Ajaib.co.id – Rasulullah SAW dikatakan sebagai contoh budi pekerti yang baik untuk umatnya. Segala perilaku baiknya patut dicontoh oleh umatnya. Tidak hanya berkaitan dengan ibadah, tapi juga kehidupan sehari-harinya bisa kita tiru. Untuk itu kamu sebagai umat Islam perlu mengetahui cara mengelola keuangan ala Rasulullah SAW.
Nabi Muhammad SAW terkenal bijak dalam mengelola keuangannya. Beliau adalah seorang pedagang, sehingga mampu dan tahu cara menggunakan uangnya secara tepat. Kamu juga bisa mempraktikannya di kehidupan sehari-harimu. Inilah cara mengelola keuangan ala Rasulullah SAW yang patut diteladani.
1. Berbisnis
Di dalam hidupnya, Rasulullah SAW merupakan sosok yang pintar berdagang, bahkan dijuluki sebagal al-amin, yaitu sosok yang jujur oleh para koleganya karena beliau menjunjung kejujuran dalam berdagang. Beliau berdagang untuk memenuhi kebutuhannya.
Hal ini bisa kamu temukan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah kamu berdagang karena di dalamnya terdapat 90% pintu rezeki.” Ini adalah cara mengelola keuangan ala Rasulullah SAW yang tidak boleh kamu abaikan.
Apa yang beliau sebutkan dalam hadisnya rasa-rasanya benar apabila dikaitkan dengan keseharian kita. Pasalnya ketika berdagang kamu juga tidak akan menguntungkan dirimu sendiri, tapi para pekerja yang bekerja di bawahmu, dan orang lain yang juga bekerja sama denganmu.
Rasulullah SAW membantu menjual dagangan milik seorang saudagar wanita kaya raya Bani Asad dari suku Quraisy yang bernama Khadijah binti Khuwailid yang nantinya akan menjadi istrinya.
Rasulullah SAW disebut sebagai orang yang jujur juga karena hanya mengambil keuntungan sedikit. Karena apabila langsung banyak itu namanya serakah, sedangkan beliau tidak ingin mengacaukan sistem harga yang berlaku di pasaran.
Oleh sebab itu, dagangan beliau bisa laku keras dan beliau juga dinilai sebagai pedagang yang handal.
Untuk mendapatkan modal berdagang kamu bisa mengumpulkannya dari penghasilan per bulan. Mulai dari yang kecil tidak masalah karena nanti bisa menjadi besar.
2. Bersedekah
Selain berusaha sendiri dalam mencari penghasilan, Rasulullah SAW tidak lupa untuk berbagi pada orang yang layak mendapatkan bantuan. Beliau rutin bersedekah dari penghasilannya untuk kaum fakir miskin yang membutuhkan bantuan.
Sedekah yang Rasulullah SAW lakukan adalah 2,5% dari penghasilannya selama per bulan. Hal ini juga tertera pada Al Quran di surat Adz Dzariyat ayat 19.
Dari harta dan penghasilan yang kita miliki, ada hak orang lain yang harus disampaikan sebanyak 2,5%. Bersedekah tidak hanya dapat membantu orang yang butuh bantuan, tapi juga bisa membantu kita agar penghasilan yang kita terima itu penuh dengan keberkahan. Suatu hari nanti, sedekah itu akan dibalas oleh Allah SWT dengan rezeki yang lebih melimpah.
Kamu juga perlu bersedekah secara rutin. Bersedekah ini tidak hanya bisa membuat orang yang kamu berikan sedekah berbahagia, tapi orang yang bersedekah pun akan ikut bahagia. Sangat bagus untuk kesehatan mental. Bersedekah juga tidak akan membuatmu menjadi miskin.
Anggaran sedekah juga sudah cukup jelas, yaitu 2,5% per bulan untuk mereka yang mencapai jumlah penghasilan tertentu. Jika kamu tidak mampu mencapai 2,5% juga tidak masalah, kamu bisa bersedekah dengan jumlah semampunya.
3. Mencatat pengeluaran
Rasulullah SAW mengajarkan pada kita untuk mencatat pengeluaran supaya kita tahu ke mana saja pengeluaran itu kita gunakan. Karena setiap perbuatan kita, termasuk dalam mengeluarkan penghasilan akan diminta pertanggung jawabannya nanti di akhirat. Apakah pengeluaran itu dilakukan untuk hal-hal yang baik atau malah untuk hal yang buruk.
Tentu saja kita harus mengeluarkan uang kita untuk hal-hal yang baik, untuk kebutuhan kita. Jika kamu ingin menggunakannya untuk bersenang-senang, itu bisa saja dilakukan asal kesenangan yang baik.
Bukan mengeluarkan uang untuk hal yang tidak jelas, yang malah membuat kita merugi. Kita juga dilarang merugikan diri sendiri, yang nantinya malah menyusahkan kita.
4. Tidak mengumpulkan harta untuk hal yang tidak perlu
Cara mengelola keuangan ala Rasulullah SAW yang lain adalah mengajarkan pada umatnya untuk tidak mengumpulkan harta secara berlebihan, dan akhirnya malah tidak mau memberikan sebagian kelebihan hartanya itu pada orang lain yang membutuhkan. Hal ini bertentangan dengan aturan yang mengharuskanmu bersedekah pada saat kamu dicukupkan.
Kamu bisa saja mengumpulkan harta yang digunakan untuk masa depan nanti, yaitu pada masa tua. Dengan begitu, ketika masa tua itu tiba, kamu tidak akan kesulitan memenuhi kebutuhan karena sudah tidak produktif lagi dalam bekerja. Ini adalah cara yang diperbolehkan karena ada kebaikan untuk diri sendiri.
Mengumpulkan harta yang tidak diperbolehkan adalah yang tidak jelas apa tujuannya atau malah untuk dipamerkan dan disombongkan pada orang lain. Ini adalah hal yang dilarang. Harta yang dikumpulkan itu tidak akan meraih keberkahan.
5. Menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran
Cara mengelola keuangan ala Rasulullah SAW berikutnya adalah Rasulullah SAW menyarankan pada kita untuk menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran. Artinya jangan sampai pengeluaran lebih besar, sehingga membuat kita kesulitan. Dilarang membelanjakan uang secara berlebihan.
Lalu, kita juga tidak dianjurkan kikir alias tidak membagi rezeki untuk keluarga yang menjadi tanggung jawab kita. Keluarga yang menjadi tanggung jawab kita kebutuhannya harus tetap terpenuhi. Di sinilah kita belajar untuk tidak menjadi orang yang egois.
Segalanya harus kita perhitungkan dengan baik. Dengan begitu kamu dan keluarga tidak akan pernah merasakan kekurangan.
Seperti itulah cara mengelola keuangan ala Rasulullah SAW yang bisa kamu tiru dalam kehidupanmu. Semoga dengan begini, kamu bisa mengatur keuanganmu dengan sebaik-baiknya.