Saham

Saham SMBR Inberg ke Saham SMGR, Bagaimana Prospeknya?

saham smbr turun

Ajaib.co.id – Kabar cukup menyedihkan dari Perusahaan Pelat Merah Semen Baturaja Persero yang nasibnya mengenaskan. Dalam 5 tahun sahamnya SMBR terus anjlok sejak 2018 lalu, ditambah sepanjang tahun 2019 merosot tajam sebesar 74,85%. Penuruanan saham inilah yang akhirnya membuat SMBR saham melakukan inberg saham ke dalam PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Menurut yang dikutip Investor.id, harga saham SMBR akan dikerek ke level Rp750 dalam waktu dekat, seiring dengan inbreng saham perseroan ke dalam PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Momentum ini akan dimanfaatkan sejumlah fund manager untuk memburu saham SMBR. Apalagi Semen Baturaja akan menjadi perusahaan yang paling diuntungkan dari aksi korporasi tersebut.

Fund manager menilai akuisisi saham SMBR oleh Semen Indonesia akan memberikan manfaat besar, misalnya SMBR bisa mengakses pasar lebih besar melalui jaringan penjualan Semen Indonesia. Hal ini diharapkan mendongkrak penjualan perseroan, sehingga saham SMBR mulai diburu pemodal

Tidak hanya itu, aksi kerek saham SMBR didukung lompatan kinerja keuangan dengan peningkatan pendapatan sebesar 8% menjadi Rp 825,50 miliar pada semester I-2022. Sedangkan laba bersih melesat 495% dari Rp 2,65 miliar menjadi Rp 15,78 miliar.

Pengalihan Saham SMBR ke SMGR

Proses pengalihan saham pemerintah pada PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) ke PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) diperkirakan akan selesai pada Desember 2022. Prosedur ini diperlukan untuk mengubah status Persero pada SMBR melalui perubahan anggaran dasar SMBR. Oleh karena itu, SMBR akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”).

Selanjutnya akta pernyataan keputusan RUPSLB tersebut akan diajukan untuk memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dengan selesainya aksi korporasi ini akan membuat SMGR semakin perkasa sebagai penguasa pasar (market share) semen nasional. Bukan hanya itu, kapitalisasi pasar (market cap) SMGR juga akan menjadi semakin jumbo.

Saat ini, market share SMGR berkisar antara 49%-52%, sedangkan SMBR sebanyak 3%. Jika keduanya digabungkan, maka SMGR bisa menguasai 55% penjualan semen nasional.

Sedangkan dari sisi market cap, SMGR tercatat memiliki valuasi Rp44,19 triliun, sedangkan SMBR sebesar Rp4,65 triliun. Konsolidasi antara keduanya akan membuat holding semen BUMN tersebut memiliki valuasi hingga Rp48,84 triliun.

Dengan menjadi penguasa pasar, SMGR bisa meningkatkan produksi dan penjualan dengan harga yang lebih terjangkau. Penggabungan usaha ini dapat mengurangi persaingan industri semen, yang belakangan mengalami kelebihan kapasitas (over capacity).

Seperti diketahui, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk akan dapat tambahan inbreng PMN sebanyak 7,49 miliar lembar saham seri B milik negara. Artinya, Semen Indonesia akan menjadi induk Semen Baturaja dengan menggenggam sebanyak 75,51% saham seri B Semen Baturaja. Sedangkan sebesar 24,49% dimiliki oleh publik.

Harga Saham SMBR Hari Ini

TanggalTerakhirPembukaanTertinggiTerendahVol.Perubahan%
28/11/20224244304304221,33M-0.93%
25/11/20224284244284182,63M+1.42%
24/11/20224224244284203,05M0.00%
23/11/20224224264304203,68M-0.94%
22/11/20224264264324244,12M0.00%
21/11/20224264304364242,49M-0.47%
18/11/20224284344384283,91M-1.38%
17/11/20224344264344205,06M+1.88%
16/11/20224264384444247,40M-2.74%
15/11/202243845245643411,03M-3.10%
14/11/20224524604624504,19M-1.31%
11/11/20224584684744566,69M-1.72%
10/11/20224664584684548,89M+2.19%
09/11/20224564604664486,78M0.00%
08/11/202245646847445610,44M-2.56%
07/11/202246846451546434,78M+1.30%
04/11/202246244247643829,70M+4.52%
03/11/20224424444524363,93M-0.45%
02/11/20224444524584428,81M-2.63%
01/11/202245643045642817,53M+6.54%

Profil Saham SMBR

PT Semen Baturaja Persero Tbk (SMBR) adalah perusahaan BUMN yang berdiri pada November 1974 dan bergerak di bidang produksi semen. Perusahaan ini ditetapkan Kementerian Perindustrian sebagai objek vital nasional (Obvitnas) di sektor industri. Sama seperti perusahaan BUMN yang lain, PT Semen Baturaja juga melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 Juni 2013 dengan kode emiten SMBR.

Jika ditelisik lebih dalam, ternyata SMBR ini perusahaan gabungan yang dibentuk oleh Semen Padang dan Semen Gresik. Awalnya perusahaan ini berstatus Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Kemudian, selang 5 tahun beroperasi berubah menjadi Persero dengan saham terbesar dipegang oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 88%, sementara Semen Padang 7%, dan Semen Gresik 5%.

Barulah pada tahun 1991, Pemerintah Indonesia mengambil alih secara penuh saham SMBR. Sejak saat itu, Perseroan terus alami pertumbuhan sampai pada akhirnya tanggal 14 Maret 2013 berubah statusnya menjadi perusahaan terbuka (go public).

