Ajaib
Menu

Saham AS

The Fed Cut Rate, Sentimen Kedepan Lebih Hawkish!

SarifaDecember 15, 2025

Suku Bunga The Fed Naik Lagi, Kali Ini 75 Bps

Pasar saham AS bergerak cenderung melemah pada perdagangan 1 minggu terakhir (08/12-12/12), dimana indeks AS ditutup mix. Pasar saham AS terkoreksi pada hari Jumat (12/12) setelah sempat mencetak rekor intraday, dengan S&P 500 turun 1.07% ke level 6,827.41 dan Nasdaq Composite melemah lebih dalam sebesar 1.69% ke 23,195.17, mencerminkan tekanan jual yang lebih besar di saham growth dan technology. Dow Jones Industrial Average turun 0.51% atau 245.96 poin ke 48,458.05 meski sempat menyentuh all time high intraday, sementara Russell 2000 terkoreksi 1.51% ke 2,551.46 setelah juga mencatat rekor tertinggi baru. Secara keseluruhan, pola pergerakan harga dan rotasi sektor mencerminkan bahwa investor mengantisipasi volatilitas jangka pendek sambil memperhitungkan dampak dari perubahan suku bunga, laporan pendapatan korporasi, dan data makro yang akan datang terhadap prospek pertumbuhan laba 2026.

Performa Indeks Bursa AS 1W

S&P 500Dow Jones Industrial AverageNASDAQ Composite
-0.70%+1.01%-1.87%

Top Gainer 1W

WBD+17.80%
LUV+16.60%
MRNA+15.17%
HPE+14.21%
OMC+14.14%

Berita Ekonomi & Industri

The Fed menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 3.50%–3.75% dan pasar saham AS merespons dengan reli broad-based karena turunnya biaya modal langsung meningkatkan valuasi berbasis DCF dan menurunkan equity risk premium. Sektor growth seperti teknologi dan komunikasi biasanya menjadi outperform dalam lingkungan suku bunga lebih rendah, sehingga saham mega-cap tech cenderung memimpin penguatan melalui ekspansi multiple. Sektor cyclicals seperti consumer discretionary dan industrials juga berpotensi menikmati re-rating karena ekspektasi permintaan yang lebih kuat seiring likuiditas meningkat. Di sisi lain, sektor defensif seperti utilities dan staples berpotensi tertinggal karena daya tarik relatif yield mereka melemah dibandingkan aset berisiko. Secara keseluruhan, keputusan Fed ini meningkatkan appetite terhadap risk assets dan dapat menjadi katalis jangka pendek untuk S&P 500 menuju level resistance berikutnya jika data inflasi tetap konsisten dengan tren pelonggaran kebijakan.

Federal Reserve memperbarui proyeksi ekonomi dengan outlook yang lebih moderat, di mana real GDP diperkirakan tumbuh sekitar 1.7% pada 2025 sebelum naik ke 2.3% pada 2026 dan bergerak di kisaran 2.0% pada 2027–2028, sementara tingkat pengangguran diproyeksikan bertahan di area 4.4%–4.5% selama beberapa tahun ke depan. Inflasi PCE diperkirakan turun dari sekitar 2.9% pada 2025 menuju 2.4% pada 2026 dan mendekati 2.1% pada 2027, menandakan proses disinflasi yang berjalan tetapi belum sepenuhnya stabil. Bagi pasar, set proyeksi ini menunjukkan bahwa Fed melihat kondisi ekonomi masih rapuh, sehingga ruang pemangkasan suku bunga tetap terbuka namun sangat bergantung pada data inflasi dan tenaga kerja ke depan. Untuk 2026 The  Fed hanya melihat 1 kali pemangkasan suku bunga sebanyak 25 bps.

Kevin Hassett menjadi kandidat terdepan untuk Ketua Fed berikutnya ketika masa jabatan Jerome Powell berakhir pada Mei 2026, dengan prediksi pasar menempatkan probabilitas sekitar 86% bahwa Trump akan memilihnya. Survei menunjukkan sekitar 85% responden menilai Trump seharusnya menunjuk orang lain karena kekhawatiran terhadap independensi The Fed, meskipun sebagian besar tetap melihat Hassett sebagai figur yang pro-pertumbuhan dan cenderung lebih dovish. Jika ditunjuk, mayoritas ekonom memperkirakan bahwa Hassett dapat mendorong kebijakan pelonggaran lebih cepat, termasuk penurunan suku bunga yang bisa menekan yield Treasury dan memperkuat sentimen risk assets dalam jangka pendek. Namun pendekatan moneter yang lebih akomodatif dinilai berpotensi memicu tekanan inflasi baru, terutama jika dipadukan dengan kebijakan fiskal ekspansif pemerintahan Trump. Bagi pasar, sorotan utama akan tertuju pada sejauh mana Hassett mampu menjaga kredibilitas dan independensi Fed sambil tetap menavigasi tekanan politik yang meningkat.

