Ajaib.co.id – Ketika mulai masuk dunia kerja, penting bagimu untuk mengetahui apa saja menjadi tanggung jawabmu. Sebaliknya, pekerjaan yang ideal harusnya sesuai dengan penjabaran tugas tersebut. Karena itulah pemahaman arti deskripsi pekerjaan untuk menciptakan situasi kerja yang kondusif.
Pengertian deskripsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci; uraian. Bisa pula dimaknai sebagai 1. penggambaran konstituen ujaran dan hubungannya dari sudut semantik, sintaksis, dan fonologi, kaidahnya terletak di sebelah kiri kaidah transformasi; 2 masukan yang memungkinkan terjadinya suatu transformasi.
Kata ini digunakan untuk proses menjelaskan objek yang dibicarakan dengan baik, memuat secara detail untuk menghasilkan pemahaman yang optimal. Jika ditarik lebih jauh dalam konteks pekerjaan maka arti dekripsi pekerjaan adalah pedoman, petunjuk dan arah tindakan bagi tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Perancangan pekerjaan dan deskripsi tugas yang jelas, maka karyawan akan semakin produktif dan berprestasi sehingga keuntungan ekonomis dari deskripsi pekerjaan akan diperoleh. Sayangnya, kerap ada kekecewaan antara dua belah pihak karena sebelumnya tidak memahami deksripsi tersebut.
Arti Deskripsi Pekerjaan Bagi Karyawan, Bukan Hanya Sekedar Beban Tanggung Jawa Semata
Ketika membaca lowongan pekerjaaan biasanya tertera deskripsi pekerjaan yang akan jadi tanggung jawab karyawan. Hal ini untuk memberikan gambaran akan pekerjaaan yang akan didapatkan. Uraian ini yang biasanya jadi patokan bagi seseorang ketika menilai apakah pekerjaan sesuai untuknya atau tidak.
Namun kemudian banyak yang merasa kecewa setelah mulai bekerja. Pasalnya, arti deskripsi pekerjaan itu tak lagi bermakna. Seringlali beban pekerjaan yang harus ditanggung ternyata jauh lebih banyak dan dianggap tidak sesuai perjanjian di awal. Karyawan pun tak kuasa protes takut kehilangan pekerjaan.
Meski mungkin perusahaan terkesan tidak mendapatkan komplain dari karyawannya ada efek lebih buruk. Kekecewaan ini membuat kinerja karyawan yang bersangkutan jelas tidak lagi optimal. Suasana hati di pekerja jelas memburuk dan tak lagi bersemangat. Bahkan lebih jauh lagi akan menurunkan produktivitas tenaga kerja.
Jika awalnya beban pekerjaan yang lebih banyak diharapkan akan menguntungkan perusahaan maka kali ini malah berbuah jadi hal yang buruk. Karena itulah sejak awal perusahaan harus benar-benar memaknai arti deskripsi pekerjaan yang diuraikan.
Jangan sampai hanya asal-asalan saja dan malah jadi sumber rasa kecewa. Survei Price Water House, MMGY Global’s, & TINYpulse menemukan data bahwa karyawan millenial memiliki beberapa keinginan terkait bekerja di suatu perusahaan.
Apa saja keinginan mereka? Yuk simak beberapa hal terkait karyawan millenial beserta arti deskripsi pekerjaan menurut generasi ini.
Keinginan & ekspektasi millenial dalam pekerjaan
a. Tidak suka struktur perusahaan
b. Ingin karir ceoat yang bervariasi, dan suka mencari sesuatu yang baru dalam pekerjaan.
c. 38% ingin pindah-pindah tempat kerja
d. 43% terbuka bagi tawaran kerja baru
e. 18 % ingin bekerja lama di satu perusahaan
f. Ingin sering tugas ke luar negeri, perjalanan bisnis adalah investasi cerdas
g. Ingin Skype, GoToMeeting, Google Docs, medsos, video-on-demand, blog, wiki terhubung demi produktivitas
h. 88% memilih tempat kerja yang membanggakan
i. 95% ingin keseimbangan kerja dan hidup
Jadi jelas kan, arti deskripsi pekerjaan bagi karyawan Milenial adalah sebuah belenggu!
Arti deskripsi pekerjaan bagi korporasi & startup
a. Optimalisasi rasa tanggung jawab karyawan, menjaga fokus agar kualitas kerja optimal dan produktivitas perusahaan meningkat.
b. Motivasi bagi karyawan untuk berkontribusi secara nyata ke perusahaan.
c. Tolok ukur evaluasi perusahaan dalam menilai performa kerja.
d. Tolok ukur pengalokasian SDM, agar karakter karyawan cocok dengan jenis pekerjaannya.
e. Tolok ukur bagi pengembangan ketrampilan karyawan selanjutnya
Walaupun banyak generasi milenial yang berusaha memperuncing perbedaan antara budaya kerja di korporasi vs startup, sebenarnya keduanya hampir sama saja. Startup adalah kecambahnya korporasi. Semua korporasi awalnya adalah startup, semua startup pun berharap nantinya jadi korporasi. Bagi keduanya, arti deskripsi pekerjaan bagi tiap karyawan adalah sangat penting, demi tercapainya tujuan perusahaan.
