Perencanaan Keuangan

Apa yang Menahanmu untuk Menabung dan Berinvestasi?

Ajaib.co.id – Kita semua tahu akan pentingnya menabung, melakukan perencanaan keuangan, dan berinvestasi. Adalah hari tua yang bahagia salah satu alasan kita harus mengelola finansial secara efektif sejak dini. Namun, nyatanya kita selalu punya alasan untuk tidak melakukan tersebut.

Siapa yang harus disalahkan? Mari kita sama-sama menyalahkan organ yang menjadi pusat pengaturan tubuh manusia, yaitu otak. 

Menabung dan berinvestasi untuk menghadapi masa pensiun membutuhkan kesabaran yang luar biasa, meski kamu memiliki pendapatan yang besar. Berdasarkan data terbaru tentang dana pensiun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2018 menunjukkan bahwa penetrasi dana pensiun di Indonesia masih stagnan di angka 6.01% atau sekitar 4,64 juta orang dari total tenaga kerja sebanyak 77,14 juta orang. 

Mereka yang tidak menabung atau berinvestasi untuk dana pensiun atau tidak memiliki pendapatan yang cukup tentu memiliki berbagai macam alasan, tetapi baru-baru ini sebuah studi mengungkapkan bahwa psikologi, bagaimana jaringan otak yang saling terhubung menjadi penghalang utama untuk menabung.  

Agar tidak terjatuh di lubang yang sama, berikut beberapa cara untuk untuk melawan balik pengaruh negatif otak agar bisa menabung dan berinvestasi.  

Ingat, Menghabiskan Uang akan Selalu Menyenangkan

Salah satu tantangan terbesar dalam menabung adalah menghabiskan uang dan bagaimana otak manusia bereaksi untuk membeli barang-barang mewah, seperti koleksi mainan yang tidak mungkin kamu dapatkan sewaktu kecil atau alat elektronik terbaru.

Selain itu, siapapun yang pernah membeli smartphone terbaru paham bahwa menghabiskan uang memberikan perasaan menyenangkan. Hal ini dipicu oleh hormon dopamine yang berkaitan dengan rasa bahagia dan kesenangan diri menemukan sesuatu yang diinginkan. 

Kit Yarros, seorang profesor di San Francisco Golden Gate University mengungkapkan bahwa banyak individu yang mengandalkan dopamine untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan atau istimewa sebagai salah satu cara untuk menambahkan sedikit semangat dalam hidup.

Hal ini dianggap sebagai salah satu problematika dalam berbelanja yang membuat individu kecanduan untuk mengeluarkan uang. 

Avni Shah, asisten profesor marketing di University of Toronto Scarborough menambahkan bahwa semakin banyak uang yang dikeluarkan semakin bertambah keinginan untuk membeli hal yang lain. Entah karena bosan atau karena hal yang lain, individu selalu punya alasan mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu yang belum tentu dibutuhkan. 

Kita Tidak Bisa Melihat Masa Depan 

Hambatan lain yang membuat individu sulit menabung untuk dana pensiun adalah karena kita tidak bisa memprediksi hal yang akan terjadi di masa depan. Menurut Hal Hershfield, seorang profesor di UCLA School of Management, individu melihat masa depannya sebagai sesuatu yang asing sehingga membuat mereka enggan untuk membantu diri mereka di kemudian hari.  

Kita cenderung lebih suka melakukan hal yang bisa dilakukan sekarang, seperti mengeluarkan uang daripada harus membantu orang asing yang sebenarnya adalah kamu untuk dua atau tiga dekade yang akan datang. 

Dalam sebuah penelitian, Hershfield mengambil foto subjek penelitiannya dan melakukan sedikit penuaan secara digital, seperti menambahkan rahang dan menambahkan uban pada rambut. Setengah dari subjek penelitian mengenai gambar tersebut sebagai dirinya, sementara setengahnya tidak.

Kemudian ia meminta mereka untuk mengalokasikan USD1.000 untuk membeli barang, investasi pensiun, merencanakan perjalanan, dan menabung di rekening. Subjek yang melihat dirinya di foto yang diubah lebih tua cenderung memasukan uangnya lebih banyak ke investasi pensiun. 

Menabung Adalah Konsep yang Abstrak 

Jika kita tahu bahwa menabung atau investasi itu penting, konsep menyisihkan uang untuk target yang jauh seperti pensiun terkesan terlalu abstrak untuk dipahami oleh pikiran manusia.

Dalam artikel di Psychology Today, Utpal Dholakia profesor Management dari Houston’s Rice University menuliskan bahwa dari riset psikologi yang dilakukan selama beberapa dekade tentang pengaturan dan pengejaran tujuan menyimpulkan tujuan abstrak adalah tujuan yang paling sulit untuk dikejar. 

Individu lebih sulit mengembangkan rencana untuk tujuan yang sifatnya abstrak dan justru lebih cenderung menunda-nunda dan menghindari tujuan tersebut. Tanpa memiliki target dengan nilai yang aktual, individu akan selalu menunda untuk menabung. Apakah ini salah satu alasan yang menahanmu untuk menabung? 

Bagaimana Melawan Balik Psikologi Otak? 

Untungnya, cara kita memandang aktivitas menabung bisa diubah. Tamara Sims, seorang ilmuwan penelitian di Stanford Center on Longevity mengemukakan bahwa untuk bisa mengubah cara pandang tentang menabung, individu harus melihat aktivitas menabung atau investasi sebagai definisi yang nyata, alih-alih abstrak. Hal ini akan membuat individu bisa menetapkan target finansial untuk pensiun secara aktual. 

Ryan Howel juga mengungkapkan terkait psikologi dalam mengeluarkan uang. Asisten Psikologi di San Francisco State University tersebut mengungkapkan bahwa untuk melawan keinginan untuk mengeluarkan uang, tunggu hingga kurang lebih 24 jam. Biasanya, keinginan untuk pembelian impulsif tersebut akan hilang. 

Cara lain untuk bisa membuat kamu menabung adalah dengan membayangkan yang ingin kamu jalankan. Jika kamu bisa membayangkan bagaimana kehidupanmu 20 tahun kemudian, tinggal di lingkungan seperti, hobi apa yang dijalankan, dan gaya hidup seperti apa yang diterapkan, besar kemungkinan kamu bisa menabung untuk meningkatkan jumlah dana pensiun. 

Kamu mungkin juga bisa menggunakan foto diri sendiri yang diubah sedemikian mungkin untuk terlihat lebih tua. Menurut Hershfield di Business Harvard Review, foto bisa berfungsi untuk menstimulasi dan mengakui bahwa masa depan orang di foto tersebut berada di tangan individu yang saat ini memegang foto tersebut. 

Apakah kamu punya metode lain untuk tetap fokus menabung?

Artikel Terkait