Ajaib.co.id – Saat ini mungkin kamu cukup sering mendengar istilah perusahaan startup yang menyandang predikat perusahaan unicorn. Tapi tahukah kamu apa itu perusahaan unicorn? Jika dilihat dari nilainya, perusahaan unicorn adalah perusahaan rintisan yang memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar atau setara kurang lebih Rp14,1 triliun. Jumlah yang fantastis sehingga tidak semua perusahaan fantastis bisa memperoleh predikat ini.
Apa itu Perusahaan Unicorn?
Jika kita melihat ke masa lalu, istilah unicorn ini memang terbilang baru. Dicetuskan pertama kali pada tahun 2013 oleh seorang pemodal capital bernama Aileen Lee. Ia menggunakan istilah perusahaan unicorn untuk menggambarkan perusahaan teknologi inovatif yang memiliki valuasi mencapai US$1 miliar atau setara 140 triliun rupiah.
Di mana, pencapaian ini masih terbilang langka karena besarnya valuasi yang mereka capai. Terlebih valuasi tersebut diraih oleh perusahaan startup yang merupakan perusahaan rintisan.
Valuasi di sini bisa menjadi acuan besaran potensi bisnis atau nilai ekonomi (umumnya di bursa saham) sebuah perusahaan. Sebutlah sebuah perusahaan memiliki valuasi 200 miliar, bila diakuisisi perusahaan lain maka perusahaan lain ini harus membayar 200 miliar saat akuisisi.
Meski begitu, tidak semua bidang usaha rintisan baru dapat digolongkan perusahaan startup, karena istilah ini hanya digunakan untuk perusahaan yang bergerak di bidang informasi teknologi berbasis internet saja seperti pengembang aplikasi digital di bidang jasa pembayaran, transportasi atau perdagangan.
Bedanya Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn
Eksistensi perusahaan startup di Indonesia belakangan ini menjadi ramai diperbincangkan dan terus berjamur. Bahkan selama satu dekade belakangan bisnis rintisan ini mulai berkembang pesat di Indonesia.
Kemajuan teknologi yang terjadi di masa sekarang memungkinkan siapa saja melakukan inovasi untuk mendirikan perusahaan berbasis teknologi dengan ide-idenya yang unik. Dengan mengandalkan ponsel pintar, siapa saja bisa mengaksesnya dengan mudah.
Tidak mengherankan saat ini perusahaan rintisan berbasis teknologi ini muncul dari berbagai macam sektor. Ada dari sektor transportasi, keuangan, pendidikan, kesehatan, properti, bahkan hingga ke sektor pertanian pun bisa dihubungkan dengan teknologi.
Dari segala sektor tersebut muncul perusahaan unicorn Indonesia yang namanya sudah tidak asing lagi. Sebut saja Tokopedia milik William Tanuwijaya, Bukalapak milik Achmad Zaky, Traveloka, dan OVO. Tadinya Go-Jek sempat menjadi perusahaan kategori unicorn, tapi karena nilai valuasinya yang semakin bertambah, saat ini Go-Jek sudah menyandang status sebagai perusahaan rintisan decacorn pertama di Indonesia.
Bagaimana GoJek bisa menyandang klasifikasi decacorn? Nah, perlu diketahui juga, perusahaan startup memang memiliki tingkatan masing-masing yang diklasifikasikan berdasarkan nilai valuasi perusahaan. Dalam startup ada yang paling rendah adalah unicorn, kedua ada decacorn, dan yang paling tinggi adalah hectocorn. Lalu apa perbedaan ketiga istilah ini?
a. Unicorn
Katergori ini merupakan tingkatan startup paling rendah. Di mana, sebuah perusahaan startup bisa masuk kategori unicorn ketika mereka memiliki nilai valuasi US$ 1 miliar atau Rp 14,1 triliunan. Di Indonesia sendiri ada Traveloka, Gojek, Tokopedia, OVO, dan BukaLapak.
b. Decacorn
Ketika perusahaan unicorn mengalami perkembangan yang pesat hingga menembus valuasi perusahaan menjadi US$ 10 miliar, maka secara otomatis perusahaan ini berhasil naik level menjadi decacorn. Di Indonesia sendiri, Gojek merupakan salah satu startup decacorn. Selain itu ada beberapa perusahaan lain seperti WeWork, Airbnb, Pinterest, Snapchat, Uber, Xiaomi dan perusahaan penerbangan luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX, dan Grab.
c. Hectocorn
Ini merupakan tingkatan klasifikasi startup paling tinggi. Untuk mencapai status ini, perusahaan harus mampu meraih valuasi sebesar US$ 100 miliar atau setara Rp1.410 triliunan. Dilihat dari nilai valuasinya, maka yang masuk ke kategori ini ada Facebook, Google, Microsoft, hingga Apple.
