Investasi

Risiko Likuiditas dan Risiko Lainnya dalam Berinvestasi

risiko likuiditas

Ajaib.co.id – Risiko likuiditas merupakan salah satu risiko yang dapat terjadi saat berinvestasi di berbagai instrumen investasi. Salah satu instrumen investasi yang paling populer yakni saham juga tidak lepas dari risiko tersebut.

Tujuan dari berinvestasi adalah mendapatkan keuntungan dari selisih nilai investasi yang meningkat (capital gain). Ada banyak instrumen investasi yang menawarkan keuntungan besar ketika berinvestasi. Akan tetapi harus diingat, dibalik keuntungan besar ada risiko yang akan kamu alami saat berinvestasi. Hal ini yang akan membuat kamu lebih waspada dan teliti dalam menganalisis pergerakan pasar investasi.

Salah satu risiko dari berinvestasi adalah risiko likuiditas. Risiko satu ini berkaitan dengan dana investasi yang dimiliki apakah bisa cair atau tidak. Ketika permasalahan likuiditas ini mulai muncul, maka pihak yang berkewajiban untuk mencairkan dana akan tersendat, bahkan gagal. Di mana, pihak yang dimaksud ini adalah bank.

Nah, untuk memahami bagaimana terjadinya risiko likuiditas pada pihak yang berkewajiban mencairkan aset, simak penjelasannya berikut ini.

Terjadinya Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko yang satu waktu akan muncul karena kesulitan dalam menyediakan uang tunai pada jangka waktu tertentu. Kesulitan ini biasanya terjadi pada pihak pengutang yang tidak dapat menjamin hartanya untuk bisa dijual karena pasar atau pihak lain tidak tertarik dengan harta atau aset tersebut.

Walaupun aset atau harta tersebut memiliki nilai yang cukup untuk memenuhi kewajiban melunaskan hutang, namun aset tersebut tidak dapat dikonversikan ke uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Aset yang tidak dapat terjual ini disebut dengan istilah tidak likuid. Jika dibandingkan dengan penurunan harga aktiva secara drastis, hal ini jelas berbeda.

Nilai aktiva yang mengalami penurunan secara drastis ini terjadi karena pasar berpendapat bahwa aktiva tidak bernilai. Hal ini berarti pihak yang tertarik untuk membeli atau menukar aktiva tersebut tidak dapat dipertemukan. Risiko likuiditas ini biasanya terjadi pada pasar yang baru tumbuh, dalam hal ini biasanya bank-bank kecil atau sekuritas yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan di ranah perdagangan pasar sekunder.

Lalu apa yang menyebabkan suatu perusahaan atau pasar mengalami likuiditas? Pada dasarnya, risiko tersebut dapat terjadi karena buruknya atau kesalahan manajemen likuiditas dalam mengelola likuiditas. Hal ini ditambah dengan krisis global yang menyerang perekonomian suatu negara dan menyebabkan lembaga keuangan mempertahankan likuiditas yang memadai.

Hal ini justru menjadi kegagalan pihak bank dalam memenuhi kebutuhan bank sentral untuk menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem keuangan skala nasional demi menjaga ekonomi agar tetap stabil. Lalu, hal apa yang harus dilakukan suatu negara atau pihak yang berkewajiban menstabilkan perekonomian, baik skala nasional atau perusahaan?

Tiga Cara Tepat Melakukan Manajemen Risiko Likuiditas

Hal yang bisa dilakukan dalam mengatasi permasalahan risiko likuiditas adalah dengan mengambil cara secara tepat yaitu manajemen risiko likuiditas. Berikut cara yang bisa dilakukan:

  • Menetapkan kerangka kerja analitik, mengoptimalkan modal, serta mengukur pasar dan likuiditas.
  • Mengelola data secara baik meliputi informasi pasar, portofolio, pengembalian modal, dan analisis pasar likuiditas.
  • Mengintegrasikan manajemen risiko secara tepat mencakup penilaian portofolio, analisis skenario, dan nilai potensial guncangan pasar.

