Bisnis & Kerja Sampingan

Electronic City, Bisnis Ritel Elektronik Pertama di Indonesia

Electronic City
Electronic City

Ajaib.co.id– Barang elektronik telah menjadi teknologi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, oven, televisi, pendingin ruangan, kulkas, dan laptop telah membantu aktivitas manusia. Tidak mengherankan jika beberapa pekerjaan akan terasa sulit jika tidak dikerjakan tanpa bantuan dari perangkat elektronik.

Beberapa contoh betapa bermanfaatnya barang elektronik adalah jika kamu menginginkan roti bakar, tentu akan lebih cepat membuatnya dengan toaster alih-alih memanggangnya di wajan pemanggang, atau jika kamu mengharuskan tetap bekerja di luar rumah, keberadaan laptop menjadi solusi karena bisa dioperasikan kapan pun dan di mana pun.

Untuk mendapatkan barang elektronik pun tidaklah sulit, terlebih sudah banyak toko ritel yang khusus menjual barang elektronik, salah satunya adalah Electronic City yang dianggap sebagai pionir bisnis ritel yang fokus terhadap penjualan barang elektronik pertama di Indonesia. Bisnis yang didirikan oleh Ingrid Pribadi tersebut memiliki peran yang cukup besar dalam memberikan kesempatan masyarakat luas untuk membeli berbagai produk elektronik.

Mengingat perusahaan yang juga melantai di bursa saham dengan kode emiten $ECII tersebut disebut sebagai ritel elektronik terbesar di Indonesia, tidak ada salahnya untuk mengetahui perjalanan singkat berkembangnya bisnis tersebut.

Perjalanan Awal Bisnis

Electronic City merupakan salah satu perusahaan yang menjadi pionir bisnis ritel produk elektronik terlengkap di Indonesia, ini salah satu alasan mengapa perusahaan tersebut dikenal luas sebagai salah satu perusahaan terdepan dan terbesar di sektor penjualan perangkat elektronik di Indonesia hingga sekarang.

Didirikan pada tahun 2001, Electronic City memulai perjalanan bisnis ritelnya dengan membuka store pertamanya di SCBD atau Sudirman Central Business District, hingga saat ini store pertamanya masih berdiri kokoh di area SCBD. Mulai dari titik awal tersebut, perusahaan ritel elektronik ini terus berekspansi hingga membuka banyak toko ritel lainnya, khususnya di wilayah Jabodetabek.

Perkembangan bisnis Electronic City terus melesat setelah pembukaan store pertamanya di luar wilayah Jabodetabek pada tahun 2004, khususnya di Denpasar, toko retail pertama yang berada di luar wilayah bisnis andalannya dibuka dan masih beroperasi hingga saat ini. Dominasinya tidak bisa dibendung lagi, di tahun 2007 perusahaan tersebut mendapat kesempatan untuk mengoperasikan store pertamanya di pulau Sumatera, tepatnya di kota Medan.

6 tahun kemudian, di tanggal 03 Juli 2013, perusahaan tersebut akhirnya resmi melakukan IPO (initial Public Offering) dengan penawaran umum harga per lembarnya di angka Rp4.050, serta tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia) dengan kode $ECII.

Bergabungnya ke bursa saham tentu menguatkan perjalanan posisi perusahaan dengan melepas sebesar 25% dari seluruh modal ditempatkan. Per September 2018, store yang dimiliki oleh Electronic City telah mencapai 53 unit., tersebar di banyak kota besar di Indonesia, khususnya pulau Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan, dan juga Sulawesi.

Lini Produk yang Ditawarkan

Sebagai perusahaan ritel elektronik terbesar, $ECII memiliki beragam jenis produk berbeda yang ditawarkan kepada konsumen, meliputi peralatan elektronik video dan audio, produk rumah tangga, peralatan IT serta kebutuhan kantor, hingga perangkat telepon seluler dan gadget.

Untuk membantu penjualan empat kategori produk dengan ribuan stok barang, perusahaan yang saat ini harga sahamnya berada di level Rp580/lembar didukung 11 lokasi gudang yang berfungsi mendistribusikan produk. Seluruh gudang distribusi juga terletak di lokasi strategis dan berdekatan dari store utamanya, di antaranya Jakarta, Denpasar, Medan, Balikpapan, dan Kendari.

Strategi Bisnis

Produk yang dijual biasanya memang berfokus pada produk elektronik modern. Namun, dalam praktek penjualannya, ada dua jenis penjualan berbeda yang disebut dengan istilah strategi dual-branding. Dalam penerapannya Electronic City memiliki dua konsep penjualan yang berbeda melalui dua jenis store yang berbeda, yaitu EC Store dan EC Outlet.

Perbedaan kedua konsep tersebut terletak pada segmentasi target konsumen. EC Store yang memiliki warna logo identik biru berfokus pada konsumen dari kalangan menengah atas. EC Store inil yang paling sering kita lihat di kota-kota besar dengan jumlah 45 unit dan telah beroperasi hingga Juni 2014.

Sementara, untuk EC Outlet, yang identik dengan warna merah fokus ke konsumen dari kalangan pemula hingga kalangan menengah. EC Outlet sendiri hanya berjumlah 16 unit dan dibangun di tempat strategis seperti ruko dan pusat perbelanjaan

Selain memiliki konsep penjualan EC Store dan EC Outlet, e-commerce juga menjadi salah satu touch point untuk meningkatkan penjualan perusahaan. E-commerce yang dioperasikan biasanya hanya menjajakan produk elektronik yang mudah dijual secara online dan proses pengirimannya mudah melalui jasa ekspedisi, seperti gadget, smartphone, hingga kamera.

Tidak hanya hanya berasal dari hasil penjualan produk elektronik, perusahaan tersebut juga menyewakan beberapa lahan di storenya untuk kebutuhan para vendor, pemasok, dan untuk gerai makanan atau minuman. Layanan pemberian jaminan penjualan dan jasa pengiriman produk dan pemasakan iklan juga menjadi cara alternatif untuk memperoleh pendapatan.

Pencapaian

Sejak operasi pertamanya pada 2001, bisnis ritel elektronik ini telah meraih berbagai penghargaan dari pihak bergengsi. Misalnya, di tahun 2013, Electronic City berhasil menyabet penghargaan untuk kategori Electronic Store dalam kurun waktu 5 tahun berturut-turut.Penghargaan tersebut mencakup Penghargaan Top Brand oleh Frontier, Corporate Image Award, dan juga Superbrands Indonesia. inovasi yang dilakukan oleh perusahaan juga berhasil membawa pulang Social Media Award yang diberikan oleh Majalah Marketing dan Frontier sekaligus Service Quality Award yang diberikan Markplus di tahun 2013..

Penghargaan tersebut mencakup Penghargaan Top Brand oleh Frontier, Corporate Image Award, dan juga Superbrands Indonesia. inovasi yang dilakukan oleh perusahaan juga berhasil membawa pulang Social Media Award yang diberikan oleh Majalah Marketing dan Frontier sekaligus Service Quality Award yang diberikan Markplus di tahun 2013..

Artikel Terkait