Investasi

Cara Berinvestasi Ampuh untuk Menjadi Kaya di Usia 30-an

Ajaib.co.id – Apa yang sedang kamu lakukan di usia 30-an? Usia 30-an tahunan merupakan usia di mana individu sedang berada di fase puncak dalam perjalanan karir.

Kebanyakan individu di usia tersebut tengah menikmati pekerjaan dan menumbuhkan kekayaannya. Namun, bagaimana jika di usia tersebut kamu sudah pensiun dan menjadi kaya raya?

Kristy Sheng dan Bryce Leung adalah pasangan yang membuktikan bahwa cara berinvestasi mereka ampuh bagi individu yang ingin pensiun dini dan menikmati kekayaannya.

Pada awal 2008, Kristy Sheng hanyalah seorang pekerja penuh waktu dan mulai menyisihkan pendapatannya untuk berinvestasi. Baginya, investasi adalah hal yang harus dilakukan sebagai tanggung jawab orang dewasa.

Kristy mempertimbangkan untuk berinvestasi di properti yang dianggap risikonya lebih kecil dibandingkan instrumen investasi lain. Tetapi, karena dirinya tinggal di Toronto yang biaya hidupnya tinggi, membeli properti hanya akan memberikannya utang alih-alih keuntungan. Pada akhirnya Leung memutuskan untuk berinvestasi di pasar saham.

Pasar saham bukanlah cara berinvestasi yang cocok dengan Kristy. Dia adalah wanita yang lahir di salah satu pedesaan China hingga akhirnya bermigrasi ke Kanada. Ia mengaku pernah hanya memiliki 44 sen dalam satu hari. Jadi, berinvestasi di pasar saham lalu menjadi jutawan dan pensiun dini merupakan mimpi yang tidak masuk akal.

Mimpi tersebut menjadi tidak masuk akal setelah investasinya anjlok pada saat Great Recession. Ada beberapa hari yang cukup menakutkan karena saham-sahamnya menurun begitu tajam, tetapi alih-alih panik dan menjual kepemilikan saham, Kristy dan suami memutuskan untuk mempelajari tentang cara berinvestasi di pasar saham yang bijak untuk jangka panjang.

Hasil dari bertahan dari tekanan pasar saham dan menghabiskan hampir semua tabungan, mereka sukses menumbuhkan nilai investasi menjadi tujuh digit dan pensiun pada usia 30-an untuk berkeliling dunia.

Menurut pasangan tersebut, beberapa bulan terakhir pandemi telah memengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah ekonomi. Pasar saham di beberapa negara mengalami kontraksi yang sangat dalam.

Di momen seperti ini, individu perlu mempertimbangkan untuk memulai berinvestasi dan menciptakan peluang. Berikut adalah tiga cara berinvestasi Kristy dan Leung yang bisa dipelajari ketika krisis ekonomi tengah terjadi.

Salah Satu Cara Berinvestasi: Memanfaatkan Pasar yang Sedang Turun

Jika kamu memutuskan untuk berinvestasi sebelum pandemi global tiba, tetapi setelah melihat volatilitas pasar saham yang tidak stabil setelah 10 tahun mengalami tren bullish, mungkin kamu akan segera mengurungkan niat.

Pergolakan pasar saham akhir-akhir ini memang memberikan tekanan bagi investor, terlebih ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun sebanyak 5 persen dalam lima kali selama bulan Maret.

Namun kamu harus sadar bahwa banyak jutawan yang justru lahir dari resesi tahun 2008. Pada dasarnya jika kamu seorang investor jangka panjang, menurunnya pasar adalah momentum untuk membeli posisi saham yang harganya murah untuk meningkatkan nilainya setelah pasar pulih.

Metode ini pun juga diterapkan oleh Kristy dan Leung pada resesi 2008. Kekayaan bersih mereka saat itu sekitar USD135.000 atau setara dengan Rp2 miliar.

Uang tersebut diinvestasikan dan untung dari pembelian secara berkala ketika pasar saham anjlok. Meskipun portofolio mereka sempat turun beberapa kali, tetapi hanya dalam dua tahun portofolio tersebut sudah pulih.

Meskipun cara ini berhasil buat mereka, perlu diingat bahwa kamu tidak perlu memiliki aset sebesar Rp2 miliar untuk berinvestasi. Kamu bisa memulainya dengan jumlah berapapun yang dirasa paling nyaman.

Jangan Memprediksi Masa Depan

Kristy dan Leung tidak menjadi jutawan dengan melakukan day trading, (membeli dan menjual saham dalam jangka waktu sehari) atau menggunakan opsi (bertaruh pada naik dan turunnya saham).

Mereka menjadi jutawan karena berada di jalur investasi jangka panjang. Seandainya mereka menjadi day trader pada tahun 2008 atau mencoba investasi yang tidak dipahami, mungkin menjadi jutawan masih akan menjadi impian bagi mereka.

Saran terbaik dari Kristy dan Leung bagi investor pemula adalah jangan mencoba memprediksi masa depan dengan berinvestasi pada instrumen investasi saham. Investor mungkin mendapatkan untung satu atau dua kali, tetapi dalam jangka panjang, kemungkinan besar investor akan kehilangan uang.

Ini alasannya mengapa investor sekelas Warren Buffett merekomendasikan saham atau Exchange Traded Fund (ETF). Instrumen investasi tersebut tidak mengharuskan menjadi ahli ekonomi atau menghafal semua indikator teknikal saham.

Mengurangi Risiko Cara Berinvestasi

Ketika pernah kali mendengar tentang investasi, hal yang pertama kali ada dalam bayangan beberapa orang adalah perjudian. Individu hanya perlu memilih saham dan menghasilkan uang hanya jika memilih saham yang tepat. Namun, berinvestasi untuk jangka panjang bukanlah seperti perjudian.

Berinvestasi memang juga memiliki risiko, tapi penting untuk tujuan jangka panjang. Mengapa? Karena uang kamu akan terkikis oleh inflasi apabila tidak diinvestasikan ke instrumen investasi.

Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko investasi dan membangun portofolio untuk memenuhi target finansial di pasar saham yang sedang tidak stabil. Mulailah dengan menerapkan AIR, yaitu alokasi, indeksing, dan rebalancing.

Alokasi

Saat kamu mulai belajar tentang investasi, langkah pertama yang tepat adalah memulai dengan memilih campuran aset yang sesuai dengan toleransi risiko. Jika mengacu pada Kristy dan Leung, portofolio mereka terdiri dari 70 persen saham dan 30 persen obligasi.

Indeksing

Selain saham, ETF menjadi alternatif investasi untuk mengurangi risiko dan memungkinkan investor dapat tidur nyenyak. ETF merupakan reksa dana yang portofolionya diversifikasi dari kumpulan saham yang likuiditasnya tinggi. Dengan begitu portofolio tidak akan menjadi negatif karena ditopang oleh saham yang terdiri dari beberapa industri.

Rebalancing

Rebalancing berarti menyeimbangkan kembali portofolio secara berkala. Ini artinya kamu menjual aset yang nilainya naik dan membeli aset yang sedang turun.

Melakukan rebalancing di waktu yang sudah ditentukan membantu kamu tetap berada pada alokasi ideal dan memungkinkan membuat keputusan tanpa emosi dengan membeli di harga murah dan menjual di harga yang tinggi.

Meskipun kondisi sedang tidak menentu, pertimbangkan untuk meluangkan waktu untuk mulai berinvestasi dan mencapai target finansial yang kamu idamkan.

Artikel Terkait