Saham

Dunia Otomotif Lesu, Saham ASII Berada di Titik Terendah

Pergerakan dunia otomotif sedang tidak bertenaga. Saham ASII, raksasa dari sektor otomotif PT Astra Internasional TBK sejak awal tahun terlihat kurang tarikan gas. Bahkan, pada Agustus tahun ini, mereka berada di titik terendah.

Ya, saham ASII berada di titik terendah sepanjang tahun 2019 pada 22 Agustus lalu. Harganya berada dinilai Rp6.325 per lembar sahamnya.

Sepanjang tahun berjalan 2019, level harga tertinggi ASII terbentuk pada perdagangan 18 Januari 2019 saat ditutup di level Rp8.475 per saham. Dari level harga tertinggi itu, persentase nilai jual ASII sudah terjun bebas sebanyak 24,18% persen. Demikian data yang dipublikasikan oleh Bloomberg.

Merosotnya harga saham ASII seperti mencerminkan kekecewaan investor tehadap kinerja mereka pada semester pertama di tahun 2019. Laba bersih ASII dari sektor otomotif tercatat turun 18 persen menjadi Rp3,46 triliun pada akhir Juni 2019 sejalan dengan kinerja industri otomotif nasional yang melorot.

Dengan performa yang belum stabil, Astra mendapat tantangan dari kompetitor mereka. Terlebih, hadirnya Mitsubishi Xpander terbaru dan juga produsen asal China, Wuling yang sedang jor-joran di pasar otomotif Indonesia.

Masih dalam riset yang dipublikasikan Bloomberg, analis Valbury Sekuritas Indonesia Budi Rustanto dan Devi Harjoto menuturkan capaian itu disebabkan oleh turunnya volume penjualan kendaraan roda empat di tengah tingginya ongkos material.

Penjualan pada semester kedua di tahun 2019 dinilai akan lebih meningkat karena permintaan yang akan lebih tinggi didorong oleh suku bunga yang lebih rendah, peluncuran model-model baru, dan kurs Rupiah yang lebih stabil.

Selain sektor otomotif, Valbury juga menyoroti realisasi laba bersih dari sektor bisnis agribisnis ASII yang turun 94,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya menjadi Rp35 miliar.

Hasil tersebut terhambat oleh harga rata-rata crude palm oil (CPO) yang turun 18 persen dari semester pertama di tahun 2018 menjadi Rp6.441 per kilogram. Valbury Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi beli ASII dengan target harga berbasis discounted cash flow (DCF) Rp8.500 per saham.

Rekomendasi tersebut dilandasi keyakinan akan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi, model baru yang akan dikeluarkan, harga komoditas yang stabil, dan diversifikasi bisnis ke dalam infrastruktur dan digital, serta langkah investasi-investasi strategis yang dilakukan ASII.

“Namun kami mencatat ada beberapa risiko penurunan rekomendasi kami, yaitu persaingan yang ketat dalam industri otomotif, tingkat suku bunga yang lebih tinggi, serta harga komoditas yang lebih rendah dari perkiraan,” jelasnya.

Pendapatan ASII diperkirakan akan mencapai Rp240,7 triliun pada akhir tahun ini, dari perkiraan semula sebesar Rp249,3 triliun. Pendapatan dari segmen otomotif diperkirakan akan mencapai Rp104,7 trililiun, dari perkiraan semula sebesar Rp106,8 triliun. Laba bersih diperkirakan mencapai Rp20,7 triliun, dari perkiraan semula sebesar Rp23 triliun.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang. 

Artikel Terkait