Pasar Saham AS Rally Menjelang The Fed Cut Rate!
Sarifa•December 8, 2025

Pasar saham AS bergerak menguat pada perdagangan 1 minggu terakhir (01/12-05/12), dimana indeks AS ditutup kompak hijau. Pasar global bergerak menguat setelah data tenaga kerja AS melemah dan potensi penurunan suku bunga menguat. Outlook ekonomi AS masih resilient dengan proyeksi real GDP sekitar 3%, meski consumer sentiment tetap tertekan. Di sisi korporasi, Nvidia menambah moat AI lewat investasi US$2 miliar di Synopsys dan Intel mendapat katalis positif dari rumor kerjasama chip dengan Apple. Order baru Airbus dan Boeing senilai US$1.7 miliar serta hasil kuat dari CrowdStrike, Salesforce, SoFi, dan Ulta memperlihatkan selektivitas pasar terhadap fundamental. Meta juga memangkas belanja metaverse hingga 30% untuk mengalihkan fokus ke perangkat AI menjelang 2026.
Performa Indeks Bursa AS 1W
| S&P 500 | Dow Jones Industrial Average | NASDAQ Composite |
| +0.85% | +0.79% | +1.75% |
Top Gainer 1W
| MCHP | +24.90% |
| APP | +17.32% |
| MRVL | +15.15% |
| DASH | +14.22% |
| CRM | +13.79% |
Berita Ekonomi & Industri
Data ADP menunjukkan pasar tenaga kerja AS melemah tajam pada November 2025 setelah sektor swasta kehilangan 32,000 pekerjaan, jauh di bawah ekspektasi yang memperkirakan penambahan 10,000 sampai 40,000 pekerjaan. Tekanan terbesar datang dari small business yang memangkas sekitar 120,000 posisi, sementara perusahaan menengah dan besar menambah sekitar 90,000 pekerjaan sehingga pelemahan menjadi sangat tidak seimbang secara ukuran perusahaan. Upah tetap tumbuh solid dengan pekerja yang bertahan di perusahaan mencatat kenaikan sekitar 4.4% YoY dan job switchers 6.3% YoY, tetapi ini belum cukup mengimbangi sinyal pelemahan demand tenaga kerja. Secara keseluruhan, laporan ini memperkuat pandangan bahwa pasar tenaga kerja mulai mendingin dan meningkatkan probabilitas pemangkasan suku bunga Fed dalam beberapa pertemuan mendatang.
Tarif impor mobil Korea Selatan oleh AS menjadi 15% efektif sejak 1 November, yang mendorong Hyundai Motor naik hampir 5% dan Kia sekitar 3%, sementara Kospi menguat 1.02%. Inflasi Korea Selatan tetap di 2.4% YoY, sedikit di atas ekspektasi dan membuat Bank of Korea kemungkinan mempertahankan suku bunga di 2.50% lebih lama. Tekanan global masih terasa setelah Bitcoin jatuh 6% ke bawah US$86,000, menekan saham crypto-related dan memicu profit-taking pada sektor AI seperti Broadcom dan Super Micro Computer. Jepang dibuka positif dengan Nikkei 225 naik 0.54% meski yield JGB naik ke level tertinggi sejak 2008, sementara Australia menguat tipis dan futures Hang Seng mengindikasikan pembukaan lebih tinggi.
Scott Bessent menegaskan bahwa aktivitas belanja liburan berjalan kuat dan memproyeksikan ekonomi AS menutup tahun dengan real GDP sekitar 3%, didukung rebound pertumbuhan di 2Q25 sebesar 3.8% dan estimasi 3Q25 di 3.5%. Ia menilai fundamental ekonomi lebih solid dari ekspektasi awal meski awal tahun sempat tertekan dengan kontraksi 0.6% YoY, sementara konsumen masih menunjukkan sentimen lemah di 53.3 karena tekanan harga yang naik 3.0% YoY. Secara keseluruhan, komentar Bessent mengisyaratkan bahwa trajectory GDP tetap positif, namun divergensi antara data ekonomi dan sentimen konsumen menjadi risiko utama bagi kekuatan belanja rumah tangga ke depan.
Harga minyak kembali naik setelah OPEC+ memutuskan mempertahankan level produksi saat ini untuk kuartal pertama 2026, memadamkan kekhawatiran oversupply global. Kontrak berjangka Brent crude naik sekitar 1.6% ke US$63.39 per barel dan WTI crude meningkat sekitar 1.7% ke US$59.55 per barel. Langkah ini dianggap pasar sebagai sinyal kehati-hatian di tengah ketidakpastian pasokan global, terutama setelah gangguan logistik dari gangguan pada konsorsium pipa minyak di Laut Hitam dan meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan minyak. Di sisi permintaan, keputusan OPEC+ memberi bantalan terhadap penurunan harga jangka panjang, tetapi pasar tetap waspada terhadap dinamika supply chain dan geopolitik yang bisa mengubah outlook dalam hitungan bulan.
