Banking

Daftar Ekspansi Bank Korea Selatan di Indonesia

Sumber: Instagram/kbbukopin

Ajaib.co.id – Dunia perbankan dan finansial Indonesia diyakini masih memiliki segudang potensi pasar yang luar biasa. Tak heran, hal ini membuat para perusahaan perbankan dan pembiayaan dari luar negeri ikut masuk ke dalam negeri, tak terkecuali Bank Korea Selatan.

Dalam beberapa tahun terakhir, kehadiran bank-bank Korea Selatan di Indonesia semakin kuat. Hal ini dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari merger atau penggabungan usaha, hingga akuisisi.

Salah satu bank Korea Selatan yang baru-baru ini memperkuat kehadirannya di Indonesia adalah Kookmin Bank. Salah satu perusahaan perbankan terbesar negeri ginseng itu baru saja merampungkan proses pembelian 67% saham Bank Bukopin pada Februari 2021.

Kehadiran Kookmin Bank di Bank Bukopin sebenarnya bukan cerita baru karena rencana masuknya bank tersebut sudah berjalan selama beberapa tahun terakhir. Namun, pembelian saham mayoritas Bank Bukopin itu baru terealisasi setelah melewati berbagai ‘drama’ panjang dengan pemegang saham lain dan regulator.

Dikutip dari Doseninvestor.com, Kookmin Bank juga bukanlah satu-satunya bank Korea Selatan yang berhasil masuk ke Indonesia. Beberapa perbankan dan perusahaan keuangan lain dari negara tersebut juga telah masuk ke Indonesia dengan strategi dan kekhasan masing-masing. Berikut ringkasan sejumlah bank Korea Selatan yang ada di Indonesia.

1. KB Kookmin Bank

KB Kookmin Bank adalah salah satu anak perusahaan dari KB Financial Group, sebuah perusahaan yang tidak hanya bergerak di bidang perbankan saja, melainkan juga di cabang industri keuangan lainnya seperti, asuransi, manajemen aset dan lain-lain. Bahkan pada tahun 2014, perusahaan ini disinyalir sebagai perusahaan perbankan terbesar ke-4 di Korea Selatan.

Dikutip dari Antara, Kookmin Bank masuk ke PT Bank Bukopin melalui private placement dengan nilai mencapai 780 juta dolar AS atau setara Rp11,08 triliun (kurs Rp14.200 per dolar AS). Sebagian merupakan setoran modal dan sisanya menjadi dana simpanan.

Namun, dalam perjalanannya rencana masuknya Kookmin ini sempat ditentang oleh pemegang saham pengendali sebelumnya, yakni Bosowa Corporindo. Dikutip dari Bisnis.com, Bosowa bahkan sempat menggugat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

2. Shinhan Bank Indonesia

Bank Shinhan atau Shinhan Bank Indonesia adalah cabang bank dari Shinhan Bank, sebuah anak usaha dari Shinhan Financial Group. Shinhan Financial Group memasuki pasar perbankan di Indonesia dengan mengakuisisi dua bank yaitu Bank Metro Express (BME) dan Centratama Nasional Bank pada tahun 2015. Kedua bank ini lantas dijadikan satu pada tahun 2016 dengan nama Bank Shinhan Indonesia.

Bank Shinhan menjadi salah satu langkah awal perbankan Korea Selatan hadir di Indonesia. Per akhir Juni 2021, bank ini memiliki total aset sebesar Rp19,23 triliun dengan penyaluran kredit mencapai Rp13,97 triliun. Adapun, laba bersih perseroan mencapai sekitar Rp113 miliar.

3. Bank Hana

Bank Hana adalah bank asal Korea Selatan yang dimiliki oleh Hana Financial Group. Pada 2007, Hana Financial Group memutuskan untuk masuk ke industri perbankan Indonesia dengan mengakuisisi Bank Bima (Bank Bintang Manunggal) dan mengganti nama menjadi PT Bank KEB Hana Indonesia.