Permulaan Peningkatan Saham SMBR

Saham SMBR sempat membuat uptrend secara fantastis pada 2016 dan ini jadi awal permulaan meningkatnya harga saham. Di tahun tersebut, harga saham SMBR ada pada level 290-300an. Fantastisnya lagi, saham SMBR melonjak sampai 800% di tahun yang sama.

Belum berhenti sampai situ, SMBR masih melanjutkan peningkatannya di tahun 2017. Jika ditotalkan dari 2016 hingga akhir 2017, saham SMBR meningkat sampai 1200%. Sangat ajaib dan luar biasa! Kemudian, tahun 2018 jadi puncaknya harga saham SMBR yang menyentuh angka Rp4.250 per saham.

Apabila dilihat dari komposisi kepemilikan dari saham SMBR, tentunya bisa jadi faktor harga saham ini melonjak begitu fantastis. Sayangnya, di tahun 2019 SMBR mulai melemah bahkan terus tenggelam. Kira-kira kenapa saham SMBR turun? Baca terus ulasannya.

Kenapa Saham SMBR Bisa Anjlok?

Setelah meningkat secara fantastis hingga puncaknya di 2018, SMBR langsung jatuh begitu dalam di tahun berikutnya. Harga saham SMBR betul-betul dibanting dengan keras, sempat rebound beberapa kali namun terpental lagi. Pergerakan semacam ini menjebak para investor yang sudah nyangkut di dalam saham emiten semen pelat merah tersebut.

Menariknya disini adalah ada instansi yang mengangkat tinggi harga saham SMBR sampai 1200%, tetapi keuntungannya tidak direalisasikan oleh instansi tersebut, Mengapa? Namun, berdasarkan tren negatif tersebut, kenapa saham smbr turun karena terjadi sentimen negatif pada industri semen. Sebabnya peningkatan pasokan semen yang tidak dibarengi dengan meningkatnya permintaan. Dengan begitu, terjadilah kondisi oversupply. Kondisi tersebut jelas membuat saham SMBR tertekan pada periode 2019 lalu.

Pada kuartal III-2019, saham SMBR hanya bisa memperoleh laba bersih sebesar Rp22,72 miliar. Artinya saham tergerus sampai 44,42% dari periode yang sama di tahun 2018 yakni Rp40,88 miliar. Akan tetapi, SMBR masih bisa menaikkan pendapatannya menjadi Rp1,42 triliun, naik tipis 3,75%. Saham SMBR ini tetap berpotensi tumbuh dari sektor semen domestik di tahun 2020 ini. Jika konsumsi semen domestik cuma mengandalkan serapan dari pembangunan proyek infrastruktur 2020, estimasinya hanya akan tumbuh 1%-3% secara yoy.

Terlebih menurut pandangan beberapa pakar, kondisi oversupply ini akan terus berlanjut setidaknya sampai 2024. Itupun diasumsikan industri properti kembali bergairah di tahun 2020, yang akan memberikan dampak pada peningkatan konsumsi semen domestik sekitar 5%-7%. Selain itu, kondisi oversupply yang tengah dialami saham SMBR disebabkan karena terlalu banyak pemain asing yang menyerbu pasar Indonesia. Sedangkan dari segi permintaan, pertumbuhan terhadap konsumsi semen domestik dinilai stagnan selama tahun 2019.

Pada penutupan perdagangan hari Sabtu (28/02/2020) saham SMBR masih lemah di level Rp260 per saham. Situasi yang benar-benar menjepit investor retail yang tersangkut di dalamnya.

Pertimbangan Investasi Saham Semen Baturaja

Dengan harga yang anjlok ini, saham SMBR secara kasat mata tentunya enak untuk dibeli. Namun, sebagai investor kamu perlu berhati-hati dengan mempertimbangkan risiko investasinya. Melihat kondisi lesunya sektor properti, sementara infrastruktur masih butuh kehadiran semen agaknya tidak dulu melirik saham SMBR. Ada beberapa pertimbangan yang harus kamu pikirkan soal investasi di saham ini, yaitu:

  • Situasi di dalam negeri maupun luar negeri
  • Kondisi perekonomian terkini
  • Adanya inflasi
  • Likuidasi

Sudah tahu kan kenapa saham semen baturaja (SMBR) turun. Kamu bisa mengalihkan investasimu ke reksa dana atau saham melalui platform seperti Ajaib. Cara membeli saham SMBR di Ajaib pun mudah, kamu hanya perlu mendownload aplikasinya dan pilih saham yang ingin kamu beli. Selain itu, di Ajaib kamu juga bisa melakukan analisis saham SMBR sebelum membelinya. Pastikan prospek saham SMBR ke depannya cukup baik, sehingga nantinya bisa memberikan profit lebih tinggi.

Di Ajaib, kamu juga bisa memilih saham dari berbagai emiten . Bagi yang belum paham bagaimana kinerja perusahaan dan menganalisa nilai perusahaan, Ajaib sangat bagus untuk memulai investasi kapanpun dan dimanapun. Di Ajaib juga bekerja sama dengan beberapa manajer investasi yang akan mengelola dana investasimu lebih aman dan mudah.

Bukan hanya itu, Ajaib juga memiliki biaya transaksi rendah, bahkan kamu bisa bebas biaya broker jika bergabung ke dalam layanan Ajaib Prime.

Dengan Ajaib Prime, kamu bisa melakukan konsultasi portofilio dengan Relationship Manager tepercaya sekaligus bisa mendapatkan promo eksklusif hanya untukmu. Jadi tunggu apalagi? Mulai investasi kamu sekarang juga di Ajaib!

Artikel Terkait