Ekonomi

Daftar Negara di Dunia yang Belum Resesi Akibat Covid-19

Daftar negara di dunia yang belum resesi akibat pandemi

Ajaib.co.id – Perekonomian Indonesia resmi mengalami resesi akibat pandemi Covid-19 kuartal III-2020. Indonesia tak sendirian, banyak negara lainnya yang mengalami hal serupa. Tapi, ada sejumlah negara di dunia yang belum tersentuh resesi akibat pandemi Covid-19. Simak daftar negara di dunia yang belum mengalami resesi akibat pandemi.

China

Cukup mengejutkan negara ini masuk daftar negara di dunia yang tidak resesi akibat pandemi. Maklum saja, China sempat menjadi episentrum Coronavirus disease atau dikenal juga dengan Covid-19.

Merebak luas sejak awal tahun di China, Covid-19 sempat membuat ekonomi negara itu mengalami kontraksi hingga 6,8% pada kuartal I-2020. Angka ini merupakan pertama kalinya sejak berakhirnya revolusi kebudayaan negeri ginseng pada 1976. China tercatat sebagai negara di dunia yang paling pertama kontraksi akibat Covid-19.

Namun kuartal selanjutnya, kegiatan ekonomi di China mampu membalikkan perekonomian yang tumbuh hingga 3,2%. China pun justru memimpin pemulihan perekonomian dunia. Pada saat bersamaan, banyak negara justru baru memasuki periode sulitnya.

Selain mengalami kontraksi pertama, China juga merupakan negara yang paling awal memberlakukan physical distancing. Karantina (lockdown) juga diterapkan di sejumlah wilayah. Lockdown paling ketat dan awal diterapkan di Provinsi Hubei, utamanya Kota Wuhan, yang menjadi ground zero penyebaran Covid-19. Lockdown di wilayah tersebut berlangsung selama 76 hari sejak 23 Januari 2020.

Warga benar-benar tidak boleh keluar rumah, kecuali untuk urusan mendesak. Petugas pemerintah menyediakan dan mengantarkan kebutuhan sehari-hari warga langsung ke rumah.

Memasuki kuartal ke-2, China mulai melonggarkan kebijakan karantina wilayah. Roda aktivitas masyarakat sudah bergulir kembali, meski masih dibatasi protokol kesehatan. Tak lama berselang, pada periode April-Juni 2020, ekonomi China tumbuh positif. 

Pertumbuhan drastis di China membuktikan efeksivitas pengendalian virus terhadap laju perekonomian negara. Apa yang terjadi di China membuat The Economist menyebut China sebagai satu-satunya negara besar yang akan melakukan ekspansi pada tahun ini.

Sementara itu, negara-negara besar lainnya, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan, harus menghadapi koreksi ekonomi hingga akhir tahun.

Vietnam

Situasi serupa terjadi di Vietnam. Bedanya, pertumbuhan ekonomi Vietnam pada kuartal ke-2 tahun 2020 lebih rendah daripada kuartal sebelumnya secara year-on-year (YoY). Pada kuartal ke-2, ekonomi Vietnam tumbuh 0,36% YoY, sedangkan pada kuartal sebelumnya terjadi pertumbuhan ekonomi 3,82% YoY.

Disadur dari Viet Nam News, pemerintah Negeri Paman Ho sudah menyusun strategi untuk mencegah wabah Corona yang menjangkit Wuhan sejak awal tahun. Pemerintah Vietnam memerintahkan berbagai kementerian dan lembaga yang terkait untuk menerapkan langkah drastis dalam rangka mencegah pneumonia akut yang disebabkan oleh Coronavirus disease  agar tidak menyebar di Vietnam. 

Lembaga-lembaga tersebut terus memonitor perkembangan di China dan memperkuat karantina medis di perbatasan, bandara, dan pelabuhan. Pemerintah juga menginstruksikan kepada menteri kesehatan untuk segera menyusun rencana aksi untuk merespons penyakit tersebut.

Sebagian kalangan menilai langkah Pemerintah Vietnam sedikit berlebihan. Tapi, langkah-langkah tersebut terbukti sukses menjinakkan penyebaran Covid-19. Per 20 Agustus 2020, jumlah pasien positif corona di negara berpenduduk 97 juta jiwa itu adalah 1.007 orang. Vietnam menjadi salah satu negara dengan kasus corona terendah di Asia Tenggara.