Bagaimana Cara Menghitung Valuasi Startup?
Untuk menghitung valuasi startup, biasanya founder atau calon investor akan mempertimbangkan beberapa hal seperti jumlah dan nominal transaksi, jumlah pengguna, teknologi produk, kualitas tim, dan keberadaan kompetitor.
Tidak ada metode baku yang harus digunakan untuk menghitung valuasi startup. Di mana, kebijakan memilih metode bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Meski begitu, ada metode yang paling mudah dan sering digunakan yaitu Metode Comparable Transactions.
Biasanya metode ini digunakan untuk startup yang sudah mendapatkan keuntungan maupun yang belum sama sekali. Pada dasarnya, metode ini dilakukan dengan cara membandingkan beberapa metrik seperti Gross Merchandise Value (GMV), jumlah pendapatan, pendapatan bulanan yang berulang, dan jumlah pengguna aktif mingguan untuk aplikasi mobile.
Valuasi dari startup lain bisa dilihat dan diketahui dari data yang disebutkan media. Jika, perusahaan yang dijadikan acuan sudah masuk bursa saham, maka akan terlihat market cap dari perusahaan tersebut. Berikut ini, tabel mengenai contoh penerapan metode comparable transactions.
Contoh Startup Unicorn di Indonesia
Lalu siapa saja startup unicorn yang ada di Indonesia? Di bawah ini adalah beberapa contoh startup unicorn yang sudah tidak asing lagi di telinga kamu.
1. Tokopedia
Tokopedia pertama kali didirikan oleh dua sahabat yaitu William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada tahun 2009. Startup yang bergerak di bidang e-commerce ini pertama kali mendapatkan status unicorn di Indonesia pada tahun 2017 dan di tahun yang sama juga mengumumkan perolehan pendanaan senilai total 1,1 miliar dollar (atau lebih dari 14 triliun Rupiah) yang dipimpin Alibaba.
2. Traveloka
Traveloka didirikan oleh tiga orang sahabat, yaitu Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert Zhang pada tahun 2012. Startup ini menjadi salah satu perusahaan yang menyediakan layanan tiket pesawat, kereta, hotel dan lain-lain secara online.
Setelah 5 tahun berdiri, tepatnya pada tahun 2017 Traveloka berhasil menyandang menjadi salah satu startup unicorn di Indonesia. Selain itu, dikabarkan juga bahwa ada beberapa investor asing yang sudah menanamkan investasi di Traveloka seperti GFC dan Sequoia Capital dari AS serta Hilhouse Capital dan JD.com dari China.
3. Bukalapak
Bukalapak menjadi startup Unicorn Indonesia di bidang e-commerce setelah Tokopedia. Di mana, e-commerce satu ini didirikan oleh Achmad Zaky bersama dua orang temannya, Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid, pada tahun 2010.
Pada tahun 2017, Bukalapak mengklaim mendapatkan valuasi mencapai lebih dari US$1 miliar (sekitar Rp13,5 triliun) sehingga bisa menyandang status unicorn. Di mana, pemilik terbesar saham Bukalapak adalah konglomerasi media EMTEK, yang per laporan kuartal ketiga 2017 memiliki 49,21% saham layanan marketplace.
4. OVO
OVO menjadi salah satu startup yang bergerak di bidang digital payment yang menyandang gelar sebagai unicorn. Hal ini diungkapkan langsung oleh mantan Menkominfo Indonesia, Rudiantara pada 2019.
Startup satu ini merupakan platform pembayaran digital yang dibawahi oleh Lippo Group. Di mana, OVO memiliki perkembangan yang pesat dan di awal 2019 sempat mengumumkan pertumbuhan jumlah pengguna hingga 400%. Sebelumnya, di tahun 2018 OVO mendapatkan investasi dari Tokyo Century sebesar US$120 juta.
Calon Startup Unicorn di Indonesia
Lalu, apakah perusahaan unicorn ini akan berada di situ-situ saja? Tentu saja tidak karena ada perusahaan rintisan lain yang siap menjadi unicorn selanjutnya. Mereka digadang-gadang akan mendapatkan penambahan dana. Inilah perusahaan-perusahaan tersebut.
1. Akulaku
Perusahaan pertama yang diprediksi menyandang status unicorn adalah Akulaku. Valuasinya sudah mencapai US$500 juta, tinggal pendanaan setengahnya lagi perusahaan ini bisa menyandang status unicorn.