Berita Emiten
NVDA -Nvidia ($NVDA) mengambil posisi strategis dengan berinvestasi sekitar US$2 miliar di Synopsys ($SNPS), menjadikannya salah satu pemegang saham terbesar dan memperluas kolaborasi yang menggabungkan accelerated computing Nvidia dengan software EDA Synopsys untuk mempercepat desain dan simulasi chip berbasis AI. Langkah ini memperlihatkan ambisi Nvidia membangun moat yang lebih dalam di seluruh rantai nilai semikonduktor, bukan hanya pada GPU tetapi juga di layer hulu seperti chip design automation, yang berpotensi meningkatkan lock-in dan nilai platform jangka panjang. Saham Synopsys sempat melonjak sekitar 5-7% setelah pengumuman, sementara Nvidia bergerak relatif stabil, dan meski kemitraan ini membuka peluang besar untuk efisiensi desain chip di era AI, sifatnya yang non-eksklusif membuat keberhasilan adopsi luas dan eksekusi teknis tetap menjadi titik yang perlu dicermati investor.
COST – Costco ($COST) menggugat pemerintah AS di pengadilan perdagangan internasional untuk memastikan bahwa perusahaan tetap berhak menerima refund atas tarif era Trump jika Mahkamah Agung pada akhirnya membatalkan kewenangan presiden dalam menetapkan tarif tersebut. Costco menilai Bea Cukai AS secara tidak adil menolak perpanjangan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses administrasi, sehingga berpotensi membuat perusahaan kehilangan hak refund meski tarif dinyatakan ilegal. Gugatan ini menyoroti keresahan lebih luas di kalangan importir besar yang khawatir bahwa ketidakpastian hukum dapat mengganggu arus kas dan meningkatkan biaya operasional. Bagi pasar, kasus ini menambah lapisan baru ketidakpastian terhadap arah kebijakan perdagangan AS, terutama bagi sektor retail dan perusahaan yang sangat bergantung pada barang impor.
INTC – Saham Intel ($INTC) melonjak menembus resistance utama di kisaran US$43–44 setelah muncul laporan bahwa perusahaan semakin dekat dengan kemitraan strategis dengan Apple untuk memproduksi chip, sebuah langkah yang dinilai pasar bisa menjadi katalis besar bagi divisi foundry Intel. Potensi kerja sama dengan Apple, yang selama ini sangat selektif dalam memilih mitra manufaktur, dinilai dapat menambah backlog bernilai miliaran dolar bagi Intel dan memperkuat upaya turnaround perusahaan setelah kehilangan pangsa pasar CPU dan tertinggal dari TSMC dalam teknologi proses. Meski rumor ini meningkatkan optimisme bahwa target selanjutnya di sekitar US$51 menjadi lebih realistis, investor tetap perlu mempertimbangkan risiko eksekusi mengingat performa teknologi Intel 18A dan roadmap produksi masih menjadi variabel paling menentukan dalam menarik pelanggan kelas premium seperti Apple.
BA – Airbus dan Boeing ($BA) mendapatkan dorongan order penting setelah Flybondi memesan armada senilai sekitar US$1.7 miliar, terdiri dari 15 Airbus A220-300 plus opsi 5 dan 10 Boeing 737 MAX 10 plus opsi 5, yang memperkuat backlog keduanya di tengah tingginya permintaan narrow-body. Bagi Airbus, tambahan 15 unit A220 memperkuat momentum program yang sebelumnya berada di tekanan biaya, sementara opsi tambahan memberi potensi pendapatan lanjutan sampai akhir dekade. Untuk Boeing, order 737 MAX 10 membantu menjaga pipeline program MAX menjelang fase sertifikasi final dan dapat meningkatkan visibilitas produksi 2027–2030. Secara komersial, deal ini menegaskan bahwa kedua produsen masih melihat permintaan solid dari pasar Amerika Latin meskipun tantangan supply-chain berlanjut. Bagi investor, order ini menambah kepercayaan bahwa produksi Airbus dan Boeing akan tetap penuh hingga akhir dekade dengan potensi upside pada cash flow jangka menengah.
CRWD – CrowdStrike ($CRWD) membukukan hasil kuartal III fiskal 2026 yang sangat solid dengan pendapatan naik 22% YoY menjadi US$ 1.23 miliar dan EPS non GAAP mencapai US$ 0.96, jauh di atas ekspektasi pasar. Annual Recurring Revenue meningkat 23% menjadi US$ 4.92 miliar dengan tambahan net new ARR sebesar US$ 265 juta yang melonjak 73% YoY, menandakan permintaan yang sangat kuat untuk platform keamanan berbasis AI mereka. Arus kas operasional mencapai rekor US$ 398 juta dan free cash flow berada di US$ 296 juta sehingga memperkuat neraca perusahaan. Seiring momentum ini, CrowdStrike menaikkan panduan pendapatan FY2026 menjadi US$ 4.80–4.81 miliar dan memproyeksikan EPS non GAAP di kisaran US$ 3.70–3.72 yang mencerminkan keyakinan manajemen terhadap prospek pertumbuhan yang berkelanjutan.
