Bisnis & Kerja Sampingan

Catat, Ini Pengertian dan Ciri-Ciri Pasar Oligopoli

Ilustrasi pasar oligopoli
Ilustrasi pasar oligopoli

Ajaib.co.id – Ada hal yang unik ketika berbicara soal pasar oligopoli. Sadarkah kamu bahwa sebenarnya terdapat beberapa produsen mie instan di Indonesia namun jumlahnya tidak banyak? Meski demikian, masing-masing perusahaan tersebut bisa menghasilkan produk mi instan yang variatif sehingga konsumen pun memiliki banyak pilihan dan tetap memilih satu jenis produk itu untuk dikonsumsi. Keadaan ini bisa terjadi dan disebut sebagai pasar oligopoli.

Kondisi ini sudah lama terjadi di Indonesia. Secara garis besar, pasar ini biasanya hanya memiliki beberapa produsen, tidak lebih dari sepuluh. Kamu bisa memperhatikan beberapa barang dan jasa yang perusahaannya tidak terlalu banyak seperti air mineral, jasa penerbangan, mie instan, dan rokok. Padahal konsumen yang membelinya itu cukup banyak.

Mereka bersaing ketat untuk menjaga loyalitas para konsumennya. Jadi, cukup wajar jika produknya sangat bervariasi. Konsumen memilih produk yang itu-itu saja karena yang tersedia pun memang hanya segelintir. Apalagi barang yang dijual memang sesuai kebutuhan konsumen.

Tak hanya contoh pasar oligopoli di atas, kamu juga perlu mengetahui pasar oligopoli memiliki banyak ciri khas. Dengan begitu kamu jadi tahu mana kondisi pasar oligopoli murni dan mana yang justru bersifat homogen atau monopoli.

1.    Persaingan oligopoli sangat ketat

Persaingan antara produsen di pasar oligopoli terbilang ketat karena produk terlihat sama dengan pilihannya tidak banyak. Jadi, konsumen cenderung hanya ke satu produk tertentu. Akan berbeda jika produk yang sama, berasal dari banyak perusahaan. Konsumen jadi punya banyak pilihan dan mudah berpindah ke produsen yang baru. Harga jual produknya pun kompetitif.

Oleh karena itu perusahaan harus membuat produk yang variatif agar bisa mendapatkan konsumen yang terus-menerus membeli produknya.. Contohnya saja mie instan yang diproduksi satu produsen saat ini memiliki rasa yang bermacam-macam. Konsumen bisa memilih mie instan sesuai dengan rasa yang disukainya.

2.    Perusahaan hanya ada beberapa, tapi permintaan cukup banyak

Bisa dikatakan perusahaan yang ada di pasar ini merupakan perusahaan besar yang mampu memproduksi sangat banyak karena permintaan yang membludak. Mereka harus bisa memenuhi kebutuhan konsumen Perusahaan di oligopoli biasanya paling sedikit dua, dan paling banyak ada sepuluh. Bayangkan saja ketika oligopoli hanya ada dua perusahaan, persaingan ketat tidak akan bisa dihindari.

3.    Promosi dan inovasi harus terus dilakukan

Promosi yang dilakukan oleh produsen di oligopoli harus dilakukan secara maksimal. Produsen biasanya tidak ragu menggelontorkan banyak uang untuk membuat iklan televisi yang ciamik. Tidak hanya itu, mereka bisa saja membuat kuis dengan hadiah fantastis untuk menarik konsumen yang lebih banyak. Lalu, promosi di media sosial pun dilakukan secara menyeluruh.

Bahkan, ada yang tidak ragu mengundang artis dari luar Indonesia sebagai brand ambassador-nya. Selain promosi yang gila-gilaan, produsen oligopoli juga terus melakukan inovasi terbaru agar menarik lebih banyak konsumen.

Selain takut bersaing dengan kompetitor, mereka juga tahu jika konsumen akan cenderung bosan. Umumnya produsen membentuk tim khusus dari berbagai macam pakar untuk menciptakan produk terbaru. Pastinya produk yang dibuat akan sebisa mungkin sesuai dengan keinginan konsumen yang mereka targetkan.

4.    Produsen utama bisa mengendalikan harga pasar

Produsen utama ini biasanya adalah produsen yang pertama kali muncul di pasaran. Biasanya mereka sudah memiliki konsumen setia yang lebih banyak. Mengendalikan harga pasar pun jadi lebih mudah. Di sinilah persaingan yang dikatakan tidak adil bisa saja terjadi. Biasanya perusahaan sebelumnya sudah menentukan harga sehingga sulit bagi kompetitor menurunkan harga tersebut.

Mereka harus bisa menyesuaikan produksi dengan harga pasar yang sudah ditentukan. Pastinya salah satu hal yang sulit dibedakan dalam pasar oligopoli adalah harga produk. Tiap produsen tidak akan mematok harga terlalu jauh sehingga persaingan akan semakin sulit.

5.    Perusahaan baru biasanya akan sulit masuk

Melihat kondisi persaingan ketat, maka tak heran jika perusahaan baru akan sulit masuk. Mungkin ada yang berhasil masuk, tapi bisa jadi tidak bertahan lama karena kalah inovasi dengan yang lain atau karena gagal mendapatkan konsumen yang setia.

Perusahaan baru ini biasanya memiliki kendala dalam promosi juga karena tidak bisa mengeluarkan uang sebanyak perusahaan-perusahaan yang lebih dulu muncul. Perlu usaha yang ekstra dan tidak kenal lelah untuk masuk ke pasar seperti ini. Kamu harus punya strategi yang jitu, dan tahan banting dalam menghadapi berbagai macam keadaan. 

6.    Perusahaan pertama yang masuk biasanya memiliki keuntungan lebih banyak

Perusahaan pertama disebut juga dengan perusahaan pelopor pastinya terlebih dahulu disukai oleh konsumen Ketika pesaing mereka muncul, produsen yang kedua ini biasanya harus melakukan usaha lebih ekstra untuk menarik hati konsumen dari perusahaan pertama.

Tapi ini sebenarnya tidak selalu terjadi sebab ada juga perusahaan yang muncul belakangan, yang akhirnya menjadi pemimpin pasar. Inilah yang menjadi tugas para produsen supaya pasar oligopoli terdiferensiasi. Dengan demikian tiap perusahaan akan memiliki target pasarnya masing-masing.

Artikel Terkait