Akulaku menawarkan jasa belanja secara online, dan kemudahan cicilan yang tidak mengharuskan konsumen untuk memiliki kartu kredit. Perusahaan ini didirikan oleh William Li dan sudah beroperasi di berbagai negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
2. Ruangguru
Perusahaan kedua yang diprediksi akan menyandang status unicorn adalah perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan ini. Valuasinya sudah mencapai RpUS$100juta. Ruangguru menyediakan video-video belajar untuk para pelajar dan memudahkan para pelajar untuk memahami pelajaran karena disajikan dengan animasi yang menarik.
Perusahaan ini didirikan oleh Belva Devara dan Iman Usman. Tidak hanya di Indonesia, Ruangguru juga mulai memperluas bisnisnya ke negara lain, yaitu Vietnam.
3. Halodoc
Perusahaan berikutnya yang siap untuk menyandang status unicorn adalah Halodoc. Perusahaan rintisan ini bergerak di bidang kesehatan dan menyediakan fitur-fitur menarik yang membantumu untuk melakukan hidup yang lebih sehat.
Perusahaan ini menyediakan fitur konsultasi bersama dokter yang terpercaya, selain itu perusahaan ini juga menjadi distributor obat bagi mereka yang mencari obat tertentu dengan resep dokter tentunya.
4. IDN Times
IDN Times merupakan perusahaan yang bergerak di bidang media dan informasi. Perusahaan ini menyediakan berbagai macam informasi yang awalnya bersegmentasi pada anak muda, tapi kini punya lini-nya masih-masing, misalnya saja untuk para remaja wanita ada Popbela dan juga untuk para ibu ada Popmama.
Perusahaan ini memiliki nilai valuasi mencapai US$100juta. Dengan segala inovasi yang dilakukan olehnya, perusahaan ini dipercaya akan menjadi unicorn selanjutnya.
5. Blibli
Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang belanja online. Perusahaan yang khas dengan tampilannya serba biru ini merupakan perusahaan rintisan yang didirikan oleh PT Djarum Indonesia.
Di Blibli, kamu bisa belanja berbagai macam keperluan mulai dari barang elektronik, fashion, hingga barang yang dibutuhkan sehari-hari. Nilai valuasinya pun mencapai US$100 juta. Untuk memperluas lini bisnisnya, Blibli juga sudah mengakuisisi Tiket.com.
6. Warung Pintar
Perusahaan rintisan satu ini memiliki konsep yang menarik, yaitu memberdayakan para pemiliki warung di Indonesia untuk mendirikan warung yang lebih canggih karena menggunakan teknologi dalam menjalankan bisnisnya. Tidak hanya itu, tampilan warungnya pun menarik sehingga dengan sekali lihat kamu akan langsung mengenalnya.
Saat ini Warung Pintar sudah memiliki valuasi sebanyak US$100 juta. Perusahaan ini memiliki target bisa mendirikan 5000 warung yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
7. Kredivo
Bisnis startup ini sudah memiliki valuasi sebanyak US$100 juta. Bergerak di bidang keuangan dan memudahkan penggunanya dalam melakukan pinjaman atau pun cicilan. Saat ini Kredivo sudah bekerja sama dengan perusahaan e-commerce, salah satunya adalah Shopee.
Dengan kehadiran Kredivo, siapa saja yang berbelanja di Shopee bisa melakukan pembayaran cicilan tanpa harus repot mengurus berkas ini dan itu karena syaratnya yang cukup mudah.
8. Modalku
Merupakan perusahaan startup yang bergerak pada penyediaan pinjaman untuk para pengusaha UMKM. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga UMKM yang ada di Malaysia dan Singapura. Pada tahun 2019 lalu, Modalku berhasil memberikan pinjaman sebanyak Rp9 triliun bagi para UMKM yang membutuhkan dana yang digunakan untuk pengembangan bisnis mereka.
Agar target mereka tercapai dengan baik. Perusahaan ini membuka cabang di kota lain seperti di Bandung, dan juga Surabaya. Modalku diprediksi akan menjadi perusahaan rintisan unicorn selanjutnya karena valuasinya sudah mencapai US$100 juta.
Itulah beberapa hal penting mengenai perusahaan startup unicorn beserta daftar perusahaannya. Nah, bagi kamu yang ingin membeli saham perusahaan startup, jangan pernah lewatkan berita dan informasi dari Ajaib. Karena dikabarkan akan ada startup yang akan IPO di tahun 2021.
Jadi, tunggu apalagi? Buka rekening saham kamu sekarang dan bersiap membeli saham perusahaan startup di Ajaib!