Pajak

Begini Cara Jurnalis Bongkar Kasus Panama Papers

Ilustrasi Panama Papers
Ilustrasi Panama Papers

Ajaib.co.id – Pernah  dengar ada negara surga pajak atau tax heaven? Nah di negara ini pebisnis bisa bebas dari kewajiban pajak bahkan hingga 0%. Fakta ini sempat bikin geger publik pada April 2016.

Kala itu, kasus Panama Papers berhasil dibongkar oleh kumpulan jurnalis. Soalnya ini pasti merugikan negara asal pebisnis yang seharusnya bisa menambah pendapatan negara. Yuk kita simak kasusnya seperti apa dan gimana cara jurnalis mengusut kasus ini.

Asal Muasal Panama Papers

Kasus Panama Papers ini mengungkap dokumen-dokumen yang mengulas jutaan dokumen finansial dari sebuah firma hukum asal Panama yang bocor. Dari situ, terungkap jaringan korupsi dan kejahatan pajak berbagai kepala negara, tokoh politik, hingga selebriti dari seluruh dunia.

Dokumen berisi 214.000 file yang merupakan kesepakatan lepas pantai selama hampir 40 tahun. Semua dokumen ini berasal dari perusahaan The Mossack Fonseca. Perusahaan ini merupakan kantor pengacara yang berbasis di Panama dengan kantor di lebih dari 35 negara.

Firma hukum ini punya tugas untuk menggelapkan kekayaan milik orang-orang berduit alias kaya di dunia. Mereka berasal dari beragam latar belakang seperti, pengusaha, politisi, hingga pemimpin negara yang menghindari pembayaran pajak di negara mereka masing-masing.

Praktek ini dilakukan dengan memakai keahlian dan pengalaman firma hukum untuk memanfaatkan regulasi dan struktur pajak di negara-negara surga yang bebas pajak tersebut. Firma hukum ini nantinya bertanggung jawab dalam proses pendirian, registrasi, dan pengelolaan perusahaan cangkang/dana perwalian.

Perusahaan cangkang disini maksudnya adalah perusahaan buatan yang berfungsi mengalihkan dana kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan sesungguhnya dari klien. Proses ini pun dijamin kerahasiaannya untuk para klien yang memiliki kekayaan yang berlimpah.

Kumpulan data rahasia yang berisi mulai dari identitas, detail perusahaan cangkang, dan aset disimpan di dalam server data firma hukum. Pada kasus Panama Papers ini data berhasil dibocorkan oleh para peretas yang membobol sistem keamanan server milik para firma hukum ini.

Hasilnya mengejutkan, rupanya ada 12 kepala negara dan mantan kepala negara disebutkan dalam hasil investigasi tersebut, termasuk Perdana Menteri Islandia dan Pakistan, Presiden Ukraina, Raja Arab Saudi, pesepakbola Lionel Messi, hingga aktor laga Jackie Chan.

Yang bikin kaget  laporan itu mengumumkan beberapa nama orang Indonesia yang tercantum dalam dokumen Panama. Untuk Indonesia juga cukup mengejutkan, soalnya mereka adalah pebisnis seperti Sandiaga Uno, tersangka kasus pengalihan hak tagih Bank Bali Djoko Soegiarto Tjandra, dan taipan minyak Muhammad Riza Chalid.

Cara Jurnalis Mengungkap Sistem Panama Papers

Pertanyaan selanjutnya yang muncul dari sebagian besar orang adalah bagaimana cara para jurnalis memecahkan data berupa dokumen-dokumen rahasia yang muncul tersebut? Jadi semua berawal dari adanya kebocoran dokumen yang diserahkan dari seorang anonim ke koran Jerman setahun sebelum kasus terkuak, Süddeutsche Zeitung (SZ).

Media itu kemudian menelaahnya bersama-sama dalam himpunan jurnalis investigatif di mana SZ tergabung di dalam International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ). Sekitar 400 jurnalis yang berasal lebih dari 100 media organisasi di 78 negara dilibatkan dalam investigasi Panama Papers ini. Di antaranya ada The Guardian, BBC di Inggris, Le Monde di Perancis, La Nacion di Argentina hingga tak kalah juga Tempo dari Indonesia.

Dari hasil analisis, data-data itu mengungkapkan bagaimana industri global yang dipimpin oleh bank-bank besar, firma hukum, dan perusahaan pengatur aset secara diam-diam mengatur harta orang-orang kaya dunia seperti politisi, petinggi FIFA, penyelundup narkoba, selebriti, hingga atlet profesional.

