Ajaib.co.id – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) merupakan salah satu produsen nikel ternama di dunia. Perusahaan memiliki konsesi pertambangan nikel di beberapa wilayah di Indonesia, di antaranya Kolonodale, Bahodopi, Sorowako-Towuti, Pomala, Matano dan Suasua. Emiten saham INCO memproduksi nikel dalam matte dari bijih laterit di fasilitas penambangan dan pengolahan terpadu di dekat Sorowako, Indonesia.
INCO didirikan pada Juli 1968 sebagai anak perusahaan di bawah Vale Inco Limited dan kemudian menandatangani Kontrak Karya Awal dengan Pemerintah Indonesia pada 27 Juli 1968. Saham INCO tercatat di BEI pada 16 Mei 1990 di Papan Utama dengan harga Rp9,800 per lembar saham. Per 20 Februari 2021, saham INCO ditutup menguat 2% ke Rp6,325 per lembar.
Kepemilikan saham INCO terbagi menjadi beberapa bagian, yang paling mayoritas dimiliki Vale Canada Limited sebesar 43,79%, diikuti PT Indonesia Asahan Aluminium dengan kepemilikan sebesar 20%, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd 15,03%, dan terakhir kepemilikan publik sebesar 21,18%.
Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) telah naik sebesar 74% dibandingkan 6 bulan lalu. Kenaikan ini dipicu naiknya harga nikel global sehingga menghadirkan sentimen positif ke saham-saham nikel, seperti INCO dan ANTM.
Namun, apakah kinerja keuangannya sejalan dengan sentimen positif dan kenaikan harganya? Mari kita bedah saham INCO bersama-sama.
Kinerja Keuangan
Emiten pertambangan mineral PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan pertumbuhan kinerja positif sepanjang 2023 lalu. Berikut riwayat kinerja keuangan saham INCO 5 tahun terakhir.
Komponen | 2023 | 2022 | 2021 | 2020 | 2019 |
Pendapatan | US$1,23 miliar | US$1,17 miliar | US$953,17 juta | US$764,74 juta | US$782,01 juta |
Beban Pokok | US$885,24 juta | US$865,88 juta | US$717,81 juta | US$640,37 juta | US$664,32 juta |
Laba Kotor | US$347,02 juta | US$313,57 juta | US$235,36 juta | US$124,38 juta | US$117,69 juta |
Laba Bersih | US$274,58 juta | US$200,4 juta | US$165,8 juta | US$82,82 juta | US$57,4 juta |
Total Aset | US$2,92 miliar | US$2,80 miliar | US$2793,57 | US$2,65 miliar | US$2,65 miliar |
Total Liabilitas | US$361,46 juta | US$345,85 juta | US$340,72 juta | US$303,34 juta | US$332,57 juta |
Total Ekuitas | US$2,56 miliar | US$2,46 miliar | US$2,45 miliar | US$2,35 miliar | US$2,32 miliar |
Dilansir dari CNBC Indonesia, INCO membukukan laba tahun berjalan yang dimiliki entitas induk sebesar US$274,33 juta atau sekitar Rp4,28 triliun. Sementara tahun lalu, INCO membukukan laba sebesar US$200,40 juta.
Kenaikan laba tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan sebesar 4,48% secara year on year (yoy), menjadi US$1,23 miliar atau setara Rp19,23 triliun. Seiring dengan itu, beban pokok pendapatannya naik 2,24% menjadi US$885,24 juta.
Pendapatan didominasi oleh penjualan kepada Vale canada Limited (VCL). Lalu, pendapatan lainnya sebanyak US$246,45 juta disumbang dari penjualan kepada Sumitomo Metal Mining.
Posisi nilai aset perseroan pada pertengahan tahun ini tercatat sebesar US$2,92 miliar atau meningkat 10,1% yoy pada 2023. Aset didominasi oleh aset lancar sebesar US$1,03 miliar. Sisanya merupakan aset tak lancar sebesar US$1,89 miliar.
Sementara posisi liabilitas INCO sebesar US$361,46 juta atau naik dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar US$303,33 juta. Di sisi lain, posisi ekuitas perusahaan di sembilan bulan tahun 2023 tercatat US$2,56 miliar.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan bahwa kesepakatan divestasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kepada Holding BUMN Pertambangan MIND ID sebesar 14% sudah disepakati, namun belum menyepakati valuasi harga saham yang akan diberikan, yang dinilai terlalu ‘mahal’.
Menteri BUMN, Erick Thohir yang dilansir dari CNBC Indonesia mengatakan bahwa valuasi harga saham divestasi dari INCO kepada MIND ID terlalu tinggi. Tingginya valuasi tersebut dinilai menjadi kendala dari proses divestasi yang saat ini tengah dinegosiasikan. Menurut Erick, master agreement untuk 14%-nya sudah sepakat, tapi valuasinya belum. Tentu kendalanya sama kita merasa valuasi ketinggian. Dia menyebutkan pihaknya saat ini tengah mendorong agar valuasi harga divestasi saham sebesar 14% yang akan diberikan kepada MIND ID dengan penyusutan wilayah tambang nikel INCO.
Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham
Tahun | Dividen | Jenis | Imbal Hasil |
---|---|---|---|
2023 | 89,61 | Tahunan | 1,34% |
2021 | 47,3 | Tahunan | 0,93% |
2014 | 0,01007 | Interim | 3,08% |
2013 | 0,00252 | Interim | 2,51% |
2013 | 0,00252 | Final | 1,78% |
2012 | 0,00252 | Interim | 4,80% |
2012 | 0,0086 | Final | 6,48% |
Tahun 2014 menjadi tahun terakhir saham INCO membagikan dividen ke investor sebesar US$100 juta, hingga akhirnya kembali membagikan dividen di tahun 2021.
Dilansir dari Katadata, emiten INCO telah membagikan dividen dengan total US$60,12 juta atau setara Rp883,76 miliar (kurs Rp 14.700) pada 31 Mei 2023 lalu. Jumlah dividen tersebut setara dengan 30% laba bersih perusahaan untuk tahun buku 2022. Setelah membagikan dividennya di tahun lalu, saham INCO kembali absen membagikan dividennya di tahun 2024 ini.
Prospek & Analisis Saham INCO
Kinerja PT Vale Indonesia Tbk (saham INCO) diproyeksikan turun pada tahun 2024 ini dibandingkan tahun 2023. Hal ini disebabkan turunnya harga nikel akibat pasokan yang berlebih.
Dilansir dari Kontan, Research Analyst MNC Sekuritas Alif Ihsanario mengatakan bahwa sentimen yang membayangi penambang nikel adalah kondisi kelebihan pasokan dari upaya hilirisasi yang agresif di Indonesia.
Pasokan yang berlebih karena persediaan rantai pasokan yang sudah menumpuk, ditambah dengan denyut ekonomi yang lesu dari China yang membuat harga anjlok. Teka-teki kelebihan pasokan ini diperkirakan akan berlanjut setidaknya hingga 2025, sehingga kinerja INCO tahun ini diperkirakan akan tertekan.
MNC Sekuritas memperkirakan pendapatan perseroan turun 18,69% menjadi US$ 1 miliar dan laba bersih turun 49,69% menjadi US$ 138 juta.
Prospek INCO juga tertahan karena ada juga kekhawatiran mengenai berkurangnya permintaan nikel karena meningkatnya preferensi industri kendaraan listrik terhadap baterai Lithium Ferro-Phosphate (LFP). Hal ini karena LFP memiliki siklus hidup yang lebih tinggi dan risiko yang lebih rendah dari termal.
Berbagai sumber, Fastmarkets dan ARK Investment telah menunjukkan kecenderungan bahwa baterai LFP akan semakin lazim di masa depan.
Pada 2033, baterai LFP diperkirakan akan mendominasi 48% pangsa pasar EV, energy storage system dan elektronik konsumen. Selanjutnya baru diikuti oleh baterai NMC sebesar 43%. Meski begitu, Alif melihat pasar EV di barat masih mendukung baterai NMC karena adanya kekhawatiran akan jarak tempuh.
Selain itu, menurut McKinsey, sel NMC811 sudah memiliki biaya bahan baku yang sama dengan LFP. Kesenjangan harga lebih tepat dikreditkan ke premi harganya, termasuk biaya produksi dan depresiasi, serta premi nilai tambah dan laba.
Pada 2021, premi harga terhadap biaya bahan baku untuk sel NMC811 mencapai sekitar 80%, jauh lebih besar daripada LFP yang hanya sekitar 35%. Menurutnya, harga akan menurun secara signifikan atau tidak tergantung pada kelonggaran kebijakan IRA di masa depan dengan memperhatikan implikasi FEOC.
Itulah beberapa ringkasan dari saham INCO yang perlu kamu ketahui. Setelah mengetahui bahwa ada analisis yanhg merekomendasikan, apakah kamu tertarik untuk beli saham INCO? Jika iya, kamu bisa membelinya sekarang juga, dari mana saja dan kapan saja lewat aplikasi AJAIB.
Dengan Ajaib, kamu bisa membeli saham hanya dengan modal mulai dari Rp100 ribu dengan aman dan tepercaya. Hal ini karena Ajaib telah terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan. Selain saham INCO, kamu juga bisa membeli saham dari emiten lainnya, atau membeli instrumen investasi reksa dana. Yuk mulai investasi kamu sekarang!
Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!
Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, hingga Aset Kripto di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online.
Ada berbagai fitur menarik yang tersedia untuk membantu Anda memaksimalkan potensi profit dari trading saham, salah satunya X-TRA Day Trading. Anda dapat menikmati X-TRA buying power hingga 7x lipat untuk maksimalkan potensi cuan.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib sekarang! Untuk investor crypto, Anda juga dapat mendownload aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.