Per akhir semester I/2021, bank ini tercatat memiliki total aset sebesar Rp44,18 triliun. Dari total aset tersebut, aset berupa penyaluran kredit mencapai Rp28,19 triliun. Adapun, laba bersih yang berhasil dicatatkan bank ini mencapai Rp174,58 miliar.

Belakangan, Bank Hana juga meluncurkan platform bank digital bernama Line Bank melalui kerjasama dengan Line Corporation. Perusahaan asal Korea Selatan ini bergerak di sektor komunikasi dan informasi yang juga mengembangkan aplikasi chat Line dan Webtoon.

4. Bank Woori Saudara

Bank Woori Saudara adalah bank hasil merger antara Bank Saudara dengan bank asal Korea Selatan, Woori Bank. Sebelum merger, Woori Bank sudah memiliki cabang perbankan di Indonesia dengan nama Bank Woori Indonesia. Sehingga, ketika terjadi merger, kedua bank ini disatukan dengan nama Bank Woori Saudara di bawah satu pemegang saham pengendali.

Woori Bank Korea sendiri adalah salah satu perusahaan perbankan besar di Korea Selatan. Bank ini didirikan pada tahun 1899 dengan nama Daehan Cheonil Bank atau Commercial Bank of Korea.

Per akhir Juni 2021, Bank Woori Saudara tercatat memiliki total aset sebesar Rp40,66 triliun dengan total kredit mencapai Rp31,43 triliun. Adapun, total laba bersih yang dicatatkan pada periode tersebut mencapai Rp315,25 miliar.

5. Bank IBK Indonesia

Bank IBK Indonesia adalah bank hasil merger antara Bank Agris dan Bank Mitraniaga pada tahun 2019. Kedua bank ini melakukan merger setelah sama-sama diakuisisi oleh Bank Industrial Bank of Korea (IBK).

Sebelum diakuisisi oleh IBK atau pada 2014, saham Bank Agris telah mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham AGRS. Selepas diakuisisi IBK dan disatukan dengan Bank Mitraniaga, AGRS masih digunakan sebagai kode saham Bank IBK Indonesia.

Per akhir Juni 2021, Bank IBK Indonesia tercatat memiliki total aset sebesar Rp11,63 triliun. Adapun, pendapatan yang dicatatkan perusahaan pada periode tersebut masing-masing mencapai Rp456,7 miliar. Sayangnya perusahaan mencatatkan rugi sebesar Rp14,8 miliar.

7. Bank Oke Indonesia

Sama seperti halnya Bank Shinhan, bank ini juga merupakan gabungan dua bank, yaitu Bank Dinar Indonesia dan Bank Oke Indonesia yang sebelumnya telah diakuisisi oleh perusahaan keuangan asal Korea Selatan, APRO Financial Group.

APRO Financial Group mengakuisisi Bank Oke Indonesia pada tahun 2016 dan mengakuisisi Bank Dinar Indonesia pada tahun 2018. Pada tahun 2019, kedua bank ini lantas digabung untuk menjadi Bank Oke Indonesia.

Bank Oke Indonesia masih tercatat di lantai bursa dengan kode DNAR. Per akhir semester I/2021 Bank Oke Indonesia memiliki total penyaluran kredit sebesar Rp4,9 triliun dari total aset senilai Rp6,8 triliun. Sementara itu, laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp6,3 miliar.

Dari daftar bank-bank Korea Selatan di Indonesia ini, sebagian sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Bagi Anda yang berminat mengoleksi saham ini, tentunya perlu melakukan analisis terlebih dahulu untuk benar-benar memahami kinerja fundamental maupun teknikalnya.

Anda bisa melakukan analisis tersebut dengan menggunakan berbagai tools dan informasi yang tersedia di aplikasi Ajaib! Aplikasi ini telah mendapatkan izin dan juga diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga keamanannya terjamin! Ayo segera investasi lewat Ajaib!

Sumber: Bukopin: Kookmin masuk, dana nasabah asal Korea tambah Rp1,6 triliun dan ‘Drama’ Bukopin, antara OJK, Bosowa dan Kookmin Berlanjut?, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait