Ajaib.co.id – Jika termasuk penyuka dunia arsitektur dan pemerhati bisnis properti, kamu pasti pernah dengar nama besar Ciputra. Sebagai salah satu tokoh senior dan pionir di sektor ini, beliau dijuluki Ciputra raja properti.
Meneruskan jalur akademisnya yang dimilikinya dan sejalan dengan bisnis yang diminatinya, membuatnya berhasil membangun kerajaan bisnis properti yang mengubah wajah negeri ini. Visi besar yang disertai keuletan dan ketajaman melihat peluang bisnis, memang telah menjadikannya individu yang revolusioner.
Yang menjadikan Ciputra raja properti ikon revolusi arsitektur dan bisnis properti Indonesia adalah, cara pandangnya tentang ruang gerak dan hunian manusia yang menghormati kelestarian lingkungan.
Meskipun sebagian konsep bisnis properti Ciputra mulai terasa outdated terlibas disrupsi teknologi digital saat ini, dunia properti Indonesia merasa kehilangan saat Ciputra wafat di usia 88 tahun pada 27 November 2019 lalu di Singapura.
Apakah kamu penasaran dengan Ciputra? Kamu bisa lebih mengenal sang tokoh legendaris dengan menelusuri artikel Ajaib ini.
Biografi Ciputra
Lahir di Desa Bumbulan, Parigi, Sulawesi Tengah dengan nama Tjie Tjin Hoan pada 24 Agustus 1931 silam, Ciputra adalah putra dari pasangan pedagang kelontong: Tjie Sim Poe dan Lie Eng Nio.
Karena terbiasa menghabiskan masa kecilnya dengan bermain sambil membantu orang tuanya berdagang, Ciputra besar di tengah lingkungan keluarga yang secara alamiah menumbuhkan dan menyuburkan jiwa entrepreneurial. Ini membekalinya dengan dasar-dasar kreativitas dan kegigihan untuk menjadi seorang pebisnis tangguh.
Ciputra kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP di Gorontalo seusai lulus dari sekolah dasar, yang lalu dilanjutkan dengan SMA di Frater Don Bosco di Manado, Sulawesi Utara.
Masa kecil Ciputra diwarnai masa-masa pahit, terutama ketika ia kehilangan ayahnya yang meninggal di tahanan tentara pendudukan Jepang, akibat dianggap mata-mata Belanda.
Tapi ternyata duka mendalam itu justru mengukuhkan tekad besarnya untuk merantau dan bersekolah di Pulau Jawa, demi meraih masa depan lebih baik yang terpelajar dan bebas kemiskinan.
Berkat tekad kuatnya itulah, akhirnya Ciputra berhasil menuntut ilmu di Institut Teknologi Bandung jurusan arsitektur.
Ciputra selalu meyakini keunggulan sistem pendidikan yang memadukan aspek akademis dan nonakademis akan efektif membangun manusia seutuhnya. Beberapa cirinya adalah membangun moral, mendorong kreativitas dan mendidik karakter mandiri generasi muda. Keyakinan ini diraihnya melalui keseluruhan pengalaman pendidikan masa remajanya.
Keyakinan itu pula yang mendorongnya untuk memulai perjalanan bisnisnya semasa masih menjadi mahasiswa arsitektur di ITB. Bersama rekan kuliahnya Ismail Sofyan dan Budi Brasali, Ciputra mendirikan sebuah biro arsitek bernama PT Daya Cipta di tahun 1957.
Biro arsitek itu sukses memperoleh kontrak kerja prestisius mengalahkan perusahaan sejenis lainnya. Proyek yang mereka tangani antara lain gedung bertingkat sebuah bank di Banda Aceh.
Perkembangan karir bisnis Ciputra raja propertiberlanjut melalui bendera PT Perentjaja Djaja IPD, dengan proyek bergengsi incarannya adalah pembangunan pusat berbelanjaan di Kawasan Senen, Jakarta.
Saat itu Ciputra berusaha menemui Dr. R. Soemarno yang menjadi Gubernur Jakarta ketika itu, untuk menawarkan ide dan proposalnya. Setelah rapat dengan Presiden Soekarno, kemudian ditindaklanjuti dengan pendirian PT Pembangunan Jaya, memberikan kebebasan berinovasi bagi Ciputra hingga melahirkan Taman Impian Jaya Ancol dan terobosan konsep drive-in theater-nya, yang eksis hingga kini.
Visi Epik Ciputra Raja Properti
Lulusan ITB ini menjadi salah satu ikon revolusi dunia properti Indonesia di puncak karirnya, dan hal itu sangat dipengaruhi oleh cara pandangnya terhadap entrepreneurship, yaitu bahwa pengusaha seharusnya seseorang yang inovatif dan mampu mewujudkan cita-cita kreatifnya.
Menurut Dr. (HC). Ir. Ciputra, seorang pengusaha harus mampu berinovasi untuk mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas, padang ilalang jadi kota baru, pembuangan sampah jadi resort indah, kawasan kumuh jadi pencakar langit yang menjadi tempat ribuan orang bekerja.
Sejak meraih gelar insinyur di tahun 1960 karier Ciputra eksis di Jaya Group, badan usaha daerah milik Pemprov DKI Jakarta. Di Jaya Group, Ciputra menduduki kursi direksi hingga usia 65 tahun, kemudian berperan sebagai penasehat.
Kebebasan untuk berinovasi yang diberikan perusahaan Jaya Group kepada Ciputra telah melahirkan berbagai ikon arsitektur populer di wilayah DKI Jakarta.
Tak berhenti di satu perusahaan, di kurun waktu yang sama Ciputra juga mendirikan dan menjadi komisaris Metropolitan Group, yang membangun perumahan mewah Pondok Indah dan kota Bumi Serpong Damai (BSD), bersama dengan pengusaha Soedono Salim, Budi Brasali, Soedwikatmono, dan Ibrahim Risjad.
Perkembangan bisnis selanjutnya yang berupa pendirian perusahaan keluarga Ciputra Group yang eksis hingga saat ini, akhirnya sah menobatkan beliau sebagai Ciputra raja properti.
Saat terjadi krisis moneter pada 1997, bisnis Ciputra Group tidak terlepas kesulitan, tapi kepiawaiannya berhasil mendorong bisnisnya bangkit kembali, dan kini Ciputra Group telah berekspansi bahkan ke luar negeri.
Sukses menjadi salah satu pengembang Indonesia dengan portfolio produk, lokasi dan segmen paling terdiversifikasi, group usaha ini go public pada 1994, dengan PT Ciputra Development Tbk sebagai perusahaan induk, serta PT Ciputra Surya Tbk dan PT Ciputra Property Tbk sebagai anak perusahaan.
Lebih dari 70 proyek real estate residensial maupun komersial, yang tersebar di 40 kota di Indonesia telah berhasil dikembangkan, dan masih memiliki banyak negosiasi dan persiapan proyek lainnya.
Group usaha ini juga merambah bidang agen properti (Century21), kesehatan (Ciputra Hospital, Ciputra Medical Center), asuransi (Ciputra Life), pendidikan (Universitas Ciputra), bahkan hingga hotel, fasilitas olahraga, telekomunikasi, kesehatan, broker, media dan e-commerce.
Namun, karya terbesarnya mungkin adalah menjadi seorang filantropis yang berkiprah di bidang pendidikan dengan mengembangkan Universitas Ciputra yang berfokus pada mendorong lahirnya para entrepreneur baru dan mendukung perkembangan seni di Indonesia melalui Ciputra Artpreneur.
Apakah kamu salah satu calon entrepreneur yang akan mewujudkan visi epik Ciputra raja properti?
Selain terus gigih mengembangkan ide dan strategi bisnismu di tengah masa sulit akibat pandemi ini, jangan lupa untuk terus pula mengembangkan kinerja portfolio investasimu dengan platform investasi yang berintegritas seperti Ajaib.
Ajaib memungkinkan investasi saham dan reksa dana sekaligus dalam 1 aplikasi, biaya beli saham sampai dengan 50% lebih murah, dan daftar 100% online tanpa biaya minimum. Ajaib adalah pilihan super smart bagi investor Milenial karena telah mendapat penghargaan dari Asia Forbes, Fintechnew Singapore, Dunia Fintech dan Top 10 Startups from Y Combinators TechCrunch.