Apakah sebenarnya deskripsi pekerjaan itu?
Deskripsi pekerjaan adalah gambaran tugas yang dituliskan demi memberikan gambaran tentang apa yang harus dilakukan si pemegang jabatan.
Risiko bekerja tanpa deskripsi pekerjaan
a. Eksploitasi tenaga kerja
b. Wanprestasi karyawan
c. Overlapping wewenang dan kewajiban
d. Tidak ada pedoman motivasi
e. Tidak ada pedoman evaluasi performa kerja
f. Perkembangan keterampilan prematur dan tidak efektif
Arti deskripsi pekerjaan bagi hubungan perusahaan & karyawan
Deskripsi pekerjaan adalah titik tengah bagi harmonisasi relasi perusahaan dengan karyawannya, karena di situlah tercapai suatu keseimbangan rasa keadilan bagi masing-masing pihak, yang memiliki kepentingan berbeda.
Deskripsi pekerjaan akan melindungi hak dan tujuan para karyawan, dan memagari tanggung jawabnya, begitu juga halnya dengan hak, tujuan, dan kewajiban perusahaan. Dengan adanya deskripsi pekerjaan yang jelas, potensi terjadinya wanprestasi dari pihak mana pun bisa diminimalisasi.
Korporasi & startup menjunjung tinggi arti deskripsi pekerjaan
Ada perbedaan besar antara perusahaan yang memahami pentingnya manajemen SDM dinamis, dengan perusahaan yang menganut manajemen SDM asal-asalan. Perbedaan terjadi juga antara perusahaan yang memfasilitasi karyawan dengan program pengembangan minat & karir, dengan perusahaan yang mengeksploitasi ketenagakerjaan, tanpa batas hak dan tanggung jawab yang jelas.
Namun banyak kasus di dunia kerja juga menunjukkan jika banyak perusahaan yang memberikan beban pekerjaan lebih daripada seharusnya. Tangggung jawabnya tidak sesuai dengan job description awal. Bukan hanya itu, banyak pula yang merasa harus melaksanakan dua pekerjaan sekaligus, jauh berbeda dengan teks deskripsi yang awal dikemukakan.
Hal ini bukan karena perusahaan yang berniat buruk. Perusahaan biasanya selalu bertumbuh dan berkembang dengan kebutuhan baru di setiap langkahnya, jadi personel perusahaan diharapkan siap menghadapi perubahaan dalam tugas dan kewajiban mereka. Karena itulah kemudian muncul tanggung jawab baru yang berbeda dengan seharusnya.
Pahamilah, bahwa ada yang dinamakan job enrichment dan job enlargement. Job enrichment yaitu contohnya ketika biasanya kamu mengerjakan menulis artikel psikologi populer, kemudian diminta atasan untuk membantu menuliskan sebuah artikel psikologi yang lebih ilmiah.
Sedangkan job enlargement yaitu ketika biasanya kamu menulis artikel, kemudian atasan meminta untuk membantu membuat video. Jadi, ketika diberi tugas di luar job desc yang bersifat dua hal tersebut, kamu bisa memanfaatkannya untuk menambah pengetahuan dan kemampuan Anda.
Namun bukan berarti kamu harus langsung mengajukan resign. Komunikasikan dengan atasanmu mengenai keberataan yang kamu rasakan. Jika sudah terlalu membebani kamu bisa mengajukan komplain untuk mendapatkan solusi terbaik.
Selain itu, bisa saja pekerjaan tambahan tersebut hanya akhirnya untuk menambah pengetahuan dan kemampuan kita tanpa menuntun kepada karir yang lebih baik di perusahaan tersebut. Melalui pekerjaan tambahan yang diberikan tersebut, kamu bisa memperoleh penilaian kinerja yang lebih baik atau bahkan kesempatan lebih untuk promosi.
Para pekerja millenial tak perlu buru-buru menjadi phobia terhadap deskripsi pekerjaan, dengan alasan latah bahwa itu akan menjadi belenggu bagi perkembangan karir. Untuk bisa memenuhi ambisi menjadi seorang generalis – yang serba bisa dalam sekejap – caranya bukanlah mencari perusahaan yang tidak menetapkan deskripsi pekerjaan bagi karyawannya, melainkan carilah perusahaan – korporasi maupun startup – yang memfasilitasi para karyawannya dengan PROGRAM – YANG SECARA SISTEMATIS – memungkinkan mereka secara bergilir bertukar deskripsi pekerjaan, sesuai dengan pertumbuhan minat, dengan syarat-syarat performa tertentu yang harus dipenuhi terlebih dulu.
Dengan begitu, kesempatan mengembangkan berbagai ketrampilan dan meningkatkan karir dengan pesat pun akan terbuka luas, tanpa kehilangan esensi standar profesionalitas.