CRM – Salesforce ($CRM) melaporkan kinerja 3Q26 yang jauh lebih solid dari perkiraan, dengan pendapatan sekitar US$10.3 miliar naik 9% YoY dan adjusted EPS US$3.25 yang mengalahkan konsensus. Momentum terbesar datang dari lini AI dan data-cloud: Agentforce dan Data 360 kini menghasilkan ARR sekitar US$1.4 miliar, dengan Agentforce sendiri menembus US$500 juta hanya dalam satu kuartal, menunjukkan adopsi enterprise yang makin cepat. Berkat tren ini, manajemen menaikkan outlook FY26 menjadi pendapatan US$41.45–41.55 miliar dan EPS US$11.75–11.77. Dari sisi pasar, hasil ini bikin narasi AI Salesforce terasa lebih nyata, karena kontribusinya mulai tercermin ke pendapatan dan pipeline, meski investor tetap perlu melihat apakah pertumbuhan AI bisa terus mendorong margin di tengah kompetisi software yang makin padat.
SOFI – SoFi Technologies ($SOFI) mengumumkan penawaran umum saham senilai US$1.5 miliar yang membuat sahamnya langsung turun sekitar 6% karena kekhawatiran pasar terhadap dilusi. Investor melihat peningkatan jumlah saham beredar sebagai risiko terhadap EPS dan valuasi jangka pendek. Manajemen menyampaikan bahwa dana yang dihimpun akan digunakan untuk memperkuat struktur modal dan meningkatkan fleksibilitas finansial. Selain itu, perusahaan juga menargetkan ekspansi bisnis yang dapat mendorong pertumbuhan skala dan profitabilitas ke depan. Secara keseluruhan, sentimen awal terhadap saham bersifat bearish, tetapi potensi katalis positif tetap ada jika penggunaan modal terbukti produktif.
ULTA – Ulta Beauty ($ULTA) melaporkan kuartal ketiga tahun fiskal 2025 dengan penjualan bersih naik sekitar US$2.90 miliar dan EPS US$5.14, melampaui ekspektasi pasar. Penjualan meningkat kuat didukung oleh lonjakan permintaan produk kecantikan dan strategi omnichannel, termasuk pembukaan toko baru dan perkuatan e-commerce. Perusahaan menaikkan panduan full-year: net sales diharapkan mencapai US$12.3 miliar dan EPS di kisaran US$25.20–US$25.50, menunjukkan optimisme terhadap musim liburan dan momentum belanja konsumen. Respon pasar langsung positif: saham ULTA melonjak sebagai reaksi atas hasil solid dan kenaikan outlook. Secara keseluruhan, kinerja Q3 menunjukkan bahwa Ulta tidak hanya pulih dari tekanan konsumsi, tapi juga memperkuat posisi untuk pertumbuhan selanjutnya.
META – Meta Platforms ($META) bakal memangkas anggaran untuk divisi metaverse-nya hingga 30% tahun depan, sebagai bagian dari pergeseran fokus ke kecerdasan buatan (AI) di bawah arahan CEO Mark Zuckerberg. Pemangkasan ini kemungkinan akan berdampak pada tim-tim yang mengerjakan proyek seperti Horizon Worlds dan headset VR Quest, dan bisa memicu pengurangan tenaga kerja mulai Januari. Sementara itu, Meta berencana mengalihkan sebagian investasi ke perangkat keras dan wearable bertenaga AI, seperti kacamata pintar, dengan mendirikan studio desain baru dan merekrut eksekutif dari perusahaan besar. Keputusan ini muncul karena inisiatif metaverse gagal mendapatkan adopsi luas dari pengguna dan telah menghasilkan kerugian besar sejak 2021. Dengan langkah ini, Meta berharap memperbaiki efisiensi dan mengarahkan sumber daya ke riset serta pengembangan AI yang dinilai punya potensi lebih menjanjikan.
Artikel ini dianalisis dan ditulis oleh Financial Expert Ajaib, Alvin T. Murthi
Baca juga: Cara Memulai Investasi US Stock di Ajaib Alpha
Disclaimer: Transaksi US Stocks mengandung risiko dan berpotensi menyebabkan kerugian. Kinerja suatu produk investasi saat ini atau di masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa datang. Informasi yang terkandung dalam tulisan/artikel ini merupakan opini yang disiapkan melalui proses riset pasar dan analisis internal perusahaan. Anda tetap berkewajiban untuk menganalisis setiap produk investasi untuk memastikan setiap keputusan investasi dan keputusan untuk menjual dan/atau membeli produk investasi adalah berdasarkan pertimbangan dan keputusan anda sendiri. Tulisan/artikel ini bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap segala bentuk kerugian maupun keuntungan yang timbul dari pengambilan keputusan transaksi.
Tags :
#Saham ASArtikel Terkait





Artikel Populer
Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi
Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!