Dunia Kerja

Alasan Resign: Pikir Ulang Saat Pandemi

Alasan Resign: Pikir Ulang Saat Pandemi

Ajaib.co.id – Merasa jenuh, atau karir terhambat, adalah fenomena lumrah bagi kamu sebagai profesional Milenial. Apalagi jika masa kerjamu sudah terbilang lama ( ≥ dari 2 tahun). Naluri milenial-mu pasti galau, mengharapkan peluang, pengalaman dan tantangan baru! Biasanya, kegalauan itu menjadi alasan resign dari pekerjaan.

Sebelum pandemi COVID-19 melanda, hal tersebut malah bisa jadi pilihan kenaikan jenjang karier karena pertumbuhan ekonomi yang normal memungkinkan ada banyak kesempatan untuk mencoba di sekelilingmu. Tapi kini, krisis ekonomi akibat pemberlakuan lockdown ataupun PSBB menyebabkan dunia usaha merana, hingga PHK pun meluas.

Jika begini, masih relevankah alasan resign kamu? 

Gara-gara pandemi Covid-19, International Labour Organization (ILO) memperkirakan 25.000.000 penduduk dunia akan kehilangan pekerjaan. Sekitar 2.000.000 pekerja di Indonesia, di-PHK atau dirumahkan tanpa dibayar.

Dengan mencermati data tersebut, kamu mungkin termasuk yang beruntung bila saat ini masih bekerja, meskipun itu bukan pekerjaan impianmu.

Bukan saja menimpa perusahaan menengah dan mikro, perusahaan korporat pun banyak yang mengalami kerugian. Mereka menyiasatinya dengan mendorong para karyawannya cuti tak berbayar, merumahkan, atau bahkan memutus hubungan dengan mereka.

Melihat hal ini, otomatis akan semakin sedikit pula lowongan kerja yang tersedia di tengah krisis pandemi. Sebaiknya, pikir ulang alasan resign-mu, dan tahan dulu jika ingin membuat surat resign sampai kondisi normal.

Redaksi Ajaib merangkum beberapa alasan yang mungkin bisa membuat kamu kembali mempertimbangkan untuk keluar dari pekerjaan melalui artikel berikut.

1. Perekonomian sedang terpuruk

Banyak perusahaan yang memutuskan untuk memberlakukan kebijakan Work From Home untuk meminimalisasi penularan wabah COVID-19. Pemerintah juga menghimbau agar warga yang tidak memiliki kepentingan yang darurat untuk diam di rumah saja dan tidak bepergian.

Tentunya kebijakan-kebijakan tersebut berdampak besar pada kemerosotan perekonomian negara. Banyak bisnis yang harus tutup akibat sepinya pusat perbelanjaan, sehingga otomatis pendapatan kalangan pengusaha dan masyarakat juga menurun.

Bahkan di DKI Jakarta, dana Tunjangan Kinerja Daerah Aparat Sipil Negara baru saja dipotong 25% oleh Bapak Anis Baswedan untuk dialihkan ke anggaran Bantuan Sosial rakyat kurang mampu yang terpapar COVID-19.

Maka, bagi kamu yang tengah berniat membuat surat pengunduran diri pekerjaan sebaiknya berpikir ulang, karena perekonomian yang sedang terpuruk ini pastinya akan berimbas pada perekonomian kamu juga, terutama jika memutuskan resign dari perusahaan tanpa rencana cadangan yang kekuatannya pasti stabil untuk minimal 2 tahun ke depan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani saja belum berani tanggung jawab bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia tidak akan mencapai angka negatif di bawah 0%, apalagi untuk pulih di tahun depan. Jadi, lebih baik berhati-hati untuk sementara waktu.

2. Lowongan kerja terus menyempit

Dalam kondisi normal saja, mencari pekerjaan di negara kita tidaklah bisa dianggap mudah, apalagi di saat ekonomi terpuruk. Menteri Keuangan dan Menteri Ketenagakerjaan bahkan sedang getol menghimbau para pengusaha untuk tidak melakukan PHK di masa pandemi ini, demi mempertahankan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah semakin memprihatinkan.

Tapi hal itu juga tak mudah bagi para pengusaha di saat pendapatan mereka berkurang dan terus-menerus harus menanggung kerugian setiap harinya.

Jadi, jika perusahaan tempat kamu bekerja belum melakukan perumahan ataupun PHK, berarti perusahaan itu tergolong sangat kuat dari sisi permodalan, atau sangat cerdas melakukan adaptasi dan disrupsi strategi bisnis demi bertahan selama masa pandemi.

3. Mempunyai backup plan yang kuat

Dalam kondisi begini, perusahaan jadi tidak mudah membuka lowongan bagi karyawan baru, kecuali ada posisi khusus dan strategis yang memang sangat darurat untuk segera direkrut.

Alasan resign hanya akan menjadi masuk akal apabila kamu memang sudah punya back up plan yang jelas lebih bagus daripada situasi pekerjaan kamu sekarang ini, sehingga setelah resign pun kamu nggak luntang-lantung.