Kamu pasti merasa sangat terpukau mengetahui bagaimana jurnalisme investigasi bisa membongkar sebuah kasus dari kebocoran data yang berupa dokumen-dokumen. Ini pastinya memang tidak mudah, benar-benar membutuhkan kemampuan jurnalisme tingkat tinggi dan pengalaman yang mumpuni.

Metode Pembuatan Laporan Panama Papers oleh Jurnalis

Kamu saat ini pasti bertanya-tanya mengenai bagaimana jurnalis bisa menganalisis data berupa dokumen-dokumen? Terus bagaimana teknisnya sehingga bisa membongkar kasus hanya dari sebuah data berupa angka?

Menurut redaktur eksekutif Majalah Tempo, dalam mengimplementasikan jurnalisme data terdapat sejumlah proses yang harus dilalui di antaranya compile, clean, context, dan combine. Proses itu selanjutnya dikomunikasikan dalam bentuk visualisasi, narasi hingga sosialisasi (publikasi). Compile sendiri berarti mengumpulkan data-data yang ada.

Lalu, pada proses clean yang berarti data-data dibersihkan dan diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Kemudian setelah dibersihkan dicari konteksnya (context) atau kesesuaian ceritanya, menganalisis siapa yang memiliki data tersebut, siapa yang membuat, kapan dibuatnya hingga metodologi pengambilan data yang dilakukannya seperti apa.

Hal ini penting untuk dilakukan karena ada kemungkinan data yang dianalisis salah atau keliru, kita perlu mengetahui bagaimana data itu diperoleh lalu menguji keasliannya dan bisa digunakan untuk publik. Setelah itu, sebuah narasi data yang baik tidak cukup hanya berasal dari satu data set saja, melainkan harus dikombinasikan dengan dataset lain.

Jadi ada 4 hal yang bisa kita lakukan terhadap sebuah data. Pertama, menguji hipotesis dengan melakukan beberapa cara supaya membuat kita bisa melihat tren dan kontras, melihat atau mengumpulkan hal-hal yang janggal atau di luar kebiasaan dan menemukan koneksi-koneksi yang sebelumnya ditanggalkan. Penjelasan terkait poin pertama, misalnya kita hendak menguji hipotesis apakah ada hubungan antara kondisi kemiskinan dan kejahatan.

Maka cara untuk menguji hipotesis itu adalah dengan menggunakan data dengan melihat di daerah mana yang kesejahteraannya paling rendah kemudian dibandingkan dengan daerah-daerah yang kejahatannya paling tinggi. Jadi, itu salah satu hal yang bisa dilakukan dengan data dalam menguji hipotesis. Data bisa berbicara dengan mengukuhkan atau mematahkan hipotesis.

Kemudian data juga digunakan untuk melihat tren atau kontras. Misalnya digunakan untuk bagaimana melihat tren pada 10 tahun terakhir ini yang berkaitan dengan pengucuran anggaran dana untuk penyakit TBC di Indonesia. Untuk melihat dan menjawab seberapa besar pemerintah melakukan pengucuran dana untuk penanggulangan masalah tersebut, maka dapat dilihat melalui data.

Selanjutnya untuk melihat atau mengumpulkan hal-hal yang sifatnya janggal atau di luar kebiasaan, hal ini bisa diterapkan pada kasus-kasus seperti ketika kita hendak mengetahui bagaimana seorang pejabat dalam membelanjakan uangnya sehingga bisa melihat kemungkinan mereka melakukan korupsi. Hal ini dilakukan dengan melakukan penyesuaian antara gaji yang diperoleh dan pendapatan lainnya dengan barang-barang atau sandang yang ia gunakan.

Terakhir menemukan koneksi-koneksi yang sebelumnya ditanggalkan, misalnya kita mengambil contoh negara Tiongkok. Mereka memiliki data berupa semua berita yang dipublikasi di negara tersebut.

Kemudian mereka bisa melihat koneksi semua orang yang ada di struktur konteks politik komunis Tiongkok. Dengan begitu kita bisa melihat koneksi politik yang ada dalam struktur komunis Cina. Melalui analisis data, hal-hal tersebut bisa dilakukan.

Akhirnya lewat metode ini jurnalis berhasil membongkar orang-orang kaya yang lari dari kewajiban pajak di negaranya masing-masing.

Artikel Terkait