Kinerja perdagangan China pada November 2025 menunjukkan perbaikan signifikan dengan ekspor tumbuh 5.9% secara tahunan, berbalik arah dari kontraksi 1.1% pada Oktober, meskipun pengiriman ke Amerika Serikat masih turun tajam hampir 29% YoY. Lonjakan ekspor terutama ditopang peningkatan pengiriman ke Uni Eropa, Asia Tenggara, dan Australia, mencerminkan keberhasilan diversifikasi pasar di tengah meredanya ketegangan tarif AS China. Di sisi lain, impor naik 1.9% yang menandakan perbaikan bertahap meski permintaan domestik tetap relatif lemah. Kombinasi ini mendorong surplus perdagangan November melonjak ke sekitar US$ 111.68 miliar dan membawa surplus kumulatif 11 bulan pertama 2025 menembus US$ 1 triliun untuk pertama kalinya.

Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tambahan tarif 5% terhadap impor dari Mexico jika negara tersebut gagal segera memenuhi kewajiban pengiriman air sesuai perjanjian 1944 — dengan klaim bahwa Mexico berutang sekitar 800.000 acre-feet air kepada AS. Ancaman tersebut muncul di tengah ketegangan atas penyediaan air bagi petani di Texas, yang menurut Trump sangat terdampak kekurangan pasokan. Jika tarif itu diterapkan, hal ini bisa menambah beban biaya bagi eksportir Meksiko dan memicu reaksi di sektor perdagangan lintas perbatasan. Dari sudut pandang investor dan pasar global, eskalasi risiko seperti ini menambah ketidakpastian terhadap arus perdagangan dan rantai pasok regional Amerika Utara, yang dalam jangka pendek dapat menimbulkan volatilitas di sektor industri yang bergantung pada ekspor–impor.

Berita Emiten

NVDA – Nvidia memperoleh izin pemerintah AS untuk menjual chip AI H200 kepada sejumlah pelanggan di China, mendorong sahamnya naik sekitar 2.2% seiring pasar menilai langkah ini dapat membuka kembali akses ke pasar yang sebelumnya berkontribusi lebih dari 20% pada pendapatan data center globalnya. Chip H200 membawa peningkatan kinerja signifikan dengan bandwidth memori lebih besar dan kemampuan komputasi yang jauh lebih tinggi dibanding generasi H20 sehingga berpotensi mendorong pertumbuhan volume penjualan di segmen AI high performance. Secara strategis, keputusan ini menjadi katalis positif karena memungkinkan Nvidia memulihkan sebagian permintaan dari China yang sebelumnya terhambat regulasi dan meningkatkan visibilitas pendapatan untuk beberapa kuartal ke depan. Namun investor tetap perlu mencermati dinamika regulasi ekspor AS dan kecepatan adopsi pelanggan di China yang akan sangat menentukan realisasi pendapatan. 

INTCTata Electronics dan Intel ($INTC) menjalin kerja sama strategis untuk membangun rantai pasok semikonduktor end to end di India, dengan cakupan produksi wafer di fasilitas fab Tata di Dholera, Gujarat serta perakitan dan pengujian chip di fasilitas OSAT di Assam, sejalan dengan India Semiconductor Mission. Proyek ini diperkirakan menyerap total investasi sekitar US$ 14 miliar dan menjadikan Intel sebagai pelanggan utama pertama Tata, memberikan validasi awal atas kapasitas manufaktur yang ditargetkan mampu melayani chip logic dan advanced packaging untuk komputasi dan AI. Kerja sama ini juga mencakup pengembangan ekosistem AI PC dan solusi komputasi berbasis desain Intel untuk pasar domestik India, yang saat ini memiliki basis lebih dari 1.4 miliar penduduk dan pertumbuhan konsumsi elektronik dua digit per tahun.

AMZN – Amazon ($AMZN) berencana menggelontorkan lebih dari US$ 35 miliar ke India hingga 2030, menegaskan komitmennya untuk memperkuat operasional dan ekspansi di pasar tersebut. Investasi ini akan difokuskan pada kecerdasan buatan (AI), infrastruktur logistik, dan peningkatan ekspor yang merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan ekspor kumulatif dari sekitar US$ 20 miliar menjadi US$ 80 miliar pada 2030. Selain itu, Amazon juga menargetkan penciptaan sekitar 1 juta pekerjaan langsung, tidak langsung, dan musiman di India sebagai dampak dari ekspansi ini. 