Beberapa Risiko yang Terjadi pada Investasi, Selain Likuiditas

Ada risiko lain yang dapat terjadi pada investasi yang kamu miliki. Untuk memahaminya, berikut ini beberapa risiko yang terjadi pada investasi:

Risiko Pasar

Pergerakan pasar di berbagai instrumen investasi memiliki risiko yang naik dan turun secara acak. NAB atau Nilai Aktiva Bersih ini dapat mengalami pergerakan naik dan turun disebabkan oleh sentimen pasar terhadap suatu nilai atau harga. Hal ini yang disebut dengan istilah risiko pasar dan akan selalu terjadi yang bisa dialami oleh kamu sebagai investor.

Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga ini biasanya terjadi pada jenis investasi pinjaman dan obligasi. Di mana, suku bunga bisa berubah satu waktu di pasaran dan akan mempengaruhi pendapatan investasi. Risiko suku bunga dapat diukur dengan jangka waktu obligasi. Misalnya, suku bunga obligasi sebesar 8-10 persen, lalu pemerintah mengeluarkan istilah Sukuk Ritel dengan perubahan suku bunga menjadi 12 persen.

Walaupun terlihat menguntungkan bagi investor, hal ini bisa membuat investor mengalami capital loss. Selain itu, penyebab dari perubahan kebijakan pemerintah ini bisa disebabkan oleh banyak hal seperti bencana, kerusuhan, isu tertentu, hingga resesi ekonomi.

Risiko Inflasi

Inflasi berkaitan dengan risiko daya beli, di mana harga akan terus meningkat seiring meningkatnya risiko inflasi. Hal ini akan mempengaruhi daya beli setiap masyarakat terhadap investasi karena nilai rupiah akan berkurang. Masyarakat akan lebih hati-hati dalam mengelola keuangan mereka dan jelas mempengaruhi investasi yang dimiliki.

Risiko Nilai Tukar Mata Uang

Risiko pada nilai tukar mata uang biasanya terjadi pada para investor valas atau valuta asing. Di mana, nilai rupiah yang melemah dan dikonversikan ke mata uang asing akan membuat para investor mengeluarkan dana lebih ketika membeli suatu mata uang asing untuk investasi.

Risiko Negara

Risiko negara biasanya sangat erat dengan risiko politik. Di mana, nilai investasi yang dimiliki akan berpengaruh ketika terjadi kondisi politik yang memanas. Hal ini biasanya akan mempengaruhi setiap kebijakan yang telah ditetapkan pada undang-undang. Hasil pembaruan kebijakan ini bisa membuat nilai investasi yang dimiliki merugi atau bahkan hilang. Oleh karena itu, setiap investor yang ingin berinvestasi di suatu negara harus melihat kondisi politik yang sedang terjadi.

Nah beberapa risiko yang dapat terjadi pada investasi, baik risiko likuiditas atau jenis lainnya, menjadi perhatian penting bagi para investor. Hal ini jelas akan mempengaruhi target keuntungan yang sudah kamu buat dan mungkin akan dicapai dalam waktu dekat. Bisa-bisa dalam sekejap, target itu bisa hilang dan rusak karena risiko-risiko yang terjadi pada investasi.

Dalam berinvestasi, tidak hanya keuntungan saja yang harus kamu targetkan, namun risiko juga menjadi hal penting. Oleh karena itu, jika kamu tidak ingin ambil pusing dengan risiko yang dapat terjadi pada jenis investasi tertentu, pilihlah instrumen investasi yang risikonya rendah namun keuntungan masih bisa kamu rasakan.

Salah satu instrumen investasi yang bisa mewujudkan hal tersebut adalah reksa dana. Investasi reksa dana kini bisa kamu lakukan secara online melalui smartphone dengan menggunakan aplikasi Ajaib. Ajaib merupakan media investasi yang dapat membantu kamu dalam berinvestasi khususnya reksa dana. Dengan menggunakan Ajaib, kamu bisa menemukan jenis reksa dana yang cocok dengan kebutuhan.

Investasi reksa dana bisa menjadi media kamu dalam merencanakan keuangan untuk kebutuhan di masa mendatang. Misalkan saja, kamu ingin membeli rumah, mobil, membuka bisnis, biaya pernikahan, dan masih banyak lainnya. Apalagi keuntungan yang ditawarkan dari investasi reksa dana cukup menarik dan risiko yang rendah. Yuk, download aplikasi Ajaib di smartphone kamu dan temukan kemudahan dalam berinvestasi sekarang.

Artikel Terkait