Jika pun akhirnya tetap resign, pastikan kamu sudah dapat pekerjaan di perusahaan baru yang dapat menjamin kamu tidak akan kehilangan posisi itu dalam 2 tahun ke depan.

Jika bentuknya bisnis usaha, pastikan bisnis yang jaminan demand (permintaan) serta rantai supply-nya akan stabil dalam 2 tahun ke depan juga, agar bisnis itu nggak layu sebelum berkembang dan malah cuma menghabiskan tabungan kamu saja!

Apabila belum punya back-up plan seperti di atas, lebih baik kamu tidak menurutkan kegalauan hati untuk cepat-cepat resign cuma gara-gara burnt-out (lelah mental).

Kisah Alasan Resign Cari Kerja Sesuai Passion Kandas

Resign di awal Maret lalu tanpa punya back up plan, Nia (nama samaran) seorang admin bagian pajak berusia 27 tahun di sebuah perusahaan berniat mencari berhenti kerja dan mencari pekerjaan yang sesuai passion-nya, yaitu bergerak di bidang sosial dan humanisme.

Salah satu alasan yang membuat dia ingin mencari tantangan baru adalah depresi dan burnout menghadapi rekan kerja yang otoriter dan gemar mencari muka di hadapan bos.

Namun setelah beberapa waktu lamanya, beberapa lamaran kerja yang dikirimkannya baik via esurel maupun situs pencari kerja tak juga membuahkan hasil.

Hingga akhirnya, muncul kabar bahwa kota wilayah tempat tinggalnya ditetapkan dalam kondisi Kejadian Luar Biasa karena salah satu warga meninggal dunia usai dinyatakan positif terpapar virus Corona.

Selanjutnya banyak kawasan umum dan instansi pemerintah di sektor pendidikan dan pariwisata ditutup selama 14 hari, sehingga mulai pertengahan Maret 2020, jalanan semakin lengang. Berbagai badan usaha dan tempat perdagangan diminta untuk tutup sementara, bahkan semakin terbatas sejak pemberlakuan PSBB di awal April 2020 yang terus medley hingga era New Normal yang entah kapan.

Dampaknya, sebagian besar tempat kerja justru memutuskan untuk merumahkan pegawai dengan sistem potong gaji, bukannya membuka lowongan untuk pegawai baru.

Ketika mencoba meminta informasi ke teman-teman untuk lowongan pekerjaan baru, mereka justru curhat nasib pekerjaan yang kurang baik, was-was apabila terancam dirumahkan akibat tempatnya bekerja mengalami penurunan omzet secara drastis.

Sementara lahan baru alur pemasukannya benar-benar buntu, pengeluaran untuk kebutuhan harian jalan terus.

Akhirnya, ia terpaksa menghemat pengeluaran dana dengan cara memasak sendiri makanan secara berkolaborasi dengan teman kost yang juga ingin berhemat. Setiap pagi berbelanja di tukang sayur bersama-sama, memasaknya bersama untuk jatah makan 1 hari, dan estimasi pengeluaran pun dibagi sama rata, agar semua serba irit.

Menjadi pengangguran di tengah pandemi, dirasakan Nia benar-benar serba sulit karena mobilitas terbatas PSBB, dan harga bahan baku kebutuhan hidup sehari-hari umumnya naik beberapa persen, terutama vitamin dan obat-obatan. Sementara untuk pencegahan terinfeksi wabah, seseorang tidak boleh stres, karena akan berpotensi menurunkan sistem kekebalan tubuh.

Akhirnya Nia mendapat ajakan untuk berbisnis online menjualkan dagangannya berupa APD masker kain handmade berharga terjangkau, yang memang banyak dicari masyarakat di tengah masa pandemi ini. Meskipun tak seefektif masker medis yang juga semakin langka, masker kain bisa dipakai berulang kali asalkan rutin dicuci setelah 4 jam pemakaian.

Walaupun tak sesuai passion, mata pencaharian berjualan masker kain via online akhirnya ternyata bisa menjadi penyelamat kelangsungan hidup Nia, sebelum mendapat lowongan pekerjaan baru.

Jadi, tunda sejenak perburuan passion-mu, prioritaskan dahulu keberlangsungan sumber penghasilan kamu ya, sambil tentunya terus jaga imunitas tubuh dan physical distancing, agar kamu bisa melalui krisis pandemi ini dengan selamat.

Tunda juga investasi bisnis yang berisiko, kembangkan diversifikasi portfolio investasi kamu dengan platform investasi yang multifungsi seperti Ajaib, yang memungkinkan investasi saham dan reksa dana sekaligus dalam 1 aplikasi, biaya beli saham s/d 50% lebih murah, dan daftar 100% online tanpa biaya minimum.

Ajaib adalah pilihan super smart bagi investor Milenial karena telah mendapat penghargaan dari Asia Forbes, Fintechnew Singapore, Dunia Fintech dan Top 10 Startups from Y Combinators TechCrunch.

Artikel Terkait