agar kontrol manajemen budidaya ayam semakin mudah.
Sementara untuk sektor hilir atau makanan jadi, SIPD bakal melaksanakan demokratisasi protein untuk memudahkan akses bagi masyarakat dalam mendapatkan protein berkualitas dengan harga terjangkau.
Perseroan juga menyiapkan sejumlah inisiatif strategis yang akan dijalankan dengan membangun Cold Chain Distribution dan Logistics yang kuat serta peningkatan Sales Execution melalui support dari Command Centre. Salah satu inisiatif yang dimaksud adalah peningkatan kualitas ayam yang bisa memberi nilai tambah produk dan juga penggunaan Halal Blockchain pertama di Asia.
Ditambah dengan peningkatan portofolio yang mampu melampaui Poultry serta membantu peningkatan gairah konsumen melalui pengembangan promosi menarik. Untuk anggaran belanja modal atau capex akan lebih besar daripada tahun lalu, namun tetap disesuaikan dengan kebutuhan perseroan.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.