ORCLOracle ($ORCL) membukukan pendapatan kuartal sekitar US$ 13.3 miliar naik 7% secara tahunan dengan pertumbuhan yang ditopang lonjakan permintaan layanan cloud sementara backlog infrastruktur AI melonjak menjadi lebih dari US$ 80 miliar dan pesanan cloud tumbuh di atas 20% seiring kapasitas data center yang kini melampaui 200 lokasi global dan mayoritas sudah terisi sehingga menegaskan permintaan AI jauh melampaui suplai dan berpotensi mempercepat pertumbuhan pada paruh kedua tahun fiskal. Backlog AI yang sangat besar meningkatkan visibilitas pendapatan jangka menengah dan membuka peluang akselerasi pertumbuhan dua digit jika ekspansi data center terealisasi lebih cepat. Pertumbuhan pesanan cloud yang solid juga memperkuat momentum kompetitif Oracle di pasar infrastruktur AI dan dapat memperluas margin seiring skala penggunaan meningkat. 

COSTCostco ($COST) melaporkan hasil 1Q26 yang solid dengan pendapatan sekitar US$67.3 billion, tumbuh sekitar 8% YoY, serta EPS sekitar US$4.50, melampaui ekspektasi analis yang diperkirakan lebih rendah. Penjualan yang lebih kuat dari perkiraan dipicu oleh kenaikan same-store sales sekitar 6.4% dan permintaan konsumen yang tetap tinggi menjelang musim liburan, menunjukkan daya beli masih resilient meski ekonomi lebih lemah secara makro. Meskipun demikian, saham Costco sedikit melemah di perdagangan setelah jam pasar, mencerminkan sebagian investor yang berhati-hati terhadap valuasi yang tinggi dan kemungkinan tekanan margin dari biaya serta isu tarif. Secara keseluruhan, beat pendapatan dan EPS ini memberi konfirmasi atas model membership-driven yang kuat dan pertumbuhan stabil, tetapi tetap menyisakan risiko eksekusi di tengah dinamika biaya dan persaingan ritel. Bagi investor, hasil ini memberikan sinyal positif fundamental jangka menengah, namun sentimen pasar saat ini menunjukkan selektivitas terhadap prospek pertumbuhan lebih lanjut.

AVGOBroadcom ($AVGO) melaporkan kinerja Q4 FY2025 yang sangat kuat dengan revenue mencapai US$18.0 miliar, tumbuh 28% YoY, didorong lonjakan AI semiconductor revenue sebesar 74% YoY yang mencerminkan permintaan tinggi untuk custom AI accelerators dan Ethernet AI switches. Profitabilitas tetap solid dengan Adjusted EBITDA sebesar US$12.2 miliar atau 68% dari revenue, GAAP EPS US$1.74 dan Non GAAP EPS US$1.95, sementara free cash flow mencapai US$7.5 miliar atau sekitar 41% dari revenue yang menegaskan kualitas earnings dan cash generation. Untuk FY2025 penuh, adjusted EBITDA meningkat 35% YoY menjadi rekor US$43.0 miliar dengan free cash flow US$26.9 miliar, memberikan ruang yang signifikan untuk shareholder return. Manajemen menaikkan dividen kuartalan 10% menjadi US$0.65 per saham, dengan target dividen tahunan FY2026 sebesar US$2.60 per saham yang menandai kenaikan dividen tahunan ke 15 kali berturut turut.

Artikel ini dianalisis dan ditulis oleh Financial Expert Ajaib, Alvin T. Murthi

Baca juga: Cara Memulai Investasi US Stock di Ajaib Alpha

Disclaimer: Transaksi US Stocks mengandung risiko dan berpotensi menyebabkan kerugian. Kinerja suatu produk investasi saat ini atau di masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa datang. Informasi yang terkandung dalam tulisan/artikel ini merupakan opini yang disiapkan melalui proses riset pasar dan analisis internal perusahaan. Anda tetap berkewajiban untuk menganalisis setiap produk investasi  untuk memastikan setiap keputusan investasi dan keputusan untuk menjual dan/atau membeli produk investasi adalah berdasarkan pertimbangan dan keputusan anda sendiri. Tulisan/artikel ini bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi.  Kami tidak bertanggung jawab terhadap segala bentuk kerugian maupun keuntungan yang timbul dari pengambilan keputusan transaksi.

Google Play StoreApple App Store

Tags :

#Saham AS

Artikel Populer

Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi

Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!