Ajaib.co.id – Sebelum mencoba berinvestasi di obligasi, baiknya kamu kenali jenis risiko obligasi sebagai bahan antisipasi. Apa saja jenis risiko obligasi tersebut? Baca ulasan berikut ini.
Obligasi sebagai instrumen investasi yang dianggap sebagian besar aman. Namun, tidak ada investasi tanpa risiko. Bahkan, investor, yang mengambil risiko lebih besar, memperoleh pengembalian lebih besar dan sebaliknya.
Investor yang enggan mengambil risiko akan merasa gelisah selama periode perlambatan yang berselang, sementara investor yang suka risiko mengambil masa perlambatan seperti itu dengan cara yang positif dengan harapan mendapatkan pengembalian yang signifikan dari waktu ke waktu.
Oleh karena itu, menjadi penting bagi kita untuk memahami berbagai risiko yang terkait dengan investasi obligasi dan sejauh mana mereka dapat mempengaruhi pengembalian.
Jenis-Jenis Risiko Obligasi
1. Risiko Inflasi/Risiko Daya Beli
Risiko inflasi mengacu pada efek inflasi terhadap investasi. Ketika inflasi naik, daya beli pengembalian obligasi (pokok plus kupon/interest rate) menurun. Jumlah pendapatan yang sama akan membeli barang yang lebih sedikit. Misalnya, ketika tingkat inflasi 4%, setiap pengembalian Rp10.000.000 dari investasi obligasi hanya bernilai Rp9.600.000.
2. Risiko Tingkat Bunga
Risiko tingkat bunga mengacu pada dampak pergerakan suku bunga terhadap pengembalian obligasi. Ketika harga naik, harga obligasi menurun. Jika terjadi kenaikan suku bunga, daya tarik obligasi yang ada dengan pengembalian yang lebih rendah menurun dan karenanya harga obligasi tersebut turun.
Kebalikannya juga benar. Obligasi jangka pendek kurang terkena risiko ini, sementara obligasi jangka panjang memiliki probabilitas yang sangat tinggi untuk terpengaruh.
3. Risiko Reinvestasi
Probabilitas bahwa investor tidak akan dapat menginvestasikan kembali arus kas pada tingkat yang sebanding dengan pengembalian obligasi saat ini mengacu pada risiko reinvestasi. Hal Ini cenderung terjadi ketika tingkat pasar lebih rendah dari tingkat kupon obligasi.
Katakanlah, tingkat kupon obligasi Rp1.000.000 adalah 8%, sedangkan tingkat pasar yang berlaku adalah 4%. Kupon Rp80.000 yang diperoleh dari tingkat pasar yang berlaku kemudian akan diinvestasikan kembali pada 4%, bukan pada tingkat kupon 8%. Ini disebut risiko reinvestasi.
4. Risiko Kredit
Risiko kredit timbul karena ketidakmampuan penerbit obligasi untuk melakukan pembayaran tepat waktu kepada pemberi pinjaman. Hal ini menyebabkan arus kas yang terputus untuk pemberi pinjaman di mana kerugian mungkin berkisar dari sedang hingga parah. Sejarah kredit dan kapasitas untuk membayar adalah dua faktor terpenting yang dapat menentukan risiko kredit.
5. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas muncul ketika obligasi menjadi sulit untuk dilikuidasi di pasar yang sempit dengan sangat sedikit pembeli dan penjual. Pasar sempit dicirikan oleh likuiditas rendah dan volatilitas tinggi.
6. Risiko Pasar/Risiko Sistematis
Risiko pasar adalah probabilitas kerugian karena alasan pasar seperti perlambatan dan perubahan nilai tukar. Risiko pasar memengaruhi seluruh pasar secara bersamaan. Di pasar obligasi, betapapun bagusnya investasi, pasti akan kehilangan nilainya ketika pasar menurun. Risiko tingkat bunga adalah bentuk lain dari risiko pasar.
7. Risiko Awal/ Default
Risiko default didefinisikan sebagai ketidakmampuan perusahaan penerbit obligasi untuk melakukan pembayaran yang diperlukan. Risiko wanprestasi dipandang sebagai varian lain dari risiko kredit di mana perusahaan peminjam gagal memenuhi persyaratan yang disepakati di awal dalam masalah ini.
8. Risiko Peringkat
Investasi obligasi juga kadang-kadang dapat menderita dari risiko peringkat di mana banyak faktor khusus untuk obligasi serta lingkungan pasar mempengaruhi peringkat obligasi, sehingga menurunkan nilai dan permintaan obligasi.
Berbagai jenis risiko obligasi yang dijelaskan di atas hampir selalu menurunkan nilai kepemilikan obligasi. Penurunan nilai obligasi menurunkan permintaan, sehingga menyebabkan hilangnya opsi pembiayaan bagi perusahaan penerbit.
Sifat risiko tidak selalu mempengaruhi kedua belah pihak secara bersama-sama. Itu memang menguntungkan satu sisi pihak, sementara menimbulkan risiko bagi yang lain.
Keuntungan Memahami Risiko Obligasi
Meskipun keuntungan jangka waktu dari risiko adalah sebuah paradoks, sangat penting untuk memahami bahwa hanya risiko yang memperingatkan atau memberikan tanda-tandanya pada investor sebelumnya, sehingga mereka dapat mendiversifikasi portofolio mereka dan mengetahui apa yang akan terjadi. Ini tidak hanya mencegah keresahan pasar yang parah tetapi juga menciptakan pasar yang efisien.
Kesimpulan
Penilaian yang tepat dari setiap masalah obligasi untuk risiko di atas sangat penting untuk meminimalkan dampak. Pelaku pasar baru dapat dengan mudah ditipu oleh masalah yang terlihat bagus atau mudah di depan tetapi dirusak oleh begitu banyak risiko sehingga pembayaran akhirnya mungkin tidak menarik sama sekali.
Pengetahuan pasar yang baik sangat penting untuk investasi obligasi; Kalau tidak, investasi surga yang aman mungkin hanya menjadi kegiatan yang merugi.
Menghindari terlalu banyak ketergantungan pada jenis ikatan tertentu dapat membantu mengurangi risiko ini sampai batas tertentu. Beberapa instrumen utang dilengkapi dengan klausul yang bertujuan untuk meminimalkan jenis risiko tertentu. Misalnya, sekuritas yang dilindungi oleh otoritas, memiliki pengembaliannya terikat pada indeks harga konsumen.
Jika terjadi peningkatan inflasi (risiko inflasi), pengembalian juga disesuaikan sehingga mencegah investor dari kehilangan daya beli. Juga sangat penting untuk menilai risiko seseorang sebelum terjun ke investasi.