Saham

Cara Mengukur Sentimen Pasar setelah Rilis Berita

Sebelum Beli Saham

Ajaib.co.id – Pernahkah kamu mendengar istilah bullish, bearish, atau sideways? Ketiga istilah itu sering terlontar saat investor memperbincangkan tentang sentimen pasar. Pemula sering salah memahaminya sebagai sinyal beli atau sinyal jual. Padahal, fungsi utamanya untuk mendefinisikan sentimen pasar yang muncul setelah terjadinya suatu perubahan fundamental atau teknikal.

Jadi, apa makna sentimen pasar sesungguhnya? Bagaimana pula cara mengukur sentimen pasar setelah rilis berita dan memanfaatkannya dalam trading saham? Artikel ini akan mengulasnya secara ringkas dan praktis.

Memahami Konsep Sentimen Pasar

Sentimen pasar adalah sikap para investor terhadap saham tertentu atau bursa efek secara umum. Sentimen pasar berkaitan dengan psikologi kolektif para pembeli dan penjual yang beraktivitas di pasar keuangan saat ini. Ketika harga meningkat, sentimen pasar sedang bullish. Ketika harga melemah, sentimen pasar sedang bearish. Ketika harga cenderung naik-turun dalam rentang terbatas, sentimen pasar sedang sideways.

Jadi, cara mengetahui sentimen pasar paling sederhana adalah dengan menengok pergerakan harga yang berlangsung setelah rilis suatu berita penting. Berikut ini beberapa contohnya:

  1. Setelah pemerintah menyetujui proposal Kookmin Bank asal Korea untuk mengakuisisi bank Bukopin (BBKP) yang sedang mengalami masalah keuangan beberapa waktu lalu, harga saham BBKP langsung melejit naik. Jelas sekali, para investor memiliki sentimen yang sangat bullish terkait akuisisi tersebut.
  2. Harga saham-saham perusahaan rokok seperti GGRM dan HMSP ambruk setelah beredarnya berita tentang rencana Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menaikkan cukai rokok. Dalam situasi ini, kita mengetahui bahwa sentimen pasar sangat bearish.
  3. Sejak awal bulan Agustus 2020, topik resesi yang mengancam Indonesia mulai santer. Beberapa tokoh terkemuka seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani pun menyinggungnya di media massa. Meski demikian, IHSG terus mendaki hingga mencapai level tertinggi sejak bulan Maret. Ini berarti ancaman resesi tidak dipedulikan oleh pelaku pasar. Investor tetap bullish terhadap bursa efek Indonesia.

Sentimen pasar tak hanya berbasis pada kondisi fundamental saat ini, melainkan juga terpengaruh oleh ekspektasi pasar untuk prospek ke depan. Kadang-kadang ada kabar yang menurut kita bernilai negatif, tetapi saham tetap bullish karena pasar menganggapnya tidak penting atau dapat dikesampingkan. Investor sebaiknya mengambil keputusan setelah mengetahui sentimen pasar, bukan semata-mata mengandalkan penilaian subjektif pribadinya sendiri.

Yang perlu diperhatikan juga: kita tak dapat mengukur sentimen pasar hanya dari kenaikan harga sejengkal saja. Kenaikan harga saham dari Rp250 menjadi Rp275 bisa jadi tak bermakna signifikan, tetapi dapat pula berimplikasi besar. Demikian juga penurunan harga dari Rp1000 ke Rp900 bisa jadi penting sekali, bisa jadi pula hanya bersifat koreksi sementara. Investor dapat memanfaatkan grafik candlestick atau indikator teknikal untuk mengukur kuat-lemahnya sentimen pasar secara lebih akurat.

Beberapa Cara Mengukur Sentimen Pasar Saham

  • Grafik Candlestick

Grafik candlestick terdiri atas lilin-lilin berjajar yang menggambarkan pergerakan harga dalam kurun waktu tertentu. Contohnya gambar di bawah ini menunjukkan pergerakan harga saham BBKP dalam kurun waktu harian. Setiap lilin mencerminkan pergerakan harga saham BBKP dalam satu hari tertentu.

Grafik Candlestick

Pergerakan harga yang tergambar dengan lilin pendek (sangat tipis) menunjukkan sentimen pasar sedang sideways. Sedangkan lilin yang panjang dan lebih besar dibanding lilin sebelumnya, menandakan sentimen pasar yang sangat bullish. Semakin besar ukuran lilin, maka makin kuatlah sentimen bullish atau bearish.

  • Moving Averages (MA)

Indikator Moving Average sangat populer di dunia trading dan investasi. Biasanya indikator ini sudah tersedia sebagai bagian dari alat analisis teknikal dalam platform trading saham dari perusahaan sekuritas. Apabila platform dari sekuritasmu belum menyediakannya, kamu dapat memanfaatkan fasilitas charting pihak ketiga seperti Stockcharts atau Tradingview untuk menganalisis grafik dengan Moving Averages.

Ada tiga jenis Moving Averages yang lazim dipergunakan oleh investor untuk mengukur sentimen pasar, yaitu MA 50-day, MA 100-day, dan MA 200-day. Ketika grafik pergerakan harga melintasi salah satu garis itu, sentimen pasar biasanya menguat. Semakin panjang periode Moving Averages yang dilewati oleh pergerakan harga, maka sentimen itu semakin kuat.

Sebagai contoh, perhatikan grafik harga saham BBKP pada rentang waktu mingguan di bawah ini. Terlihat kenaikan harga saham BBKP terakselerasi setelah melewati MA 50-day (garis oranye) hingga melampaui MA 100-day (garis ungu). Ini merupakan bukti sentimen pasar yang sangat bullish.

Moving Average
MA

Nah, sudahkah kamu memahami cara mengukur sentimen pasar? Selain kedua cara di atas, masih ada beberapa teknik lain. Tapi memantau grafik candlestick dan moving averages merupakan dua cara mengukur sentimen pasar yang paling simpel.

Cobalah berlatih melakukannya dengan meninjau histori harga berbagai saham lain. Apabila sudah terbiasa, niscaya kamu dapat membaca sentimen pasar hanya dengan selayang pandang.

Semua investor sebaiknya membekali diri dengan wawasan ini agar tidak serta-merta mengikuti selentingan yang hanya bersifat sementara. Masalahnya, harga saham terus bergerak naik-turun dari waktu ke waktu. 

Beragam berita beredar di media massa setiap hari, bercampur-baur antara rumor dan fakta. Dengan mengetahui kuat-lemahnya sentimen pasar, kamu akan memahami berita mana yang bermakna signifikan dan mana yang dapat dikesampingkan.

Artikel Terkait