“Saat Anda berhadapan dengan penyakit yang masih belum diketahui seperti ini, memang lebih baik bersikap berlebihan,” ujar Dr Todd Poolack dari Universitas Harvard, seperti dikutip dari BBC.

Bagaimana kondisi ekonomi Vietnam terkini? Pada kuartal ke-3, ekonomi Vietnam moncer di level 2,62%.

Menurut badan statistik setempat, ekonomi Vietnam bisa survive antara lain karena tingginya belanja pemerintah dan investasi. Kedua hal tersebut dapat mendorong terbukanya lapangan kerja. Tak hanya itu, efek domino pun menjalar ke berbagai aspek ekonomi lainnya.

Turkmenistan

Pada kuartal II lalu, Turkmenistan masih mencatat pertumbuhan ekonomi. Merujuk model makro global ekonomi perdagangan dan ekspektasi analis, Produk Domestik Bruto (PDB) Turkmenistan diperkirakan akan mencapai US$40,50 miliar pada akhir tahun 2020. Selanjutnya, PDB Turkmenistan diproyeksikan akan berada pada tren sekitar US$41,50 miliar pada 2021.

Berbagai pencapaian positif tersebut tak terlepas dari masih nihilnya kasus Covid-19 di negara tersebut. Hal ini membuat aktivitas ekonomi berjalan seperti biasa dan tak terpengaruh pembatasan sosial. Nihilnya kasus Covid-19 di Turkmenistan membuat perekonomian mereka belum masuk jurang resesi. 

Setidaknya, Turkmenistan masih aman dari kata resesi akbat pandemi Covid-19. Tapi, bukan berarti negara kaya gas tersebut belum pernah mengalami guncangan ekonomi. Baru tahun lalu, Turkmenistan menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam 30 tahun terakhir. 

Sebuah laporan dari lembaga di Inggris meyatakan, pemerintah asing dan investor tidak dianjurkan ‘mendekati’ Turkmenistan. Kala itu, Turkmenistan disebut-sebut sebagai negara yang terombang-ambing di tepi jurang bencana. 

Apa penyebabnya? Korupsi adalah wabah yang lebih ditakuti bagi perekonomian Turkmenistan. Transparency International menempatkan Turkmenistan dalam posisi 161 dari 180 negara yang disurvei. Laporan juga menyebutkan, kerabat penguasa di negara itu telah diuntungkan oleh pengeluaran negara.

Pakistan

Satu negara lainnya yang belum tersentuh resesi akibat pandemi Covid-19 adalah Pakistan. Selama enam bulan, Kementerian Keuangan Pakistan melaporkan, negara tersebut memang mengalami siklus kontraksi ekonomi. Namun, mereka optimis dapat melaluinya sebelum masuk ke jurang resesi. Pemerintah Pakistan optimis pertumbuhan ekonominya mulai positif pada Juli setelah melihat kenaikan inflasi dari harga produk minyak bumi.

Pakistan memang tidak melaporkan angka pertumbuhan ekonomi dalam lingkup tiga bulanan atau berbasis kuartalan. Tapi, pada kuartal I-2020, Kementerian Keuangan Pakistan menyebutkan, pertumbuhan ekonomi negara tersebut masih positif, yakni sekitar 1%. Pertumbuhan lebih besar terjadi pada kuartal berikutnya, yaitu berada di level 2,58%, meski turun lagi menjadi 0,19% pada kuartal ketiga akibat pandemi Covid-19.

Sementara itu, sepanjang tahun ini, The Economist mencatat, ekonomi Pakistan terkoreksi. Tapi, ekonomi Pakistan tetap berada di teritori positif, yakni sebesar 0,5%. Kementerian Keuangan Pakistan optimistis perekonomian akan tetap berada di teritori positif sampai penghujung tahun 2020.

Itu dia daftar negara di dunia yang belum resesi akibat pandemi Covid-19. Sudah siapkah keuanganmu pada masa resesi ini?

Sumber :

Artikel Terkait