Ajaib.co.id – Alat pembayaran tunai merupakan alat transaksi yang digunakan untuk melakukan jual beli secara konvensional. Melalui alat pembayaran ini, kamu bisa melakukan transaksi dengan mudah, hanya saja ada banyak kekurangan dalam penerapannya.
Ketika kamu ingin berbelanja, tentunya kamu akan menggunakan metode pembayaran yang dimiliki oleh penjual, seperti metode dengan alat pembayaran tunai maupun alat pembayaran nontunai.
Lalu mana yang akan kamu pilih, apakah alat pembayaran tunai atau nontunai, dan mana yang lebih menguntungkan.
Pada artikel kali ini, Ajaib akan menjelaskan kelebihan dan kekurangan dalam melakukan transaksi menggunakan alat pembayaran tunai dan nontunai.
Sebelumnya, perlu kamu tahu bahwa alat pembayaran yang digunakan untuk transaksi tunai berupa bentuk uang fisik memang sudah biasa dilakukan atau yang disebut juga dengan alat pembayaran tunai.
Namun, seiring perkembangan digital saat ini, metode dengan menggunakan alat pembayaran cash perlahan mulai menghilang dan digantikan dengan metode pembayaran nontunai baik melalui digital maupun melalui kartu.
Pemerintah juga menyosialisasikan penggunaan transaksi nontunai untuk mengurangi penggunaan uang fisik dan mengedukasi masyarakat mengenai financial inclusion atau inklusi keuangan yang membuat masyarakat semakin melek digital.
Berdasarkan cara penggunaannya, ada berbagai macam alat pembayaran yang bisa digunakan, antara lain:
1. Alat Pembayaran Tunai
Alat pembayaran tunai merupakan alat pembayaran yang digunakan dengan cara lama atau konvensional. Walau demikian, hingga saat ini alat pembayaran tunai masih digunakan untuk banyak transaksi.
Alat pembayaran tunai merupakan bentuk uang fisik yang terdiri dari uang kartal dan uang logam.
Walaupun uang kartal sering digunakan untuk transaksi bersifat konvensional, namun, uang kartal mempunyai kelemahan. Misalkan saja pencetakan uang yang mahal, kurang efisien, dan kembalian yang terkadang sulit untuk dibayarkan.
Risiko lainnya dalam menggunakan alat transaksi tunai, cenderung banyak perilaku oknum tidak bertanggung jawab yang melakukan praktik penipuan seperti pemalsuan dan juga aksi kriminal berupa pencurian.
2. Alat Pembayaran Nontunai
Alat pembayaran nontunai merupakan alat pembayaran berbentuk kertas, kartu dan Quick Response Code Indonesian Standart (QRIS). Saat ini penggunaan kertas mulai berkurang dan digantikan dengan alat pembayaran yang didesain sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi sebagai alat pembayaran masa kini.
Alat pembayaran nontunai bisa berbentuk kartu ataupun aplikasi yang menghadirkan scanning barcode. Metode ini cenderung lebih efisien karena penggunaannya yang bersifat pribadi dan hanya perlu melakukan penggesekan atau scaning dengan waktu kurang dari 1 menit.
Adapun beberapa jenis alat pembayaran non tunai, antara lain cek, giro, nota debit, kartu kredit dan uang elektronik.
Uang elektronik merupakan pengganti alat pembayaran tunai. Cara kerjanya tidak jauh berbeda dengan alat pembayaran tunai biasanya.
Hanya saja uang yang kamu gunakan berbentuk digital atau cashless, atau biasa dikatakan alat pembayaran digital. Seperti melalui aplikasi mobile banking, internet banking, SMS banking, platform digital seperti GoPay, OVO, Doku, PayPal, LinkAja dan banyak lagi.
Bank Indonesia sendiri menyatakan pembayaran uang nontunai terus meningkat seiring dengan perubahan perilaku pembayaran masyarakat akibat pandemi Covid-19. Transaksi melalui QRIS meningkat baik secara volume maupun nominal.
Alasan orang-orang mulai menyukai pembayaran digital seiring dengan imbauan untuk melakukan pembatasan sosial.
Interkoneksi transaksi QRIS di merchant (penjual) meningkat hingga mencapai 2,2 juta transaksi selama Maret 2020. Total nominal transaksi mencapai Rp7,51 miliar atau rata-rata Rp34.177 per transaksi.
3. Alat Pembayaran Internasional
Selanjutnya ada juga alat pembayaran internasional yang memudahkan kamu melakukan transaski di banyak belahan negara dengan mata uang yang berbeda pula.
Dengan metode pembayaran internasional, transaksi akan mengacu pada mata uang acuan dunia yakni dollar AS, terlepas itu kamu berbelanja di Arab Saudi, Jepang ataupun China.
Adapun beberapa alat pembayaran untuk transaksi internasional antara lain, cek dan wesel pos.
Sementara berdasarkan jenisnya ada 3 jenis alat pembayaran cash yang dikenal saat ini, antara lain :
1. Kartu Kredit
Kartu kredit merupakan sebuah bentuk kartu yang berisikan batasan uang yang ada di dalamnya. Umumnya kartu kredit dikeluarkan oleh bank untuk memudahkan nasabahnya mencukupi kebutuhan dengan metode pembayaran yang dicicil.
Saat ini ada tiga lembaga yang penjamin kartu kredit antara lain Union Pay, MasterCard, dan Visa.
Saat ini penggunaan kartu kredit juga memudahkan transaksi pembayaran internasional melalui ecommerce seperti Amazon, eBay, ASOS, Alibaba dan banyak lagi.
Sistem pembayaran tersebut tentunya cukup aman karena melalui berbagai lapis sekuriti yang diterapkan oleh perbankan.
2. Online Payment
Saat ini dengan digitalisasi yang diterapkan secara masif, online payment menjadi salah satu hal yang sangat membumi. Berbagai warung bahkan sudah menerima pembayaran dengan metode online tersebut.
Hanya saja, hal ini perlu lebih digencarkan lagi untuk mengurangi jumlah uang kartal dan memaksimalkan program inklusi keuangan.
3. Cryptocurrency
Selanjutnya ada juga alat pembayaran berbentuk bitcoin atau mata uang cryptocurrency. Mata uang crypto ini menjadi alat transaksi baru yang mendunia karena sistem keamanannya yang luar biasa ketat.
Bitcoin tidak terikat dengan pihak mana pun, baik pemerintah maupun lembaga. Sistem kerjanya adalah melalui database blockchain yang bisa diakses khalayak umum.
Walaupun bersifat fluktuatif, mata uang crypto ini banyak digunakan untuk transaksi-transaksi ilegal.